Surat Asy-Syams Ayat 6

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَٱلْأَرْضِ وَمَا طَحَىٰهَا

Arab-Latin: Wal-arḍi wa mā ṭaḥāhā

Artinya: Dan bumi serta penghamparannya,

« Asy-Syams 5Asy-Syams 7 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Menarik Tentang Surat Asy-Syams Ayat 6

Paragraf di atas merupakan Surat Asy-Syams Ayat 6 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan pelajaran menarik dari ayat ini. Didapatkan sekumpulan penafsiran dari kalangan mufassirun berkaitan kandungan surat Asy-Syams ayat 6, sebagiannya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

1-10. Allah bersumpah dengan matahari dan waktu siangnya, dan waktu terbitnya (waktu dhuha). Allah bersumpah Juga dengan rembulan yang mengikutinya dalam terbit dan terbenam, Allah bersumpah Juga dengan siang yang melenyapkan dan mengangkat kegelapan, Allah bersumpah Juga dengan malam saat ia menutupi bumi sehingga ia pun gelap, Allah bersumpah Juga dengan langit dan bangunannya yang kokoh. Allah bersumpah Juga dengan bumi dan hamparannya, Allah bersumpah Juga dengan setiap jiwa yang Allah ciptakan dengan sempurna untuk menunaikan tugasnya, Lalu Allah menjelaskan untuknya jalan keburukan dan jalan kebaikan, Sungguh beruntung siapa yang menyucikannya dan menumbuhkan nya dengan kebaikan, Dan sungguh merugi siapa yang menjerumuskannya ke dalam kemaksiatan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

6. Dan bersumpah dengan bumi dan bersumpah dengan hamparannya agar manusia bisa menghuninya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

6. وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَىٰهَا (dan bumi serta penghamparannya)
Yakni menghamparkannya ke setiap penjuru.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

5-6. Dan demi langit dan Dzat yang membangunnya yaitu Allah SWT, itu adalah bukti keberadaanNya, dan demi bumi dan Dzat yang membentangkannya dan membuatnya layak untuk ditempati


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

{demi bumi serta penghamparannya} Aku bersumpah demi bumi, dan juga bersumpah demi penghamparannya ke arah kanan dan kiri


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

1-6. Allah bersumpah dengan ayat-ayat agung ini atas jiwa yang beruntung dan jiwa-jiwa lain yang keji seraya berfirman, “Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,” yakni, cahayanya dan manfaat yang bersumber darinya. “Dan demi bulan apabila mengiringinya,” yakni mengiringinya dalam peredaran dan cahaya. “Dan demi siang apabila menampakannya,” yaitu menampakkan segala sesuatu yang ada di atas muka bumi dan membuatnya jelas. “Dan demi malam apabila menutupinya,” yaitu menutupi permukaan bumi sehingga menjadi gelap. Silih bergantinya gelap dan terang, matahari dan rembulan di alam ini dengan keteraturan, kesempurnaan, dan memberi berbagai manfaat untuk manusia, merupakan bukti terbesar bahwa Allah Maha Mengetahui lagi Mahakuasa atas segala sesuatu. Maka hanya Dia-lah yang berhak disembah dan semua sembahan selainNya adalah batil. “Dan demi langit serta pembinaannya,” kemungkinan ‘Maa’ dalam ayat ini adalah kata sambung sehingga sumpah berlaku untuk langit dan bangunannya yang amat sempuna indah. Hal ini sama seperti Firman Allah, “Dan demi bumi serta penghamparannya,” yakni Allah membentangkan dan memperluasnya sehingga memungkinkan seluruh makhluk untuk memanfaatkan bumi dengan berbagai seginya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-10
Mujahid berkata tentang firmanNya: (Demi matahari dan cahayanya di pagi hari (1)) yaitu sinarnya.
Qatadah berkata tentang firmanNya, ("Waduhaha") yaitu seluruh siang hari.
Ibnu Jarir berkata bahwa yang benar adalah jika dikatakan bahwa Allah bersumpah dengan menyebut matahari dan siang hari, karena sinar matahari yang terang tampak di siang hari. (dan bulan apabila mengiringinya (2)) Mujahid berkata yaitu mengiringinya.
Qatadah berkata yaitu malam hilal mengiringinya, jika matahari terbenam, hilal terlihat.
Ibnu Zaid berkata bahwa bulan mengiringi matahari pada pertengahan bulan pertama, kemudian matahari mengiringi bulan dan bulan mendahuluinya pada pertengahan bulan terakhir.
Firman Allah SWT: (dan siang apabila menampakkannya (3)) Mujahid berkata bahwa maknanya adalah jika menyinari.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (dan siang apabila menampakkannya (3)) yaitu apabila siang hari menerangi semuanya.
Ibnu Jarir berkata bahwa sebagian ahli bahasa Arab menafsirkannya dengan siang hari ketika mengusir kegelapan. Dikatakan demikian karena konteks kalimat menunjukkan hal ini.
Saya berkata bahwa seandainya orang yang berpendapat demikian menafsirkan demikian sebagaimana tafsirnya terhadap firmanNya: (dan siang apabila menampakkannya (3)) maka sungguh hal ini lebih utama dan benar jika ditafsirkan kepada firmanNya: (dan malam apabila menutupinya (4)) Maka tafsirnya lebih baik dan lebih kuat, hanya Allah yang lebih Mengetahui. Oleh karena itu Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan siang apabila menampakkannya (3)) Bahwa ini sebagaimana firmanNya: (dan siang apabila terang benderang (2)) (Surah Al-Lail) Adapun Ibnu Jarir, dia memilih pendapat yang merujukkan semua dhamir kepada matahari, karena keduanya menyebutnya. Mereka berkata tentang firmanNya SWT: (dan malam apabila menutupinya (4)) yaitu apabila malam menutupi matahari saat matahari tenggelam, maka seluruh cakrawala menjadi gelap.
Firman Allah SWT: (dan langit serta pembinaannya (5)) Huruf “ma” di sini dapat ditafsirkan sebagai “ma” mashdariyah, sehingga maknannya “dan langit serta bangunannya”. Ini adalah pendapat Qatadah. Bisa juga bermakna “man”, sehingga maknannya “dan langit serta Tuhan yang membangunnya”. Ini adalah pendapat Mujahid; kedua pendapat itu saling berkaitan. Dan yang dimaksud dengan “Al-Bina’” adalah bangunannya yang tinggi. sebagaimana firmanNya: (Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami)) yaitu dengan kekuatan (dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (47) Dan bumi itu Kami hamparkan; maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami) (48)) (Surah Adz-Dzariyat) Demikian pula firman Allah SWT: (dan bumi serta penghamparannya (6)) Mujahid berkata bahwa makna “thahaha” adalah penghamparannya.
Ibnu Zaid berkata bahwa (thahaha) adalah penghamparannya, dan inilah pendapat yang paling dikenal dan banyak diikuti para mufasir, dan terkenal dikalangan ahli bahasa.
Al-Jauhari berkata bahwa kata “tahautuhu” itu sama dengan “dahautuhu”, yaitu aku telah menghamparkannya.
Firman Allah SWT: (Dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya (7)) yaitu penciptaannya yang sempurna dan lurus dengan fitrah yang tegak, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah) (Surah Ar-Rum: 30)
Firman Allah SWT: (maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (8)) yaitu Allah menjelaskan kepadanya menuju kefasikan, yaitu menjelaskan kepadanya hal itu kemudian memberinya petunjuk kepadanya sesuai dengan apa yang Dia tetapkan untuknya.
Ibnu Abbas berkata tentang firman Allah SWT: (maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya (8)) Allah menjelaskan kepadanya kebaikan dan keburukan. Demikian juga dikatakan Mujahid dan Qatadah.
Ibnu Zaid berkata bahwa Allah SWT menjadikan dalam jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya
Firman Allah SWT: (sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu (9) dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (10)) Bisa ditafsirkan bahwa sungguh beruntunglah orang yang menyucikan dirinya dengan taat kepada Allah, sebagaimana yang dikatakan Qatadah, dan membersihkannya dari akhlak-akhlak yang hina dan rendah. Hal yang semisal juga diriwayatkan dari Mujahid, Ikrimah, dan Sa'id bin Jubair. Ini sebagaimana firmanNya: (Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman) (14) dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia shalat (15)) (Surah Al-A’la)
(dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (10)) yaitu membenamkannya, yaitu mengubur dan menghinakannya dengan tidak mengikuti petunjuk, sehingga dia terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan maksiat dan meninggalkan ketaatan kepada Allah SWT. Bisa juga ditafsirkan bahwa beruntunglah orang yang jiwanya dibersihkan Allah, dan merugilah orang yang jiwanya ditakdirkan kotor oleh Allah SWT. Sebagaimana yang dikatakan Ibnu Abbas


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

Dan demi bumi yang luaska, Allah ﷻ berfiman : { وَالْأَرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ } ( Dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). ) [ Az-Zariyat : 48 ] , bumi itu dihamparkan untuk manusia, mereka tidur diatsanya, berjalan, dan melakukan aktifitas sesuka mereka, dan diantara belahan bumi itu Allah menjdikannya datar agar mereka dapat berjalan diatsnya dengan baik,dan Allah tidak menjadikan seluruh bagian dari bumi itu dataran tinggi, Allah ﷻ berfirman : { وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ } ( Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? ) [ Al-Ghasyiah : 20 ] . bumi diciptakan dengan bentuk yang memudahkan bagi penghuninya mudah bergerak, agar kehidupan mereka dapat tertata dengan rapi.

{ طَحَاهَا } Allah menciptakan bumi yang luas ini semata mata untuk kemaslahatan hambanya, jikalau sekiranya bumi itu diciptakan dengan ukuran yang sempit maka manusia didalamnya akan berdesak-desakan, dan akan timbul berbagai macam permasalahan, dengan ukuran bumi yang luas ini stiap orang akan hidup ditempat yang mereka inginkan, dan mereka akan mudah mendaptkan kebutuhan hidup ang Allah rezkikan kepada mereka, semua ini merupakan tanda kebesaan dan kekuasaan Allah ﷻ .


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

وَالْأَرْضِ وَمَا طَحَاهَا " dan bumi serta penghamparannya," Maksudnya: Bumi beserta yang lainnya hingga menjadi seimbang, tidak terlalu gembur, tidak juga terlalu keras, tapi ia sangat cocok untuk makhluk hidup sesiau dengan kebutuhan mereka.

Ini adalah di antara nikmat Allah subhaanahu wa Ta'ala kepada hamba-hamba-Nya, yaitu dengan menjadikan bumi ini seimbang, dan menjadikannya bersifat tengah-tengah antara lembek dan keras, kecuali di tempat-tempat tertentu. Tapi tempat yang seperti itu sedikit tidak sebanding dengan yang banyak.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Asy-Syams ayat 6: 1-8. Allah memulai surat ini dengan keimanan; Dimana Allah bersumpah dengan matahari dan sinarnya, yaitu waktu naiknya setelah munculnya. Allah juga bersumpah dengan bulan ketika mengikuti matahari, ketika matahari tenggelam, bulan muncul. Allah bersumpah dengan siang ketika nampak jelas dengan cahayanya dan sinarnya dan menyingkap kegelapan. Allah bersumpah dengan malam jika telah menyelimutinya, dan kegelapan yang ada padanya. Allah juga bersumpah dengan langit dan aturan-aturan Allah atas makhluknya dan Ia lah yang menguasai. Allah bersumpah dengan bumi dan hamparannya dari semua arah. Allah bersumpah atas setiap jiwa yang Allah ciptakan dan sempurna ciptaan-Nya. Dan Allah lah yang mengetahui keadaan ciptaan-Nya dan apa yang baik maupun yang buruk.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Sehingga manusia dapat memanfaatkannya, dengan membangun bangunan di atasnya, menggarap tanahnya, menanam tanaman dan tumbuhan di atasnya dan melakukan perjalanan di atasnya meskipun keadaannya bulat.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Asy-Syams Ayat 6

Demi bumi serta penghamparannya sehingga menjadi tempat makhluk hidup berpijak. Karena bumi terhampar luas, manusia dapat dengan mudah berpindah dari satu ke tempat lain. 7. Demi jiwa serta penyempurnaan ciptaannya. Jiwa bukan materi sebagaimana benda-benda yang disebut sebelumnya, tetapi jiwa mempunyai peran yang sangat sentral dalam memben'tuk perilaku manusia.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah bermacam penjelasan dari beragam ulama tafsir terkait isi dan arti surat Asy-Syams ayat 6 (arab-latin dan artinya), semoga berfaidah bagi kita semua. Dukunglah syi'ar kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Halaman Terbanyak Dibaca

Tersedia banyak materi yang terbanyak dibaca, seperti surat/ayat: Al-Insyirah, Al-Fil, Al-Ma’un, Al-Bayyinah, Yusuf 4, At-Tin. Juga Al-Fath, Alhamdulillah, Al-Baqarah 183, Al-‘Alaq, Ali ‘Imran 159, Inna Lillahi.

  1. Al-Insyirah
  2. Al-Fil
  3. Al-Ma’un
  4. Al-Bayyinah
  5. Yusuf 4
  6. At-Tin
  7. Al-Fath
  8. Alhamdulillah
  9. Al-Baqarah 183
  10. Al-‘Alaq
  11. Ali ‘Imran 159
  12. Inna Lillahi

Pencarian: al mukmin ayat 60, hadits tentang kejujuran dan latinnya, quran surat an-nisa ayat 36, latin al baqarah, al maun ayat 3

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: