Surat Al-Waqi’ah Ayat 79

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

لَّا يَمَسُّهُۥٓ إِلَّا ٱلْمُطَهَّرُونَ

Arab-Latin: Lā yamassuhū illal-muṭahharụn

Artinya: Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.

« Al-Waqi'ah 78Al-Waqi'ah 80 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Berharga Tentang Surat Al-Waqi’ah Ayat 79

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Waqi’ah Ayat 79 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam hikmah berharga dari ayat ini. Diketemukan beragam penjabaran dari beragam mufassirin berkaitan kandungan surat Al-Waqi’ah ayat 79, misalnya sebagaimana di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

77-79. bahwa sesungguhnya al-Quran yang turun kepada Muhammad ini adalah al-Quran yang manfaatnya agung, kebaikannya banyak, ilmunya melimpah, dalam sebuah kitab yang terjaga dan tertutup dari mata-mata makhluk, yaitu kitab yang ada di tangan para malaikat. Tidak menyentuh al-Quran kecuali para malaikat yang mulia yang Allah sucikan mereka dari aib-aib dan dosa-dosa, dan tidak disentuh juga kecuali oleh orang-orang yang menyucikan diri dari syirik, junub, dan hadats.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

79. Tidak ada yang bisa menyentuhnya kecuali malaikat yang disucikan dari dosa dan aib.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

79. لَّا يَمَسُّهُۥٓ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ (tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan)
Yakni tidak ada yang menyentuh kitab yang terjaga itu kecuali makhluk-makhluk yang disucikan, yaitu para malaikat. Adapun setan tidak akan mampu menyentuhnya. Dan ayat ini menunjukkan bahwa al-Qur’an tidak boleh dipegang oleh orang kafir, orang junub, atau orang yang berhadats; dan ia harus dihindarkan dari tempat-tempat yang najis.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1). Sebagaimana halnya lauh mahfuzh yang di atasnya tertulis huruf-huruf Al-Qur’an tidak dapat disentuh kecuali dengan tubuh yang suci, maka makna dari ayat-ayat Al-Qur'an hanya dapat dirasakan oleh hati yang suci, dan itulah hati orang-orang yang bertakwa.

2). Al-Bukhari mengomentari tentang firman Allah ta'ala: { لَّا يَمَسُّهُۥٓ } "tidak menyentuhnya..." beliau berkata: “Tidak seorang pun akan menemukan rasanya dan manfaatnya kecuali mereka yang beriman kepada Al-Qur'an, dan tidak ada yang mampu memikul kebenarannya kecuali orang-orang yang setia dengan keimanannya" Ibnu Hajar berkata: "maksudnya: bahwa tidak akan menemukan rasa dan manfaatnya kecuali orang yang beriman dan yakin bahwa itu berasal dari Allah ﷻ, Dialah orang yang bersuci dari kekafiran, dan hanya orang yang bersuci dari kebodohan dan keraguanlah yang akan membawa kebenarannya, bukan orang lalai yang tidak beramal dengannya”


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

79. Tidak akan tersentuh makna Alquran kecuali orang yang suci dari dosa, yaitu para Malaikat, atau juga tidak boleh menyentuhnya kecuali orang yang suci dari hadas/ dalam keadaan berwudhu


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{Tidak ada yang menyentuhnya, kecuali orang-orang yang disucikan} para malaikat yang disucikan dari dosa


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

79. “Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.” Maksudnya bahwa al-Quran itu tidak disentuh kecuali oleh para malaikat yang mulia, yang mana Allah telah menyucikan mereka dari segala kesalahan, dosa, dan cela. Apabila al-Quran itu tidak didsentuh kecuali oleh para malaikat yang disucikan, dan bahwasanya makhluk-makhluk yang keji dan setan-setan tidak memiliki kemampuan maupun kekuatan untuk menyentuhnya, maka ayat ini menunjukkan adanya peringatan bahwasanya tidaklah boleh menyentuh al-Quran kecuali orang yang suci, sebagaimana disebutkan di dalam hadist Rasulullah. Karena itulah ada yang berpendapat bahwa ayat ini merupakan khabar yang bermakna larangan, maksudnya tidak boleh menyentuh al-Quran kecuali orang yang suci.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 75-82
Apa yang dikatakan mayoritas ulama bahwa ini memang sumpah dari Allah SWT. Dia bersumpah dengan menyebut apa yang Dia kehendaki dari makhlukNya, ini menunjukkan keagunganNya. Kemudian sebagian mufasir berkata bahwa huruf “la” merupakan zaidah. Maka bentuknya adalah "Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang" Pendapat ini diriwayatkan Ibnu Jarir dari Sa'id bin Jubair, dan yang menjadi jawab qasam itu adalah: (sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia (77))
Ulama lainnya berkata bahwa huruf “la” ini bukanlah zaidah yang tidak bermakna, bahkan didatangkan pada permulaan qasam, apabila yang menjadi objek sumpahnya dinafikan, seperti perkataan Aisyah.”Tidak, demi Allah, tangan Rasulullah SAW sama sekali belum pernah menyentuh tangan wanita lain" Demikian juga di sini, bahwa bentuknya adalah “Tidak, Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang, perkaranya tidaklah seperti yang kalian duga terhadap Al-Qur'an, bahwa Al-Qur'an itu sihir atau ilmu perdukungan, melainkan Al-Qur'an adalah bacaan yang mulia"
Ibnu Jarir berkata bahwa sebagian ulama bahasa Arab berkata tentang firmanNya: (Maka Aku bersumpah) bahwa urusan ini tidaklah seperti yang kalian katakan, kemudian sesudah itu dikatakan Aku bersumpah. Para mufasir berbeda pendapat tentang firmanNya: (tempat beredarnya bintang-bintang) Ibnu Abbas berkata bahwa yang dimaksud adalah berangsur-angsur turunnya Al-Qur'an, karena sesungguhnya Al-Qur'an itu diturunkan dalam satu jumlah di malam Lailatul Qadar dari langit tertinggi ke langit dunia, kemudian diturunkan ke bumi secara berangsur-angsur selama bertahun-tahun. Kemudian Ibnu Abbas membaca ayat ini.
Mujahid juga berkata bahwa yang dimaksud adalah tempat beredarnya bintang-bintang di langit. Dikatakan bahwa maknannya adalah tempat terbitnya bintang-bintang.
Demikian juga dikatakan Al-Hasan dan Qatadah dan inilah yang dipilih Ibnu Jarir.
Diriwayatkan dari Qatadah bahwa makna yang dimaksud adalah tempat beredarnya bintang-bintang.
Firman Allah: (Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui (76)) yaitu, sesungguhnya sumpah yang Aku sampaikan ini benar-benar sumpah yang besar. Seandainya kalian mengetahui kebesarannya, maka kalian memuliakan apa yang disebutkan di dalamnya (sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah bacaan yang mulia (77)) yaitu, Al-Qur'an yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW benar-benar kitab yang agung (pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuz) (78)) yaitu dimuliakan di dalam kitab yang dimuliakan, dipelihara dan diagungkan.
(tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan)
Ibnu Zaid berkata bahwa orang-orang Quraisy mempunyai dugaan bahwa Al-Qur'an ini diturunkan oleh setan. Maka Allah memberitahukan bahwa Al-Qur'an ini tidak dapat disentuh kecuali oleh orang-orang yang disucikan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan Al-Qur’an itu bukanlah dibawa turun oleh setan-setan (210) Dan tidaklah patut mereka membawa turun Al-Qur’an itu, dan mereka pun tidak akan kuasa (211) Sesungguhnya mereka benar-benar dijauhkan dari mendengar Al-Qur’an itu (212) (Surah Asy-Syu'ara’) Pendapat ini cukup baik dan tidak menyimpang dari pendapat-pendapat yang sebelumnya.
Ulama lainnya berkata tentang firmanNya: (tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan (79)) yaitu yang suci dari junub dan hadas. Mereka berkata bahwa kata ayat merupakan kalimat berita, tetapi makna yang dimaksud adalah perintah. Mereka berkata bahwa yang dimaksud dengan Al-Qur'an di sini adalah mushaf, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah SAW melarang bepergian membawa Al-Qur'an ke negeri musuh karena dikhawatirkan Al-Qur'an itu dirampas oleh musuh. Dan mereka menguatkan pendapatnya dengan hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam kitab Muwatta'nya dari Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm tentang dengan surat yang dikirim Rasulullah SAW kepada Amr bin Hazm, bahwa tidak boleh menyentuh Al-Qur'an kecuali orang yang suci.
Firman Allah SWT: (Diturunkan dari Tuhan alam semesta (80)) yaitu, Al-Qur'an ini diturunkan dari Allah Tuhan alam semesta, dan bukanlah seperti apa yang mereka katakan bahwa Al-Qur'an adalah sihir, ilmu perdukunan atau syair, bahkan Al-Qur’an itu benar yang tidak ada keraguan padanya, dan tidaklah di baliknya kebenaran yang bermanfaat.
Firman Allah SWT: (Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Qur’an ini? (81))
Mujahid berkata tentang firmanNya, (menganggap remeh) yaitu kalian ingin mendukung dan bersandar kepada mereka dalam hal itu.
(kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah) (82)) Sebagian ulama berkata tentang firmanNya: (kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan)) yaitu rasa syukur kalian (dengan mendustakan (Allah)) yaitu kalian mendustakannya sebagai ganti bersyukur. Diriwayatkan dari Ali dan Ibnu Abbas bahwa keduanya membaca ayat ini dengan bacaan berikut: "Dan kalian menjadikan rasa syukur kalian dengan mendustakan". Ibnu Jarir berkata bahwa telah diriwayatkan dari Al-Haitsam bin Addi, bahwa menurut dialek kabilah Azad Syanu’ah disebutkan “Razaqa Fulanun” maknannya Fulan bersyukur.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah) (82)) dia berkata bahwa ucapan mereka tentang bintang-bintang itu. ”Kami diberi hujan oleh bintang ini dan bintang itu" Maka demikian juga dijawab, "Katakanlah bahwa hujan dan rezeki itu dari sisi Allah"
Qatadah berkata bahwa Hasan Al-Bashri bahwa seburuk-buruk apa yang diambil oleh suatu kaum untuk diri mereka sendiri adalah tidaklah mereka diberi rezeki berupa Kitab Allah, melainkan mendustakannya. Makna yang dimaksud dari ucapan Al-Hasan ini adalah,”Kalian menjadikan bagian kalian dari Kitab Allah adalah dengan mendustakannya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman sebelumnya: (Maka apakah kamu menganggap remeh saja Al-Qur’an ini? (81) Kamu mengganti rezeki (yang Allah berikan) dengan mendustakan (Allah) (82))


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Waqi’ah ayat 79: 77-80. Allah menyebutkan dengan sumpah kepada Al Qur’an Al Karim, Allah berkata : Ketahuilah wahai manusia bahwa Al Qur’an ini adalah sempurna bagi kebaikan seorang hamba di dunia dan akhirat. Al Qur’an terjaga dan tertulis pada kitab yang ada di sisi Allah, dan dikatakan bahwa itu adalah lauhul mahfudz, dikatakan juga bahwasanya ia adalah mushaf yang dihadapan kita sekarang. Al Qur’an ini tidak disentuh kecuali oleh para malaikat yang suci, inilah yang kuat dari ayat ini, dan tidaklah Al Qur’an ini disentuh kecuali yang telah bersih dari kesyirikan dan yang sedang junub serta hadats kecil. Allah kemudian mengabarkan bahwa Al Qur’an diturunkan dari sisi Allah.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni tidak ada yang menyentuh Al Qur’an selain hamba-hamba yang disucikan, yaitu para malaikat yang yang mulia, dimana Allah Subhaanahu wa Ta'aala menyucikan mereka dari dosa-dosa dan cacat. Menurut sebagian ulama, ayat ini mengingatkan, bahwa tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali orang yang suci. Oleh karena itu, ada yang berpendapat, bahwa ayat ini meskipun bentuknya berita, namun terdapat larangan, yaitu tidak boleh menyentuh Al Qur’an kecuali orang yang suci.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Waqi’ah Ayat 79

77-80. Allah bersumpah bahwa sesungguhnya Al-Qur'an yang berisi tuntunan-Nya ini adalah bacaan yang sangat mulia. Wahyu Allah ini tertulis pada kitab yang terpelihara, yaitu lauh mahfuz yang selalu terjaga, sehingga tidak ada yang dapat menyentuhnya kecuali hamba-hamba-Nya yang disucikan. Sungguh, Al-Qur'an ini diturunkan dari tuhan seluruh alam


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah beberapa penjelasan dari para mufassirun terkait makna dan arti surat Al-Waqi’ah ayat 79 (arab-latin dan artinya), semoga menambah kebaikan bagi ummat. Sokonglah syi'ar kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Tersering Dikaji

Tersedia berbagai topik yang tersering dikaji, seperti surat/ayat: An-Nur 26, Al-Insyirah 6, Thaha, Al-Baqarah 168, Al-Jumu’ah 10, Ali ‘Imran 110. Termasuk Al-Jatsiyah, Al-Baqarah 152, Al-Ahzab 56, Al-Anfal, An-Nisa 29, An-Nisa 146.

  1. An-Nur 26
  2. Al-Insyirah 6
  3. Thaha
  4. Al-Baqarah 168
  5. Al-Jumu’ah 10
  6. Ali ‘Imran 110
  7. Al-Jatsiyah
  8. Al-Baqarah 152
  9. Al-Ahzab 56
  10. Al-Anfal
  11. An-Nisa 29
  12. An-Nisa 146

Pencarian: ali imran surat ke, ayat poligami an-nisa ayat 3, innamaalusriyusra artinya, surah al maidah ayat 87-88, 17.32 al isra

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: