Surat Al-Waqi’ah Ayat 23

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

كَأَمْثَٰلِ ٱللُّؤْلُؤِ ٱلْمَكْنُونِ

Arab-Latin: Ka`amṡālil-lu`lu`il-maknụn

Artinya: Laksana mutiara yang tersimpan baik.

« Al-Waqi'ah 22Al-Waqi'ah 24 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Kandungan Mendalam Terkait Surat Al-Waqi’ah Ayat 23

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Waqi’ah Ayat 23 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam kandungan mendalam dari ayat ini. Ditemukan bermacam penafsiran dari beragam ahli tafsir terhadap kandungan surat Al-Waqi’ah ayat 23, antara lain seperti di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

20-24. Anak-anak muda belia itu mengelilingi mereka menyuguhkan buah-buahan yang mereka pilih, juga daging burung yang disukai oleh jiwa mereka. Mereka memiliki istri-istri yang bermata lebar seperti mutiara yang terlindungi keindahan dan kebeningnnya, sebagai balasan bagi mereka atas amal shalih yang mereka kerjakan di dunia.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

23. Seperti permata mutiara yang tersimpan di dalam cangkangnya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

23. كأمثال اللؤلؤ المكنون (laksana mutiara yang tersimpan baik)
Yakni mutiara yang belum tersentuh oleh tangan atau terkena debu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

23. Mereka sangat bersih baik dan putih layaknya mutiara yang masih terjaga dalam cangkangnya dan belum tersentuh oleh tangan


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{seperti menyerupai} seperti menyerupai {mutiara} mutiara {yang tersimpan} tersimpan di dalam cangkangnya


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

22-23. “Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara yang tersimpan baik,” maksudnya, para penghuni surga akan mendapatkan bidadari-bidadari yang bermata jeli. ‘alhauraa’ adalah wanita (bidadari) yang memiliki mata bercelak, manis, indah, dan mengagumkan, sedangkan ‘al’iinu’ adalah wanita yang matanya besar lagi indah menawan. Dan keindahan mata seorang wanita adalah di antara tanda terbesar akan kecantikan dan keindahannya.
“Laksana mutiara yang tersimpan baik,” maksudnya, bidadari-bidadari itu laksana mutiara putih jernih lagi indah yang terlindungi dari mata manusia, dari hembusan angin dan dari sinar matahari, di mana warnanya adalah warna yang paling baik dan tidak memiliki cacat sedikit pun. Demikian juga bidadari-bidadari yang bermata jeli tersebut yang tidak memiliki cacat sedikitpun, bahkan mereka adalah para bidadari yang memiliki sifat-sifat yang sempurna lagi indah dan menakjubkan. Apa pun yang engkau perhatikan padanya, maka engkau tidak akan mendapatkan melainkan semua yang membahagiakan hati dan menyenangkan pandangan.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 13-26
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang orang-orang yang paling dahulu yang didekatkan, bahwa mereka: Segolongan besar, yaitu segolongan dari orang-orang yang terdahulu dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian. Para mufasir berbeda pendapat tentang yang dimaksud firmanNya,"Al-awwalin" dan "Al-akhirin". Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan "Al-awwalin" adalah umat-umat terdahulu, sedangkan "Al-akhirin" adalah umat ini. Ini adalah riwayat dari Mujahid dan pendapat inilah yang dipilih Ibnu Jarir dengan alasan ada sabda Rasulullah SAW,”Kita adalah umat yang terakhir, tetapi yang paling dahulu pada hari kiamat”
Pendapat yang dipilih Ibnu Jarir dalam hal ini perlu ditinjau bahkan merupakan pendapat yang lemah karena umat ini adalah umat yang terbaik dengan nash Al-Qur'an, sehingga jauh jika orang-orang yang didekatkan ada pada selainnya dalam jumlah yang lebih banyak daripada umat ini, kecuali jika mereka semua digabungkan menjadi satu untuk mengimbangi umat ini. Yang jelas bahwa orang-orang yang didekatkan dari kalangan mereka jauh lebih banyak daripada umat-umat yang lain. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Jadi pendapat yang kedualah yang lebih kuat, yaitu yang mengartikan firmanNya: (segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu (13)) yaitu dari kalangan permulaan umat ini (dan segolongan yang kecil dari orang-orang yang kemudian (14)) yaitu dari umat ini.
Al-Hasan membaca firmanNya: (Dan orang-orang yang paling dahulu beriman merekalah yang paling dulu (masuk surga) (10) Mereka itulah orang yang didekatkan (kepada Allah) (11) Berada dalam surga kenikmatan (12) Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu (13)) dia berkata bahwa yang dimaksud adalah segolongan besar dari umat ini yang telah pergi. Diriwayatkan dari Muhammad bin Sirin, bahwa dia berjata tentang firmanNya: (Segolongan besar dari orang-orang yang terdahulu (13) dan segolongan kecil dari orang-orang yang kemudian (14)) dia berkata bahwa dahulu mereka berkata atau berharap semoga semuanya itu dari kalangan umat ini. Dapat diartikan bahwa makna ayat ini bersifat umum mencakup semua umat, yang masing-masing umat sesuai perhitungannya. Oleh karena itu disebutkan dalam hadits yang terdapat dalam kitab-kitab shahih dan lainnya bahwa Rasulullah SAW bersabda:”Sebaik-baik generasi adalah generasiku, kemudian orang-orang yang sesudah mereka, kemudian orang-orang yang sesudah mereka” sampai akhir hadits.
Firman Allah SWT: (Mereka berada di atas dipan yang bertahtakan emas dan permata (15)) Ibnu Abbas berkata bahwa itu dihiasi dengan emas, yaitu dilapisi dengannya. Demikian juga dikatakan Mujahid, Zaid bin Aslam, dan Qatadah
Ibnu Jarir berkata bahwa di antaranya juga dinamakan tali pengikat pelana yang ada di bawah perut unta. Kata itu mengikuti wazan “fa'il” yang maknanya “maf'ul”, karena menunjukkan sesuatu yang dipintal, maka demikian juga dipan-dipan di surga dihiasi dengan emas dan permata.
Firman Allah SWT; (seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan (16)) yaitu wajah sebagian dari mereka berhadapan dengan sebagian yang lain, tidak ada seorangpun yang berada di belakang yang lain. (Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda (17)) yaitu mereka tetap kekal dalam rupa yang sama, tidak menua, tidak beruban, dan tidak berubah (dengan membawa gelas, cerek, dan piala berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir (18) Adapun “Al-akwab” adalah gelas yang tidak ada pegangan dan moncongnya. Sedangkan “Al-abariq” adalah yang menghimpun kedua sifat tersebut, yaitu cerek. Semuanya diisi dengan khamr dari sungai khamr yang mengalir, bukan dari botol minuman, bahkan langsung dari sumbernya yang terus-menerus mengalir.
Firman Allah SWT: (mereka tidak pening karena meminumnya dan tidak pula mabuk (19)) yaitu kepala mereka tidak pusing dan akal mereka tidak tertutup, bahkan tetap normal dengan pengaruh yang menyenangkan dan merasakan kelezatan.
Mereka berkata tentang firmanNya: (dan tidak pula mabuk) yaitu tidak menghilangkan akal sehat mereka.
Firman Allah SWT: (dan buah-buahan dari apa yang mereka inginkan (20) dan daging burung dari apa yang mereka inginkan (21)) yaitu mengelilingi mereka dengan membawa segala macam buah-buahan yang mereka pilih.
Firman Allah SWT: (Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli (22) laksana mutiara yang tersimpan dengan baik (23)) Sebagian dari mereka membacanya dengan bacaan rafa’ yang bentuknya bagi mereka ada bidadari-bidadari yang bermata jeli di dalam surga. Sedangkan yang membaca jar mengandung dua makna; salah satunya bahwa i'rabnya dianggap mengikuti kalimat sebelumnya, sebagaimana firmanNya: (Mereka dikelilingi oleh anak-anak muda yang tetap muda (17) dengan membawa gelas, cerek, dan piala berisi minuman yang diambil dari air yang mengalir (18) mereka tidak pening karena meminumnya dan tidak pula mabuk (19) dan buah-buahan dari apa yang mereka inginkan (20) dan daging burung dari apa yang mereka inginkan (21) Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli (22)) Sebagaimana Allah SWT berfirman: (dan usaplah kepalamu dan (basuhlah) kedua kakimu (6)) (Surah Al-Maidah) dan (Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal) (Surah Al-Insan:21)
Makna yang kedua menunjukkan bahwa di antara anak-anak muda yang mengelilingi mereka terdapat juga bidadari-bidadari yang bermata jeli, tetapi hal ini terjadi di dalam istana-istana, bukan di kalangan sebagian mereka dengan sebagian lainnya, bahkan di dalam kemah masing-masing mereka dikelilingi oleh para pelayan surga dan bidadari-bidadari yang bermata jeli; hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Firman Allah SWT: (laksana mutiara yang tersimpan (23)) yaitu seakan-akan seperti mutiara dalam hal keputihan dan kejernihannya, sebagaimana yang disebutkan dalam surah Ash-Shaffat (seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik (49)) (Surah Ash-Shaffat) Dan telah disebutkan dalam surah Ar-Rahman gambaran tentang mereka. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan (24)) yaitu sajian yang Kami suguhkan kepada mereka merupakan balasan dari amal baik yang mereka kerjakan.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Di dalamnya mereka tidak mendengar perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa (25) tetapi mereka mendengar ucapan salam (26)) yaitu dalam surga mereka tidak mendengar perkataan yang tidak ada gunanya yaitu yang sia-sia atau yang mengandung makna yang kotor atau rendah, sebagaimana Allah SWT berfirman: (di dalamnya tidak kamu dengar perkataan yang tidak berguna (11)) (Surah Al-Ghasyiyah) yaitu, kalimat yang tidak ada gunanya.
(dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa) yaitu kata-kata yang mengandung keburukan (tetapi mereka mendengar ucapan salam (26)) yaitu hanya kata salam dari sebagian mereka kepada sebagian lain. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (salam penghormatan mereka ialah 'Salam' (Surah Ibrahim: 23) dan pembicaraan mereka juga bersih dari sia-sia dan yang mengandung keburukan


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Waqi’ah ayat 23: 22-23. Mereka juga memiliki bidadari, yang mereka adalah wanita-wanita yang cantik, yang memiliki mata-mata indah, yang terjaga dan suci sampai-sampai mereka seperti mutiara yang terjaga dan tak pernah tersentuh, istri-istri mereka di dunia, mereka Allah jadikan jauh lebih cantik dari bidadari.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Demikianlah bidadari itu, tidak ada cacatnya, bahkan sempurna sifatnya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Waqi’ah Ayat 23

22-24. Orang-orang yang beriman itu mendapat karunia dan nikmat saat di surga, dan di sekeliling mereka ada bidadari-bidadari yang cantik jelita dan bermata jeli. Mereka laksana mutiara yang tersimpan baik dan tidak ternoda oleh apa pun. Kami berikan kenikmatan itu sebagai balasan atas keimanan mereka kepada Allah dan kebaikan apa saja yang mereka kerjakan di dunia


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beraneka penjelasan dari beragam mufassirun berkaitan makna dan arti surat Al-Waqi’ah ayat 23 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk kita bersama. Bantu kemajuan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Konten Cukup Sering Dikunjungi

Baca banyak topik yang cukup sering dikunjungi, seperti surat/ayat: At-Taubah 103, An-Nahl, Ali ‘Imran 173, Tiga (3) Terakhir al-Baqarah, Luqman 12, Al-Baqarah 255. Serta Yusuf 87, An-Nahl 97, Al-Kautsar 2, Al-Baqarah 156, Az-Zalzalah 7-8, At-Talaq 3.

  1. At-Taubah 103
  2. An-Nahl
  3. Ali ‘Imran 173
  4. Tiga (3) Terakhir al-Baqarah
  5. Luqman 12
  6. Al-Baqarah 255
  7. Yusuf 87
  8. An-Nahl 97
  9. Al-Kautsar 2
  10. Al-Baqarah 156
  11. Az-Zalzalah 7-8
  12. At-Talaq 3

Pencarian: 10 surat pendek yang mudah dihafal latin, doa sesudah shalat duha, contoh 10 dalil tentang akhlak, surat an naba 1-40 arab saja, ayat ayat syifa

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: