Surat An-Naba Ayat 4

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

كَلَّا سَيَعْلَمُونَ

Arab-Latin: Kallā saya'lamụn

Artinya: Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui,

« An-Naba 3An-Naba 5 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Berkaitan Dengan Surat An-Naba Ayat 4

Paragraf di atas merupakan Surat An-Naba Ayat 4 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam pelajaran menarik dari ayat ini. Terdapat aneka ragam penafsiran dari beragam ahli ilmu terhadap kandungan surat An-Naba ayat 4, antara lain seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

4-5. Perkaranya tidak seperti yang diklaim oleh orang orang musyrik itu.mereka akan tahu akibat dari pendustaan mereka,mereka akan melihat apa yang akan Allah lakukan terhadap mereka pada hari kiamat, Kemudian mereka akan meyakini kebenaran apa yang dibawa oleh Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam yaitu al-quran dan kabar kebangkitan.ini adalah ancaman dan peringatan keras bagi mereka.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

4-5. Akan tetapi kenyataannya bukan seperti yang didustakan oleh orang-orang yang menyesatkan itu. kelak mereka akan mengetahui akibat dari pendustaan mereka, kemudian mereka akan memastikannya pada hari kiamat.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

4. Sebenarnya Al-Qur`ān itu tidaklah sebagaimana anggapan mereka. Dan orang-orang yang mendustakan Al-Qur`ān akan mengetahui akibat buruk pendustaan mereka.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

4-5. كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui)
Ayat ini adalah bantahan bagi mereka. Yakni mereka akan mengetahui akibat dari pendustaan mereka. Kemudian Allah mengulangi bantahan ini, dengan firman-Nya:
ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka mengetahui)
Pengulangan ini sebagai penekanan dalam bantahan-Nya.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

4. “Tidak!” : Ungkapan untuk menghalangi dan menghentikan pertanyaan mereka. Mereka akan mengetahui bahwa mereka kelak akan dibangkitkan dan segala amal akan dihitung, bahwa itu suatu kebenaran


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Sekali-kali tidak Kelak mereka akan mengetahui


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 1 – 5
Maknanya, tentang apakah yang ditanyakan oleh orang-orang yang mendustakan tanda-tanda kebesaran Allah itu? Selanjutnya Allah menjelaskan apa yang mereka pertanyakan tersebut seraya berfirman, “Tentang berita yang besar, yang mereka perselisihkan tentangnya,” yakni, tentang berita besar yang mereka perdebatkan dan telah tersebar di antara mereka tentangnya untuk mendustakan dan mengaggap mustahil. Padahal itulah berita yang tidak perlu diragukan dan dibimbangkan. Tapi mereka yang mendustakan tidak percaya akan bertemu dengan Rabb mereka meski seluruh tanda tanda kebesaran Allah datang pada mereka hingga mereka melihat siksaan yang pedih. Karena itu Allah berfiirman, “Sekali kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali kali tidak; kelak mereka akan mengetahui,” yakni, mereka akan mengetahui bila siksaan menimpa mereka yang dulu mereka dustakan pada saat, “mereka didorong ke neraka jahannam dengan sekuata kuatnya.” (Ath-Thur: 13), dan berkata pada mereka,
“inilah neraka yang dahulu kamu selalu mendustakannya.” (Ath-Thur: 14)


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-16
Allah SWT berfirman seraya mengingkari orang-orang musyrik karena mereka saling bertanya tentang hari kiamat dengan mengingkari kejadiannya (Tentang apakah mereka saling bertanya? (1) Tentang berita yang besar (2)) yaitu apakah yang mereka pertanyakan? Tentang perkara hari kiamat, yaitu berita yang besar, yakni berita yang mengerikan dan mengejutkan. Qatadah berkata tentang firmanNya (Tentang berita yang besar) yaitu kebangkitan setelah kematian.
Mujahid berkata bahwa itu adalah Al-Qur'an, tetapi yang jelas adalah pendapat yang pertama, berdasarkan firmanNya: (yang mereka perselisihkan tentang ini (3)) yaitu, manusia dalam hal ini ada dua, ada yang beriman dan ada yang ingkar.
Kemudian Allah SWT berfirman seraya mengancam orang-orang yang mengingkari hari kiamat (Sekali-kali tidak, kelak mereka akan mengetahui (4) kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui (5)) Ini adalah ancaman keras dan peringatan tegas. Kemudian Allah menjelaskan tentang kekuasaanNya yang agung melalui penciptaanNya terhadap segala sesuatu yang menakjubkan yang menunjukkan kekuasaanNya atas segala sesuatu yang Dia kehendaki, termasuk perkara kebangkitan dan lainnya. Maka Allah SWT berfirman: (Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? (6)) yaitu, dihamparkan dan ditundukkan bagi mereka, lagi tetap, tenang, dan kokoh (dan gunung-gunung sebagai pasak? (7)) yaitu, Dia menjadikan padanya pasak-pasak untuk memancangkan, mengokohkan dan memantapkannya sehingga bumi menjadi tenang dan tidak mengguncangkan apa yang ada di atasnya. Kemudian Allah berfirman: (dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan (8)) yaitu dari jenis laki-laki dan perempuan, masing-masing dapat menikmati dengan lawan jenisnya, maka berkembang biaklah mereka. Sebagaimana firmanNya: (Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang) (Surah Ar-Rum:21)
Firman Allah SWT: (dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat (9)) yaitu berhenti dari bergerak agar kalian mendapatkan istirahat dari banyaknya gerakan dan upaya mencari penghidupan di sepanjang siang. Ini telah dijelaskan dalam surah Al-Furqan. (dan Kami jadikan malam sebagai pakaian (10)) yaitu yang menutupi semua manusia dengan kegelapan dan kehitamannya, sebagaimana Allah berfirman: (dan malam apabila menutupinya (4)) (Surah Asy-Syams)
Firman Allah (dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan (11)) yaitu, Kami menjadikannya terang benderang dan bercahaya agar manusia dapat bergerak, pergi, dan datang untuk mencari penghidupan, berusaha, berniaga, dan melakukan urusan lainnya.
Firman Allah SWT: (dan Kami bangun di atas kalian tujuh buah (langit) yang kokoh (12)) yaitu tujuh langit keluasan, ketinggian, kekokohan, kerapian dan hiasannya dengan bintang-bintang, baik yang tetap maupun yang beredar. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (dan Kami jadikan pelita yang amat terang (13)) yaitu matahari yang menerangi alam, yang cahayanya menerangi semua penduduk bumi.
Firman Allah SWT: (dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah (14))
Diriwayatkan dari dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (dan Kami turunkan dari awan) dia berkata bahwa yang dimaksud adalah angin. Demikian juga dikatakan Ikrimah, Mujahid, Qatadah, dan Muqatil bahwa yang dimaksud adalah angin. Makna pendapat ini adalah bahwa itu adalah angin yang meniup hujan yang ada di awan
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya (dari awan) yaitu dari awan, Demikian juga dikatakan oleh Abu Al-’Aliyah, Ar-Rabi’ bin Anas, dan itu dipilih Ibnu Jarir.
Al-Farra’ berkata bahwa itu adalah awan yang mengandung air hujan dan belum diturunkan, sebagaimana dikatakan terhadap seorang wanita yang “mu’shir” ketika masa haidnya tiba, sedangkan dia belum haid.
Diriwayatkan dari Al-Hasan dan Qatadah bahwa firmanNya (minal mu’shirat) adalah dari langit.
Pendapat ini gharib. Dan yang jelas adalah bahwa yang dimaksud dengan mu’shirat adalah awan sebagaimana Allah SWT berfirman: (Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya) (Surah Ar-Rum: 48) yaitu di antaranya
Firman Allah: (air yang banyak tercurah) Mujahid, Qatadah, dan Ar-Rabi' bin Anas berkata bahwa makna (tsajjajan) adalah tercurah.
Ibnu Zaid berkata bahwa maknannya banyak.
Ibnu Jarir berkata bahwa tidak diketahui dalam perkataan orang Arab untuk menggambarkan hal yang banyak dengan kata “ats-tsajj”, melainkan curahan yang berturut-turut. Termasuk di dalamnya adalah sabda Nabi SAW,”Haji yang paling utama adalah yang banyak debunya dan banyak mengalirkan darah kurban, yaitu mengalirkan darah hewan kurban” Demikanlah yang dikatakan
Firman Allah SWT: (supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan (15) dan kebun-kebun yang lebat? (16)) yaitu dengan air yang banyak, baik, bermanfaat, dan mengandung keberkahan ini Kami mengeluarkan (biji-bijian) untuk manusia dan hewan, dan (tumbuh-tumbuhan) yaitu tumbuhan hijau yang dapat dimakan saat mentah, (kebun-kebun), yaitu taman-taman dan kebun-kebun berupa buah-buahan yang beragam rasa dan aromanya, yang semua itu dapat dijumpai dalam satu kawasan tanah yang lebat. Oleh karena itu Allah berfirman (dan kebun-kebun yang lebat? (16))
Ibnu Abbas dan lainnya berkata bahwa (alfafan) adalag lebat. Hal ini sebagaimana firmanNya: (Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanam-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian tanam-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya) (Surah Ar-Ra'd: 4)


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Dalam kaidah bahasa arab kata كلَّا disebut sebagai huruf zajar yang berarti teguran, peringatan, atau cercaan, Allah menegur mereka (orang-orang kafir) atas perselilisihan yang terjadi diantara mereka, kemudian Dia mengatakan ( سَيَعْلَمُوْنَ ) kelak mereka akan mengetahui yaitu apa yang Rasul telah kabarkan kepada mereka

Mereka akan mengetahui hal itu dalam waktu yang sangat dekat, dan pertama-tama yang manusia akan ketahui ketika kematian menjemput mereka, dan ketika itu barulah mereka beriman akan berita yang datang kepada mereka, dan meyakininya; jika telah tampak kepadanya kehidupan akhirat barulah ia beriman, akan tetapi keimanan itu tidak lagi bermanfaat baginya dan sama sekali keimanan itu tidak akan diterima disisi Allah; karena ia telah berpindah ke alam kenyataan, dan tidak satupun yang mengingkari hal itu, dan sesungguhnya sebagian manusia menyangkal akan adanya Ghaib, atau bahkan sebagian besar dari mereka.

Tapi ketika kematian telah tiba dan kehidupan akhirat telah nampak, dan malaikat telah menghampirinya; maka ketika itu barulah mereka beriman, akan tetapi keimanan itu sama sekali tidak bermanfaat baginya hanya dengan waktu yang sesingkat itu, oleh karena itu Allah mengatakan ( سَيَعْلَمُنَ ) yakni : dalam waktu dekat mereka akan mengetahui dan menyaksikan apa yang telah mereka ingkari, (َثُمَّ كَلاَّ سَيَعْلَمُوْن ) kemudian Allah kembali menekankan bahwa kelak mereka benar-benar akan mengetahuinya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

Oleh karenanya Allah Subhaanahu berfirman pada ayat ini:
كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (4) ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُونَ (5)
“ Sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui.” Kalimat yang kedua (yakni ayat kelima) adalah taukid (penguat) dari segi makna, meskipun kalimat tersebut bukanlah disebut taukid menurut istilah para pakar ilmu nahwu. Karena kalimat ini terpisah dengan kalimat sebelumnya dengan huruf ‘athaf (yaitu ثُمَّ [tsumma]) sedangkan taukid menurut pakar ilmu nahwu tidaklah boleh terpisah dengan huruf. Adapun yang dimaksud pengetahuan adalah pengetehuan secara yakin yang akan mereka saksikan sesuai dengan berita yang telah sampai kepada mereka saat di dunia (berupa berita hari akhir dan kebangkitan)


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Naba ayat 4: 4-5. Kemudian Allah mengancam (memberi peringatan) atas mereka, Allah katakan : Bahwa tidaklah demikian urusannya (sebagaimana mereka kaum musyrikin katakana dan yakini), dimana mereka mengingkari hari kebangkitan (setelah kematian menimpa diri mereka); Yang benar adalah sebagaimana (yang dikatakan) oleh Rasulullah yang ia adalah utusan Allah yang jujur dengan apa yang di amanahkan oleh Rabb nya. Dan bahwasanya Al Qur’an adalah kebenaran, dan suatu saat mereka yaitu orang-orang yang mendustakan pasti akan mengetahui akibat pendustaan mereka, dan akan bertambah penyesalan mereka ketika mereka melihat neraka dihadapannya (secara nyata) melalui mata-mata mereka dan kejelasan yang nyata. Memang pantas bagi mereka mendapatkan adzab dan siksaan (yang demikian).


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Ini adalah sanggahan terhadap pendapat orang-orang kafir Mekah yang mengingkari hari berbangkit dan hari kiamat.

Sesuatu yang akan menimpa mereka akibat keingkaran mereka.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Naba Ayat 4

Tidak! persoalan yang sebenarnya tidak seperti apa yang mereka duga. Kelak, pada hari kebangkitan itu benar-benar tiba, mereka akan mengetahui hakikat persoalan yang sebenarnya. 5. Allah menegaskan sekali lagi. Sekali lagi tidak! kelak mereka akan mengetahui hakikat persoalan yang sebenarnya ketika hari kebangkitan itu benar-benar tiba.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah beberapa penjabaran dari banyak pakar tafsir berkaitan makna dan arti surat An-Naba ayat 4 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah untuk kita. Sokonglah usaha kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Tersering Dibaca

Baca ratusan konten yang tersering dibaca, seperti surat/ayat: An-Nur 31, Al-Ahzab 59, Al-Baqarah 165, An-Nisa 1, Al-Isra 24, Al-Anbiya. Ada pula Al-‘Ankabut 45, An-Nur, Al-Mukminun 1-11, Al-‘Ashr 2, Ali ‘Imran 185, Az-Zalzalah 7.

  1. An-Nur 31
  2. Al-Ahzab 59
  3. Al-Baqarah 165
  4. An-Nisa 1
  5. Al-Isra 24
  6. Al-Anbiya
  7. Al-‘Ankabut 45
  8. An-Nur
  9. Al-Mukminun 1-11
  10. Al-‘Ashr 2
  11. Ali ‘Imran 185
  12. Az-Zalzalah 7

Pencarian: ...

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: