Surat Ad-Dhuha Ayat 5

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَىٰٓ

Arab-Latin: Wa lasaufa yu'ṭīka rabbuka fa tarḍā

Artinya: Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.

« Ad-Dhuha 4Ad-Dhuha 6 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Penting Terkait Dengan Surat Ad-Dhuha Ayat 5

Paragraf di atas merupakan Surat Ad-Dhuha Ayat 5 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada kumpulan hikmah penting dari ayat ini. Terdokumentasikan kumpulan penjabaran dari berbagai mufassirun berkaitan kandungan surat Ad-Dhuha ayat 5, di antaranya seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

4-5. Kehidupan akhirat lebih baik bagimu daripada kehidupan dunia. Dan tuhanmu akan memberimu (wahai nabi) ,berbagai macam kenikmatan di akhirat,maka kamu akan ridha dengannya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

5-8. Allah berjanji akan memberi Nabi Muhammad karunia yang tidak terbatas; Allah akan memberinya kemenangan dan kejayaan di dunia, dan derajat yang tinggi di akhirat; sehingga kerunia yang luas itu dapat membuatnya ridha dan puas, baik itu berupa kebaikan yang diberikan bagi dirinya sendiri maupun umatnya.

Kemudian Allah menyebutkan kenikmatan-kenikmatan yang telah Dia berikan kepada Nabi Muhammad, berupa kenikmatan sejak dia masih kecil dan kelembutan-Nya ketika menghadapi berbagai kesulitan. Allah menyampaikannya dengan ungkapan pertanyaan yang bertujuan untuk menegaskan. Allah mendapatimu dalam keadaan yatim, kemudian menyediakan bagimu tempat berlindung dan pengasuhan yang sesuai denganmu, sehingga dapat tumbuh dalam perhatian penuh.

Dan dahulu kamu tidak mengerti apapun tentang perkara kenabian, dan tentang wahyu dan syariat; dan kamu tidak mengetahui kebenaran yang harus kamu ikuti; maka Allah mengajarkan kepadamu apa yang sebelumnya tidak kamu ketahui. Dan Allah mendapatimu dalam keadaan miskin, kemudian Allah membuatmu kaya dengan karunia dan kemurahan dari-Nya; serta menjadikanmu puas atas rezeki yang Allah berikan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

5. Dan niscaya Rabbmu memberi pahala yang banyak bagimu dan umatmu hingga engkau puas dengan apa yang diberikan Allah kepadamu dan kepada umatmu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

5. وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu)
Dengan kemenangan agamanya, pahala, telaga di surga, dan syafaat bagi umatnya di akhirat.
فَتَرْضَىٰٓ( lalu (hati) kamu menjadi puas)


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

5. Tuhanmu akan memberimu kebaikan dan telaga di akhirat. Imam Hakim dan Al-Baihaqi dalam dalil-dalilnya dan Ath-Thabrani serta lainnya dari Ibnu Abbas berkata: “Telah tampak kepada Rasulallah SAW rahasia yang dibuka tentang umatnya, kafar kafar, yaitu desa-desa kecil, lalu beliau senang dengan hal itu, kemudian Allah menurunkan ayat {wa la saufa yu’thiika rabbuka fa tardhaa}”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Sungguh kelak Tuhanmu pasti memberi kamu sehingga kamu ridha


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

5. Kemudian setelah itu, jangan anda tanyakan tentang kondisi beliau di akhirat berupa berbagai macam kemuliaan dan nikmat. Karena itu Allah berfirman, “Dan kelak pasti Rabbmu memberikan karuniaNya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.” Ini tidak mungkin bisa diungkapkan kecuali dengan kata-kata menyeluruh ini.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 1-11
Diriwayatkan dari Al-Aswad bin Qais, dia berkata,”Aku mendengar Jundub berkata bahwa Nabi SAW mengalami sakit selama satu atau dua malam sehingga beliau tidak melakukan qiyamul lail. Maka datanglah kepadanya seorang wanita dan berkata,"Wahai Muhammad, menurutku setanmu itu tidak lain telah meninggalkanmu" Maka Allah SWT menurunkan firmanNya: (Demi waktu matahari sepenggalah naik (1) dan demi malam apabila telah sunyi (2) Tuhanmu tiada meninggalkanmu dan tiada (pula) benci kepadamu (3))
Ini merupakan sumpah dari Allah SWT dengan menyebut waktu dhuha dan cahaya yang Dia ciptakan padanya (dan demi malam apabila telah sunyi (2)) yaitu jika tenang dan gelap gulita. Pendapat ini dikatakan Mujahid, Ibnu Zaid, dan lainnya. Hal ini menunjukkan bukti yang jelas dan kekuasaan Tuhan Yang Maha Pencipta. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) (1) dan siang apabila terang benderang (2)) (Surah Al-Lail) dan Allah SWT berfirman: (Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui (96)) (Surah Al-An'am)
Firman Allah SWT: (Tuhanmu tiada meninggalkan kamu) yaitu, Dia tidak meninggalkanmu (dan tiada (pula) benci kepadamu) yaitu Dia tidak murka kepadamu.
(dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan (4)) yaitu, Sungguh akhirat itu lebih baik bagimu daripada negeri ini. Oleh karena itu, Rasulullah SAW adalah orang yang paling zuhud terhadap dunia dan paling menjauhinya serta paling tidak menyukainya, sebagaimana yang telah diketahui dari perjalanan hidup beliau SAW ketika Nabi SAW disuruh memilih di akhir usia beliau antara hidup kekal di dunia sampai akhir usia dunia kemudian ke surga dan antara kembali ke sisi Allah SWT. Maka beliau SAW memilih apa yang ada di sisi Allah daripada dunia yang rendah ini.
Firman Allah SWT: (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (5)) yaitu kelak di akhirat Allah memberinya hingga dia merasa puas tentang umatnya dan juga kemuliaan yang telah disediakan oleh Allah untuk dirinya berupa telaga Kautsar yang kedua tepinya berupa kubah-kubah dari mutiara yang berongga, sedangkan tanahnya bibit minyak kasturi.
Diriwayatkan dari Ali bin Abdullah bin Abbas, dari ayahnya, dia berkata bahwa ditampakkan kepada Rasulullah SAW apa yang bakal dibukakan untuk umatnya setelah tidak ada perbendaharaan demi perbendaharaan. Lalu Allah SWT menurunkan firmanNya: (Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas (5)) Allah SWT memberikan kepada beliau SAW di dalam surga satu juta gedung, dalam setiap gedung terdapat istri-istri dan para pelayan.
Kemudian Allah SWT menyebutkan bilangan nikmat-nikmat yang telah Dia karuniakan kepada hamba dan RasulNya, nabi Muhammad SAW: (Bukanlah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu (6)) Demikian itu karena ayah beliau wafat sejak beliau masih berada dalam kandungan ibunya.
Firman Allah SWT: (Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk (7)) sebagaimana firmanNya: (Dan demikianlah Kami wahyukan kepada wahyu (Al-Qur'an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur'an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjukkan dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami) (Surah Asy-Syura: 52).
Firman Allah SWT: (Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan (8)) yaitu sebelumnya kamu hidup dalam keadaan fakir dan memiliki banyak anak, lalu Allah memberimu kecukupan dari selainNya. Jadi Allah menghimpunkan bagi beliau antara kedudukan orang fakir yang sabar dan orang kaya yang bersyukur.
Qatadah berkata tentang firmanNya: (Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu (6) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk (7) Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan (8)) dia berkata demikianlah kedudukan Nabi SAW sebelum beliau diangkat menjadi rasul oleh Allah SWT.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang (9)) yaitu sebagaimana kamu dahulu seorang yang yatim, lalu Allah melindungimu, maka janganlah berlaku sewenang-wenang terhadap anak yatim. yaitu janganlah menghina, membentak, dan merendahkannya, tetapi berbuat baiklah dia, dan kasihanilah dia.
Qatadah berkata yaitu jadilah terhadap anak yatim itu sebagai seorang ayah yang penyayang.
(Dan terhadap orang yang meminta-minta, maka janganlah kamu menghardiknya (10)) yaitu sebagaimana kamu dahulu dalam keadaan kebingungan, lalu Allah memberimu petunjuk, maka janganlah menghardik orang yang meminta ilmu yang benar.
Mujahid berkata bahwa yang dimaksud adalah kenabian yang diberikan Tuhanmu kepadamu
(Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur) (11)) yaitu sebagaimana kamu dahulu orang memiliki banyak keluarga dan miskin, lalu Allah menjadikanmu berkecukupan, maka ceritakanlah nikmat Allah yang diberikan kepadamu. Ibnu Jarir berkata,”Diriwayatkan dari Abu Nadhrah, dia berkata bahwa dahulu orang-orang muslim memandang bahwa termasuk mensyukuri nikmat-mkmat Allah adalah dengan menceritakannya.


📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah (Komite Fatwa Majelis Ulama KSA)

{ وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ } Dan tuhanmu akan memberikan kenikmatan yang jauh lebih baik kepadamu Muhammad di akhirat { فَتَرْضَىٰ } maka kamu akan ridho dengan-Nya, sebagaimana Dia pun memberikan pertolongan ketika kamu didunia, Allah ﷻ menolong Nabi-Nya dengan mengirimkan orang-orang baik untuknya dalam menyebarkan risalah islam di muka bumi.

Seperti itulah kebaikan dan kenikmatan yang Allah ﷻ anugerahkan kepada Nabi-Nya didunia, dan juga berbagai mukjizat yang kepada Nabi-nabi selainnya Allah ﷻ belum karuniakan kepada mereka, dan mukjizat terbesar yang Allah ﷻ berikan kepada Nabi Muhammad ﷺ adalah Al-Qur'an, yaitu mukjizat yang Allah ﷻ menantang jin dan manusia agar mereka mendatangkan hal serupa yang mirip dengan Al-Qur'an, atau sebagian dari Al-Qur'an, atau satu surah dari Al-Qur'an, akan tetapi mereka tidak mampu membuat satu surah pun seperti Al-Qur'an, inilah nikmat Allah ﷻ yang paling besar, dan bukti yang paling akurat akan kebenaran risalah yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ dan kebenaran akan kenabiannya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H

وَلَسَوْفَ يُعْطِيكَ رَبُّكَ فَتَرْضَى " Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas." وَلَسَوْفَ Huruf lam di sini adalah sebagai penegasan, ia disematkan untuk menguatkan sumpah, dan سَوْف [Saufa] menunjukkan kepastian terwujudnya sesuatu tetapi setelah beberapa saat dan waktu يُعْطِيكَ رَبُّكَ Maknanya: Memberikan karunia-Nya lalu engkau ridha dengan itu. Allah telah memberikan kenikmata-kenikmatan yang membuat beliau shallallaahu 'alaihi wasallam puas. Sesungguhnya Allah Ta'ala akan membangkitkannya di maqom mahmud (kedudukan yang terpuji), yang akan dipuji oleh orang-orang terdahulu dan orang-orang terakhir, hingga para nabi, dan ulul'Azmi dari para rasul tidak akan mampu mencapai kedudukan tersebut. Ketika hari kiamat tiba, rasa gundah dan himpitan besar akan meliputi semua makhluk, mereka akan tertekan dengan urusan-urusan mereka, mereka saling meminta satu sama lain, orang yang akan memberikan syafaat untuknya kepada Allah 'Azza Wa Jalla, mereka akan datang kepada Adam, kemudian kepada Nuh, kemudian Ibrahim, Musa, 'Isa, lima nabi, yang pertama adalah bapaknya seluruh manusia, dan empat nabi lainnya adalah ulul'azmi, mereka semua tidak mampu memberi safa'at dengan alasan masing-masing, hingga sampai kepada Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam, maka beliau akan berdiri dan memberikan syafa'at (1). Tidak diragukan lagi bahwa ini adalah pemberian yang agung, yang tidak diperoleh oleh siapa pun.

(1) Dikeluarkan Bukhari (3340) dan Muslim (194) dari hadits Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Ad-Dhuha ayat 5: Allah memberikan kabar gembira bahwa Ia akan memberikan kenikmatan-kenikmatan di dunia dan akhirat yang membuat engkau ridha dengannya dan yang menyenangkan pandanganmu.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Al Hafizh Ibnu Katsir berkata: Imam Abu ‘Amr Al Auza’i berkata (meriwayatkan) dari Isma’il bin Ubaidullah bin Abul Muhajir Al Makhzumiy dari Ali bin Abdullah bin Abbas dari bapaknya ia berkata: Ditunjukkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam segala sesuatu dari perbendaharaan yang akan ditaklukkan untuk umatnya satu persatu, Beliau pun bergembira dengannya, maka Allah menurunkan ayat, “Dan sungguh, kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, sehingga engkau menjadi puas.” Oleh karena itu, Allah Subhaanahu wa Ta'aala akan memberikan kepada Beliau di surga sejuta istana, dimana masing-masing istana ada istri-istri dan pelayan-pelayan yang layak untuk Beliau.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abi Hatim dari jalannya, dan ini adalah isnad yang shahih sampai kepada Ibnu Abbas).

Syaikh Muqbil berkata, “Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Jarir sebagaimana dikatakan Al Haafizh Ibnu Katsir juz 30 hal. 232 dari dua jalan dari Al Auza’iy, dimana pada salah satunya ada ‘Amr bin Hasyim Al Bairutiy rawi yang meriwayatkan dari Al Auza’iy, dan dia dha’if, sedangkan pada jalan yang lain ada Rawwad bin Al Jarrah yang diperselisihkan. Saya kira, orang yang mentsiqahkannya adalah karena kejujurannya dan agamanya, sedangkan orang yang mencacatkannya karena ia adalah seorang yang mukhtalith (bercampur hapalannya). Hadits tersebut juga diriwayatkan oleh Hakim dan ia menshahihkannya juz 2 hal. 526, dan Adz Dzahabiy mengomentarinya dengan berkata, “’Isham bin Rawwad menyendiri dengan hadits itu dari bapaknya, sedangkan ia didhaifkan.” Thabrani juga meriwayatkan dalam Al Kabir dan Al Awsath, Al Haitsami berkata, “Sedangkan dalam riwayat di Al Awsath disebutkan: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Ditunjukkan kepadaku segala sesuatu yang akan ditaklukkan untuk umatku setelahku sehingga membuatku senang.” Maka Allah menurunkan ayat, “Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang permulaan.” Lalu disebutkan sama seperti dalam hadits sebelumnya, namun di sana terdapat Mu’awiyah bin Abul ‘Abbas yang aku (Haitsami) tidak mengenalnya, sedangkan para perawi yang lain adalah tsiqah, dan isnad dalam Al Kabir adalah hasan.”

Syaikh Muqbil juga berkata, “Abu Nu’aim juga meriwayatkan dalam Al Hilyah juz 3 hal. 212 dari Thabrani dan di sana terdapat ‘Amr bin Hasyim Al Bairutiy, selanjutnya ia berkata, “Hadits ini gharib dari hadits Ali bin Abdullah bin ‘Abbas, dimana tidak ada yang meriwayatkan darinya kecuali Isma’il. Dan Sufyan ats Tsauriy meriwayatkan hadits itu dari Al Auza’i dari Ismail seperti itu.” (lihat Ash Shahihul Musnad karya Syaikh Muqbil hal. 267-268).


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Ad-Dhuha Ayat 5

Dan sungguh, kelak tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya yang berlimpah kepadamu, baik dalam urusan dunia seperti kesuksesan menyampaikan risalah, maupun di akhirat dengan pahala, hak memberi syafaat, dan sebagainya. Dia akan mencurahkan karunia kepadamu sehingga engkau menjadi puas karenanya. 6. Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim ketika kedua orang tuamu wafat, lalu dia melindungimu dalam asuhan kakek dan pamanmu' ayah nabi wafat ketika beliau dalam kandungan dan ibunya wafat ketika beliau berumur 6 tahun. Allah melindungi nabi dalam asuhan kakeknya, 'abdul muttalib, sampai usia 8 tahun, dilanjutkan oleh pamannya, ab' t'lib, hingga sang paman wafat.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah sekumpulan penjabaran dari beragam ahli tafsir terhadap makna dan arti surat Ad-Dhuha ayat 5 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita semua. Support kemajuan kami dengan memberi link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Link Sering Dilihat

Tersedia berbagai materi yang sering dilihat, seperti surat/ayat: Al-Qari’ah, Al-‘Ashr, An-Nisa 59, Al-Lahab, Yusuf, Al-Kahfi 1-10. Ada pula An-Naziat, Az-Zumar 53, Quraisy, Bismillah, Al-Ma’idah 3, An-Nashr.

  1. Al-Qari’ah
  2. Al-‘Ashr
  3. An-Nisa 59
  4. Al-Lahab
  5. Yusuf
  6. Al-Kahfi 1-10
  7. An-Naziat
  8. Az-Zumar 53
  9. Quraisy
  10. Bismillah
  11. Al-Ma’idah 3
  12. An-Nashr

Pencarian: surat 13 ayat 7, al baqarah 117, surat 11 ayat 21, surat 14 ayat 5, al baqarah 285 latin

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: