Surat Al-Fajr Ayat 18

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَلَا تَحَٰٓضُّونَ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلْمِسْكِينِ

Arab-Latin: Wa lā tahāḍḍụna 'alā ṭa'āmil-miskīn

Artinya: Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,

« Al-Fajr 17Al-Fajr 19 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Berkaitan Surat Al-Fajr Ayat 18

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Fajr Ayat 18 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa pelajaran menarik dari ayat ini. Didapati beberapa penjelasan dari banyak ulama tafsir terkait makna surat Al-Fajr ayat 18, sebagiannya seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

17-20. Perkaranya tidak sebagaimana yang diduga oleh manusia ini,sebaliknya pemuliaan allah adalah berdasarkan ketaatan kepadaNYA,dan perendahan adalah berdasarkan kemaksiatan kepadaNYA,sementara kalian tidak memuliakan anak yatim yang bapaknya wafat saat dia masih kecil, kalian tidak memperlakukannya dengan baik, Sebagian dari kalian tidak mendorong sebagian lainnya untuk memberi makan orang yang membutuhkan yang tidak memiliki apa yang mencukupinya dalam menutup hajatnya, Kalian makan hak orang lain dalam warisan dengan rakus, Dan kalian mencintai harta secara berlebihan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

18. Sebagian dari kalian tidak menganjurkan kepada sebagian yang lain untuk memberi makan kepada orang fakir yang tidak mendapatkan makanan.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

18. وَلَا تَحٰٓضُّونَ عَلَىٰ طَعَامِ الْمِسْكِينِ (dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin)
Yakni kalian tidak mendorong diri kalian dan orang lain untuk melakukan itu, dan kalian tidak memerintah dan menyerukan itu. sehingga orang miskin itu tetap miskin dan sengsara di antara kalian tanpa ada yang mau menolongnya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Perhatikanlah pada kalimat "وَلَا تَحَاضُّونَ" datang dalam bentuk jamak, hal ini mengisyaratkan bahwa seyogyanya dalam mengingatkan kepada kebaikan memberi makan adalah dengan kekuatan jamaah, dan hal ini juga ditekankan dengan perintah al-Qur'an ( pada masa ketika Nabi msih di Makkah ) bahwa perkara yang paling menonjol ketika itu adalah kepedulian terhadap hak-hak manusia, dan khususnya bagi kaum lemah, karena sesungguhnya menjaga hak-hak manusia adalah menjaga kebersamaan dalam bermasyarakat, sedangkan jika hal itu dihilangkan maka kebersamaan dalam suatu komunitas masyarakat akan hancur dari dalam.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

17-18. {Janganlah begitu} untuk mencegah (kalian melakukan) tuduhan yang salah ini, dan juga memindahkan dari sesuatu yang sudah buruk menuju sesuatu yang lebih buruk lagi, karena kalian tidak berbuat baik kepada anak yatim dengan kekayaan kalian, dan kalian juga tidak menganjurkan memberi makan orang-oranga miskin


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Tidak saling mengajak} tidak saling mendorong satu sama lain {untuk memberi makan orang miskin


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

15-20. Allah mengabarkan tabiat manusia dari segi manusia itu sendiri. Manusia adalah sosok bodoh, zhalim, yang tidak mengetahui resiko berbagai hal. Ia mengira kondisi yang ada padanya akan terus berlanjut dan tidak akan hilang dan mengira bahwa kemuliaan serta kenikmatan Allah yang diberikan di dunia menunjukkan kemuliaannya di sisi Allah,dan ia mengira bila “rizkinya” disempitkan hingga makanannya hanya pas-pasan (tidak lebih), hal itu dikira sebagai penghinaan Allah terhadapnya. Allah menolak dugaan ini seraya berfirman, “sekali-kali tidak (demikian),” yakni tidak semua orang yang Aku beri kenikmatan di dunia adalah orang mulia di sisiKu dan tidak berarti orang yang rizkinya Aku sempitkan adalah orang hina di sisiKu. Kekayaan, kemiskinan, kelapangan, dan kesempitan hanyalah ujian dari Allah pada para manusia, agar Allah mengetahui siapakah yang bersyukur dan bersabar, sehingga Allah bisa memberikan balasan besar atas kesyukuran dan kesabaran itu, sedangkan yang tidak mau bersyukur dan bersabar, akan ditimpakan padanya siksaan yang mengerikan.
Di samping itu, ketergantungan harapan seseorang pada keinginannya semata merupakan salah satu tanda lemahnya cita-cita. Karena itu Allah mencela mereka karena tidak memperhatikan kondisi orang lain yang memerlukan bantuan seraya berfirman, “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim,” yang kehilangan ayah dan orang yang mencarikan rizki baginya yang memerlukan pelipur lara dan perlakuan baik. Kalian justru tidak memuliakannya, tapi malah menghinanya. Ini menunjukkan tidak adanya rasa kasih sayang dalam hati kalian dan tidak adanya keinginan dalam kebajikan.
“Dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,” yakni kalian tidak saling mengajak satu sama lain untuk memberi makan orang-orang yang memerlukan dari kalangan fakir miskin. Hal itu dikarenakan ketamakan terhadap dunia dan rasa cinta yang amat bersarang di hati. Karena itu Allah berfirman, “Dan kamu memakan harta pusaka,” yaitu harta yang ditinggalkan “dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil),” yakni dengan segala ketamakan dan tidak menyisakan yang tidak halal sekalipun. Karena itu Allah berfirman, “Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan,” yakni dengan sangat. Hal ini senada dengan firman-Nya : “Sesungguhnya kalian (wahai manusia), mementingkan perhiasan dunia atas kenikmatan akhirat. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal. Alam akhirat dengan segala kenikmatan abadi yang ada padanya adalah lebih baik dan lebih kekal daripada dunia.” (qs. Al-A’la:16-17) dan firman-Nya : “Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia. dan meninggalkan (kehidupan) akhirat” (QS. Al-Qiyamah : 20-21)


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 15-20
Allah SWT berfirman seraya mengingkari manusia yang apabila Allah meluaskan baginya dalam rezeki untuk mengujinya melalui rezeki itu, maka dia meyakini bahwa hal itu merupakan kemuliaan dari Allah SWT untuknya. melainkan hal itu merupakan ujian dan cobaan, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Apakah mereka mengira bahwa harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (55) (berarti bahwa) Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? Tidak, sebenarnya mereka tidak sadar (56)) (Surah Al-Mu’minun) Demikian pula sebaliknya Allah mengujinya dengan kesempitan rezeki, dia mengira bahwa hal itu merupakan penghinaan dari Allah SWT kepadanya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Sekali-kali tidak (demikian)) yaitu sebenarnya tidak seperti yang dia duga baik dalam keadaan mendapat ini maupun keadaan itu; karena sesungguhnya Allah memberikan harta kepada siapa saja yang Dia sukai dan orang yang tidak Dia sukai, dan Dia menyempitkan rezeki terhadap orang yang Dia sukai dan orang yang tidak Dia sukai. Dan sesungguhnya pokok permasalahan dalam hal ini bergantung kepada ketaatannya kepada Allah SWT dalam dua keadaan itu. Apabila dia kaya, hendaknya dia bersyukur kepada Allah atas hal itu; dan apabila fakir, maka hendaknya dia bersabar.
Firman Allah SWT: (Sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim) yaitu di dalamnya terdapat makna perintah untuk memuliakan anak yatim,
(dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin (18)) yaitu mereka tidak memerintahkan orang lain untuk memberi santunan kepada orang-orang fakir dan miskin dan sebagian dari mereka tidak menganjurkan hal ini kepada sebagian yang lainnya (dan kamu memakan harta pusaka) yaitu warisan (dengan cara mencampur-adukan (yang halal dan yang haram)) yaitu dari arah mana dia menghasilkannya untuk mereka, baik halal maupun haram (dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan (20)) yaitu yang banyak, sebagian ulama menambahkan bahwa itu adalah yang berlebihan


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Dan kalian juga tidak saling mengajak untuk memberi makan kepada orang miskin, karena orang miskin juga punya hak dari harta kalian, harta orang-orang muslim dan orang-orang sekitarnya, mereka harusa sadar dan ikhlas untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Sedangkan lalai dari memperhatikan mereka adalah perbuatan tercela, dan ini berhak atasnya hukuman dari Allah, maka tidak lebih baik seseorang hanya memperhatikan urusan dirinya saja, bekerja keras untuk mendapatkan kebutuhan hidupnya sehari-hari, tetapi dia juga diperintahka untuk peduli terhdap urusan anak yatim, dan orang miskin.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

وَلَا تَحَاضُّونَ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ " dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin," Maknanya: Tidak saling menganjurkan untuk memberi makan orang miskin, jika ia tidak menganjurkan orang lain memberi makan orang miskin ia pun tidak melakukannya, ia tidak memberi makan orang miskin juga tidak menganjurkan memberi makan orang miskin,
Di dalamnya mengandung isyarat bahwa seyogyanya kita memuliakan anak yatim, dan saling menganjurkan untuk memberi makan orang-orang miskin, karena mereka membutuhkan, Allah Ta'ala senantiasa membantu hamba-Nya selama hamba-Nya membantu saudaranya.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Fajr ayat 18: 17-20. Ketahuilah oleh kalian bahwa urusannya tidaklah sebagaimana diyakini ia yang diuji (diuji dengan kemuliaan oleh Allah dan kemudian direndahkan); Akan tetapi kalian telah berbuat keburukan, dan kalian tidak memuliakan yatim, dan tidak menganjurkan sebagian dari kalian atas sebagian yang lain untuk memberi makan orang-orang miskin dan memperbaiki kondisi mereka. Kalian memakan harta anak-anak yatim dan perempuan-perempuan lemah yang ditinggalkan ia dalam kondisi kalian makan dengan makanan yang sangat banyak; (Padahal) kalian memiliki keberuntungan yang diberikan oleh Allah yang tidak dimiliki selain kalian. Kalian juga bersemangat mengumpulkan harta dengan sangat, seolah-olah kalian akan kekal (di dunia).


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Baik diri kamu maupun orang lain.

Karena bakhil kepada harta dan cinta yang berlebihan kepadanya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Fajr Ayat 18

Dan kamu tidak saling mengajak satu sama lain untuk memberi makan orang miskin. Tidak mengajak orang lain untuk berbuat baik juga merupakan tindakan tidak terpuji. Mengajak orang lain berbuat baik adalah tindakan terpuji, apa lagi jika dibarengi dengan melakukannya. Makanan adalah kebutuhan pokok manusia. Memberi makanan fakir miskin, baik muslim atau bukan, adalah suatu bentuk kesalehan sosial yang sangat terpuji (lihat pula: al-ins'n/76: 8). 19. Kamu tidak berbuat baik kepada anak yatim dan orang miskin, sedangkan kamu justru memakan harta warisan dengan cara mencampur baurkan yang halal dengan yang haram. Harta warisan adalah hak ahli waris tertentu. Merampas harta warisan yang menjadi hak orang lain adalah perbuatan zalim.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah kumpulan penafsiran dari beragam ahli tafsir berkaitan kandungan dan arti surat Al-Fajr ayat 18 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah untuk kita bersama. Bantu kemajuan kami dengan mencantumkan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Link Terbanyak Dicari

Tersedia banyak topik yang terbanyak dicari, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 139, Tentang Al-Quran, Al-Jin, Al-Baqarah 45, Ad-Dukhan, Al-Hadid 20. Ada juga Al-Ma’idah 8, Al-Baqarah 43, Ali ‘Imran 97, Al-Isra 25, Al-Qamar 49, At-Thalaq.

  1. Ali ‘Imran 139
  2. Tentang Al-Quran
  3. Al-Jin
  4. Al-Baqarah 45
  5. Ad-Dukhan
  6. Al-Hadid 20
  7. Al-Ma’idah 8
  8. Al-Baqarah 43
  9. Ali ‘Imran 97
  10. Al-Isra 25
  11. Al-Qamar 49
  12. At-Thalaq

Pencarian: ...

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: