Surat Al-Buruj Ayat 9

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ

Arab-Latin: Allażī lahụ mulkus-samāwāti wal-arḍ, wallāhu 'alā kulli syai`in syahīd

Artinya: Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu.

« Al-Buruj 8Al-Buruj 10 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Mendalam Tentang Surat Al-Buruj Ayat 9

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Buruj Ayat 9 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir mendalam dari ayat ini. Terdapat beraneka penafsiran dari banyak mufassirin terhadap kandungan surat Al-Buruj ayat 9, misalnya seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

1-9. Allah bersumpah dengan langit yang memiliki orbit orbit yang dilewati oleh beredarnya matahari dan rembulan, Dan juga dengan hari kiamat yang Allah janjikan kepada manusia akan mengumpulkan mereka padanya, Dengan saksi yang bersaksi dan yang disaksikan. Allah bersumpah dengan apa yang dia kehendaki dari makhluk-makhlukNYA, adapun makhluk, mereka tidak boleh bersumpah dengan selain Allah, karena bersumpah dengan selain Allah adalah syirik, Bahwa dilaknat orang-orang yang membuat parit-parit besar di bumi untuk menyiksa orang orang beriman, Mereka menyalakan api yang besar pada parit-parit itu, Manakala mereka duduk ditepi parit-parit dan tidak meninggalkannya. Mereka hadir menyaksikan apa yang mereka lakukan terhadap orang-orang beriman, berupa hukuman dan siksaan. Mereka itu tidak menyiksa orang orang beriman dengan siksa yang berat itu kecuali karena orang-orang beriman itu beriman kepada Allah yang maha perkasa yang tidak terkalahkan, maha terpuji dalam perkataan,perbuatan dan sifat sifatNYA, Pemilik langit dan bum, dan Allah maha menyaksikan segala sesuatu,tidak ada sesuatu pun yang samar bagi-Nya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

9. Żat Yang hanya Dia semata yang memiliki Kerajaan langit dan bumi, dan Dia mengetahui segala sesuatu, tidak ada sedikitpun dari perkara hamba-Nya yang luput dari-Nya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

9. وَاللَّـهُ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ شَهِيدٌ (dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu)
Yakni menyaksikan perbuatan mereka terhadap orang-orang beriman. Tidak ada yang tersembunyi dari-Nya.
Ini merupakan ancaman keras bagi ashabul ukhdud, dan janji yang baik bagi orang-orang yang disiksa karena keimanan mereka.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

9. Tuhan yang merajai langit dan bumi, yang berhak dan hak untuk diimani dan diyakini keesaanya. Allah Maha Mengetahui dan Maha Menyaksikan dan Maha Memberi balasan atas apapun yang mereka lakukan di dunia.


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dzat yang memiliki kerajaan langit dan bumi. Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu} menyaksikan, sehingga tidak ada satupun yang tersembunyi dariNya


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

Ayat 4-9
“Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit.” Ini adalah doa kebinasaan atas mereka. Parit adalah lubang yang dibuat di dalam tanah. Orang-orang yang membuat parit adalah orang-orang kafir dan di tengah-tengah mereka terdapat segolongan orang-orang yang beriman. Mereka mengajak orang-orang yang beriman agar masuk ke dalam agama mereka, tapi orang-orang beriman tidak mau. Kemudian orang-orang kafir membuat parit di tanah. Mereka menyalakan api di parit itu. Mereka duduk di sekeliling parit itu. Mereka menguji orang-orang yang beriman dan mendekatkan mereka ke parit. Yang menerima ajakan mereka akan dilepaskan, sedangkan yang terus beriman dilemparkan ke dalam api. Ini adalah puncak perang melawan Allah dan golonganNya, orang-orang yang beriman. Karena itu, Allah melaknat, membinasakan, dan mengancam mereka, “Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit.” Kemudian Allah menjelaskan parit yang dimaksud denagn FirmanNya, “Yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman.” Ini adalah puncak kesombongan dan kerasnya hati, karena mereka menyatukan antara kufur terhadap tanda-tanda kebesaran Allah, menentangnya, memerangi, dan menyiksa orang-orang beriman dengan siksaan seperti ini yang memiriskan hati, yang disatukan dengan hadirnya mereka pada saat orang-orang beriman dilemparkan ke dalam parit berapi. Padahal mereka tidaklah menyiksa orang-orang beriman kecuali karena kondisi yang membuat mereka terpuji dan karenanya mereka berbahagia, karena mereka, “beriman kepada Allah yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji,” yakni yang memiliki keperkasaan, yang dengan keperkasaan itu Dia memaksa segala sesuatu. Dia Terpuji dalam perkataan, perbuatan, dan sifat-sifatNya. “Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi,” sebagai pencipta dan yang disembah, serta manusia yang diperlakukan sesuai kehendakNya. “Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu,” secara pengetahuan, pendengaran, dan penglihatan. Apakah mereka yang membangkang itu tidak merasa takut pada Allah bila menyiksa mereka? Atau apakah mereka tidak tahu bahwa mereka semua adalah milik Allah? Tidak ada seorang pun yang berkuasa atas yang lain tanpa izin dari Allah. Ataukah mereka tidak tahu bahwa Allah Maha Melihat amal perbuatan mereka dan akan membalasnya? Sekali-kali tidak, sesungguhnya orang-orang kafir berada dalam tipuan, sedangkan orang bodoh berada dalam kebutaan dan tersesat dari jalan yang lurus.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-10
Allah SWT bersumpah dengan menyebut langit dan gugusan-gugusannya, yaitu bintang-bintang yang besar. Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firmanNya SWT: (Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya. (Al-Furqan: 61) Mujahid dan Qatadah berkata bahwa Al-Buruj adalah bintang-bintang.
Ibnu Jarir memilih pendapat bahwa makna yang dimaksud adalah manzilah-manzilah matahari dan bulan, yaitu dua belas buruj; matahari menempuh setiap manzilah itu selama satu bulan, sedangkan bulan menempuh setiap manzilah selama dua sepertiga hari, yaitu dua puluh delapan malam, sedangkan yang dua malamnya bulan bersembunyi.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata tentang ayat ini (dan yang menyaksikan dan yang disaksikan (3)) dia berkata bahwa yang menyaksikan adalah hari Jumat, dan yang disaksikan adalah hari ‘arafah, hari yang dijanjikan yaitu hari kiamat
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, dia berkata bahwa hari yang dijanjikan itu adalah hari kiamat. Demikian juga dikatakan Qatadah, dan Ibnu Zaid, tetapi aku tidak melihat mereka berbeda pendapat tentangnya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa yang menyaksikan adalah Allah dan yang disaksikan adalah hari kiamat
Kebanyakan ulama berkata bahwa yang menyaksikan adalah hari Jumat dan yang disaksikan adalah hari 'Arafah.
Firman Allah SWT: (Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit (4)) yaitu terkutuklah para pembuat parit itu. “Ukhdud” bentuk jamaknya adalah “Akhadid”. yaitu galian. Ini adalah pemberitahuan tentang kaum yang kafir yang sengaja menangkap orang-orang yang beriman kepada Allah yang ada di kalangan mereka; mereka memaksa orang-orang mukmin itu untuk murtad dari agama mereka, tetapi orang-orang mukmin menolaknya. Lalu kaum kafir itu membuat suatu galian untuk orang-orang mukmin itu, kemudian mereka menyalakan di dalamnya api yang besar, dan mereka menyediakan kayu bakar yang cukup untuk membuat api itu tetap bergejolak. Kemudian mereka membawa orang-orang mukmin yang mereka itu ke dekat galian, lalu mereka melemparkan orang-orang mukmin itu ke dalamnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Binasa dan terlaknatlah orang-orang yang membuat parit (4) yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar (5) ketika mereka duduk di sekitarnya (6) sedangkan mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman (7)) yaitu mereka menyaksikan apa yang dilakukan terhadap orang-orang mukmin itu.
Allah SWT berfirman: (Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji (8)) yaitu Orang-orang mukmin itu tidak mempunyai salah terhadap mereka kecuali hanya karena keimanan mereka kepada Allah yang Maha Perkasa yang tidak akan tersia-siakan orang yang berlindung di bawah naunganNya yang sangat kokoh, dan Maha Terpuji dalam firman, perbuatan. syariat dan takdirNya. Sekalipun Dia menakdirkan atas hamba-hambaNya yang beriman itu di bawah kekuasaan orang-orang kafir, maka Dia tetap Maha Perkasa lagi Maha Terpuji, walaupun penyebab hal itu tidak diketahui oleh kebanyakan orang.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi) Termasuk sifat Allah yang sempurna adalah Maha Merajai semua langit, bumi dan semua yang ada di dalam dan di antara keduanya (dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu) yaitu tidak ada sesuatu pun yang tidak kelihatan bagiNya di langit dan bumi, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi dariNya.
Firman Allah SWT: (Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan) yaitu yang membakar mereka, pendapat itu dikatakan Mujahid dan Qatadah (kemudian mereka tidak bertaubat) yaitu tidak mau menghentikan apa yang mereka lakukan dan tidak menyesali apa yang telah mereka lakukan (maka bagi mereka azab Jahanam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar) Demikian itu karena pembalasan itu sesuai jenis perbuatannya.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Inilah salah satu sifat abadi untuk Allah ﷻ, yaitu dialah Allah ﷻ yang memiliki kerajaan langit dan bumi, segala sesuatu yang ada dibumi ini adalah milki Dia ﷻ, dan tidak satupun yang keluar dari batas-batas kekuasaan Allah.

{ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ } Dan Allah maha Melihat apa yang pemilik parit itu lakukuan terhadap kaum mukminin, dan Dia ﷻ melihat pula apa yang tertimpa atas kaum mukminin. Dan niscaya Allah ﷻ akan memberi balasan kepada orang-orang mukmin dan kuffar sesuai amalan yang mereka kerjakan.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ "Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; ” Maknanya: Yang memiliki kekhususan kerajaan seluruh langit dan bumi, kerajaan (kepunyaan) di sini mencakup kepemilikan wujud (segala yang ada di langit dan bumi), mengatur dan kepemilikan segalah yang ada di dalam keduanya. Allah memiliki langit-langit juga Dia memiliki siapa pun yang di dalamnya, memiliki bumi juga Dia memiliki siapa pun yang di dalamnya dan juga yang berada di antara keduanya. Segala sesuatu adalah milik Allah tidak ada yang menykutui-Nya dalam kerajaan-Nya لِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا فِيهِنَّ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Maidah: 120)

Sedangkan kepemilikkan yang disandarkan kepada kita misalkan dikatakan: Rumah ini milik fulan, mobil ini milik fulan, maka kepemilikan ini terbatas dan bukan kepemilikan secara hakiki. Karena jika seorang insan ingin merobohkan rumahnya tanpa sebab maka ia tidak punya wewenang untuk melakukannya, karena Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam melarang membuang-buang harta (1), jika seorang insan ingin membakar mobilnya tanpa sebab maka ia tidak memiliki wewenang untuk melakukannya. Seandainya ia tetap melakukannya maka hakim akan mengurnya dengan melarangnya menggunakan hartanya, padahal Allah telah melarannya sebelumnya, dengan demikian maka kepemilikan kita terbatas, sedangkan kepemilikan hakiki sempurna hanya milik Allah.

Allah berfirman: وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ “dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. ” Maknanya Allah ‘Azza Wa Jalla mengetahui segala sesuatu. Di antaranya adalah yang dilakukan oleh orang-orang kafir itu berupa pembakaran orang-orang mulmin dengan api, Allah akan membalasnya. Tetapi walau pun mereka melakukan perbuatan kejam tersebut Allah berfirman: إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. ”

Sebagian salaf mengatakan: Perhatikanlah kelembutan Allah Azza Wa Jalla, mereka membakar wali-wali-Nya, kemudian Dia menawarkan taubat kepada mereka, Dia berfirman: إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا “Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat”

(1) Dikeluarkan Bukhari (5975) dan Muslim (593) dari hadits Mughirah Bin Syu’bah radhiyallaahu ‘anhu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Buruj ayat 9: 7-9. Mereka orang-orang kafir menyaksikan atas apa yang mereka perbuat kepada orang-orang mukmin. Mereka orang-orang mukmin tidak mengingkari dan tidak pula mencela mereka (orang-orang kafir) kecuali mereka membenarkan (janji) Allah yang terpuji terhadap setiap keadaan (yang menimpa mereka), dimana Allah yang memiliki kerajaan baik di langit maupun di bumi, Ia berkuasa atas keduanya dengan apa yang Ia kehendaki, dan menghukumi sesuai dengan apa yang Ia inginkan, dan Allah menjadi saksi atas segala sesuatu. Tidak akan tersembunyi akan kelakuan mereka para thaghut (yang melampaui batas), yang dzalim dengan siapa yang beriman kepada Allah dan yang mengikuti petunjuk-Nya. Itulah kejahatan mereka dan dosa mereka (yang menghabisi) siapa yang tunduk dan beriman kepada Allah. Seperti inilah pertimbangan mereka (orang-orang fasiq), mereka menginginkan sifat terpuji dan kebaikan (dari orang-orang beriman) menjadi sebuah keburukan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Semuanya makhluk dan hamba-Nya, Dia bertindak terhadap mereka dengan tindakan Raja terhadap kerajaannya.

Dia mengetahui, mendengar dan melihat segala sesuatu. Oleh karena itu, tidakkah mereka yang menentang-Nya takut jika Dia Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa menyiksa mereka dengan siksaan yang keras? Tidakkah mereka mengetahui bahwa mereka semua adalah milik-Nya? Atau apakah samar bagi mereka, bahwa Dia meliputi amal mereka dan akan membalas perbuatan mereka?


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Buruj Ayat 9

Dialah tuhan yang memiliki kerajaan langit dan bumi; dan Allah maha menyaksikan segala sesuatu yang terjadi di alam semesta karena semua itu masuk dalam wilayah kekuasaan-Nya. Allah menyaksikan perbuatan orang mukmin dan kafir untuk memberi mereka balasan yang sesuai. 10. Sungguh, orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan dengan menghadapkan mereka pada pilihan mempertahankan keimanan atau disiksa dalam api yang membara, lalu mereka tidak bertobat dari kekejian mereka, kemudian melakukan amal saleh sebagai tanda tobat mereka, maka mereka akan mendapat azab jahanam dan mereka akan mendapat azab neraka yang membakar. Allah menyediakan bagi mereka azab dari jenis yang sama dengan apa yang mereka timpakan kepada kaum beriman, namun kadarnya lebih hebat.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beraneka penafsiran dari berbagai mufassirin berkaitan makna dan arti surat Al-Buruj ayat 9 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk ummat. Dukung syi'ar kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Cukup Banyak Dikaji

Tersedia ratusan topik yang cukup banyak dikaji, seperti surat/ayat: Al-Hadid 20, Tentang Al-Quran, Al-Baqarah 45, Al-Isra 25, Al-Baqarah 43, Al-Ma’idah 8. Termasuk Ali ‘Imran 97, At-Thalaq, Ali ‘Imran 139, Ad-Dukhan, Al-Qamar 49, Al-Jin.

  1. Al-Hadid 20
  2. Tentang Al-Quran
  3. Al-Baqarah 45
  4. Al-Isra 25
  5. Al-Baqarah 43
  6. Al-Ma’idah 8
  7. Ali ‘Imran 97
  8. At-Thalaq
  9. Ali ‘Imran 139
  10. Ad-Dukhan
  11. Al-Qamar 49
  12. Al-Jin

Pencarian: ...

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: