Surat An-Nisa Ayat 98

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

إِلَّا ٱلْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ ٱلرِّجَالِ وَٱلنِّسَآءِ وَٱلْوِلْدَٰنِ لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا

Arab-Latin: Illal-mustaḍ'afīna minar-rijāli wan-nisā`i wal-wildāni lā yastaṭī'ụna ḥīlataw wa lā yahtadụna sabīlā

Artinya: Kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah),

« An-Nisa 97An-Nisa 99 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Berharga Terkait Dengan Surat An-Nisa Ayat 98

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 98 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam tafsir berharga dari ayat ini. Terdapat aneka ragam penafsiran dari banyak ulama tafsir terhadap makna surat An-Nisa ayat 98, misalnya seperti tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan diberi uzur dari tempat kembali (yang buruk)itu, orang-orang yang lemah tak berdaya dari kaum lelaki,kaum wanita,dan anak-anak kecil yang tidak memiliki kemampuan untuk menolak tindak penindasan dan kezhaliamn yang menimpa diri mereka,serta mereka tidak tahu cara untuk membebaskan diri dari penderitaan yang mereka alami.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

98-99. Namun ancaman ini tidak berlaku bagi orang-orang lemah yang memiliki alasan yang dibenarkan, baik laki-laki, wanita, maupun anak-anak. Yaitu orang-orang yang tidak berdaya untuk melindungi diri mereka dari kesewenang-wenangan dan penindasan, dan tidak bisa menemukan cara untuk membebaskan diri mereka dari tekanan. Mereka itulah orang-orang yang bisa berharap mendapatkan ampunan Allah berkat kasih sayang dan belas kasih-Nya. Dan Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun bagi hamba-hamba-Nya yang bertaubat kepada-Nya.


📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

98. إِلَّا الْمُسْتَضْعَفِينَ (kecuali mereka yang tertindas)
Yakni yang benar-benar lemah.

مِنَ الرِّجَالِ وَالنِّسَآءِ وَالْوِلْدٰنِ(baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak)
Seperti orang-orang jompo dan lainnya.

لَا يَسْتَطِيعُونَ حِيلَةً (yang tidak mampu berdaya upaya)
Yakni untuk meloloskan diri dari negeri tersebut.

وَلَا يَهْتَدُونَ سَبِيلًا(dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah))
Yakni yang tidak tahu jalan menuju negeri yang aman dan Islam.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

98 Kecuali mereka yang memang benar-benar lemah, seperti orang tua, orang lemah ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan untuk hijrah,


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Kecuali mereka yang tertindas dari kalangan laki-laki, perempuan, dan anak-anak yang tidak berdaya} tidak mampu untuk berhijarah {dan tidak mengetahui jalan} mereka tidak mengetahui jalan untuk keluar


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

98-99. Kemudian Allah mengecualikan orang-orang yang benar-benar tertindas, orang-orang yang tidak memiliki kemampuan untuk berhijrah dalam bentuk apa pun, “dan tidak mengetahui jalan untuk berhijrah,” Allah berfirman tentang mereka, “Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya, Dan Allah Maha Pemaaf Lagi Maha Pengampun,” kata “mudah-mudahan” menunjukan kepastian terjadinya jika sumbernya dari Allah karena tuntunan kebaikan dan kemukiaanNya. Dan pengharapan akan pahala dari orang-orang yang melakukan beberapa perbuatan mengandung faidah, yaitu bahwa orang tersebut bisa jadi benar-benar tidak memenuhinya, dan tidak melakukanya menurut bentuk yang sesuai dari yang diinginkan, akan tetapi ia lalai, maka ia tidak berhak mendapatkan pahala tersebut, wallahu ‘alam.
Di dalam ayat yang mulia ini terdapat sebuah dalil bahwa orang yang tidak bisa mengerjakan suatu perintah atu selainnya, maka sesungguhnya ia di maafkan, sebagaiman Allah berfirman bagi orang-orang yang tidak mampu berjihad,
" Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang yang sakit (apabila tidak ikut berperang). Dan barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang pedih." (Al-Fath:17)
dan Allah berfirman tentang keumuman segala perintah,
" Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu"(At-Tagabun:16).
Nabi bersabda, “Apabila aku memerintahkankepada kalian suatu perkara, maka kerjakanlah perkara itu sesuai dengan kemampuanmu.” Akan tetapi tidaklah seorang manusia itu di maafkan kecuali setelah ia mengerahkan segenap kemampuannya, namun tertutup baginya segala pintu-pintu usaha, atas dasar firmannya, “Yang Tidak Mampu Berdaya Upaya.”
Ayat ini juga menyimpan sesuatu isyarat bahwa dalil tentang haji dan umrah dan semacam dari perkara yang butuh perjalannan diantara jalan menunaikannyaadalah kemampuan.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 97-100
Muhammad bin Abdurrahman Abu Al-Aswad berkata, Telah terputus hubungan dengan penduduk Madinah ketika diutus, kemudian aku menulis sesuatu tentang itu. Lalu aku bertemu dengan ‘Ikrimah, hamba Ibnu Abbas, dan aku memberitahunya tentang hal itu. Dia melarang keras aku dari hal itu. Dia berkata, “Ibnu Abbas telah memberitahuku bahwa orang-orang dari golongan muslim pernah bersama dengan orang-orang musyrik. Mereka memperbanyak jumlah mereka berdasarkan janji Rasulullah SAW. Suatu anak panah dilemparkan, sehingga mengenai salah satu dari mereka, sehingga mengakibatkan dia tewas atau terluka pada bagian lehernya lalu dia tewas. Lalu Allah menurunkan ayat: (Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri)
Adh-Dhahhak berkata, ayat ini diturunkan terkait beberapa orang munafik yang berpaling dari Rasulullah SAW di Makkah. Mereka bergabung dengan orang-orang musyrik di hari perang Badar. Mereka terluka seperti yang lainnya. Lalu turunlah ayat ini secara umum untuk setiap orang yang tinggal di antara orang-orang musyrik, sedangkan dia mampu untuk hijrah, dan mampu menegakkan agama. Lalu dia menzalimi diri sendiri dan melakukan dosa, menurut kesepakatan ulama’ terkait ayat ini, dimana Allah berfirman (Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri) yaitu dengan tidak mau berhijrah (malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?") yaitu kenapa kalian tinggal di sini dan tidak mau berhijrah? (Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (97)).
Firman Allah (kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah) (98)) ini adalah keringanan dari Allah kepada mereka untuk tidak melakukan hijrah. Hal ini karena mereka tidak mampu untuk melepaskan diri diri dari genggaman orang-orang musyrik. Sekalipun mampu, mereka tidak mengetahui jalannya. Oleh karena itu, Allah berfirman, (yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah))
Mujahid, 'Ikrimah, dan As-Suddi berkata bahwa maknanya adalah jalan
Firman Allah, (mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya) yaitu Allah membiarkan mereka untuk tidak melakukan hijrah, dan kata “’asaa” dari Allah adalah sesuatu yang diwajibkan, (Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata tentang ayat, (kecuali mereka yang tertindas) dia berkata,”Aku, ibuku termasuk orang diampuni oleh Allah.
Firman Allah, (Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak) ini adalah dorongan untuk berhijrah dan dorongan untuk meninggalkan orang-orang musyrik, serta sesungguhnya seorang mukmin, di mana pun dia pergi, akan menemukan perlindungan dan tempat berlindung yang melindungi dirinya dari orang-orang musyrik. “Al-Muraagham” adalah mashdar dari kata yang biasa diucapkan oleh orang Arab, “Raaghama fulan qaumahu muraaaghaman wa muraaghamatan" (Fulan meminta perlindungan kaumnya)
"An-Nabighah bin Ja’dah berkata:
Seperti gunung ditopang dengan pilar-pilarnya, Maha Perkasa yang menjadi tempat berlindung dan tempat menghindar.
Ibnu Abbas berkata: "Al-Muraagham" adalah perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Demikian juga diriwayatkan dari Adh-Dhahhak, Ar-Rabi' bin Anas, dan Ats-Tsauri.
Mujahid berkata: "( tempat hijrah yang luas)" yaitu dijaukan dari sesuatu yang tidak disukai.
Yang tampak (Hanya Allah yang lebih mengetahui) adalah bahwa ini adalah perlindungan yang melindungi diri dari musuh.
Firman Allah (Wa Sa’ah) yaitu rezeki. Ini dikatakan oleh beberapa ulama’ di antaranya adalah Qatadah, dimana Allah berfirman: (niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak) yaitu dari kesesatan menuju petunjuk, dan dari kemiskinan menuju kekayaan.
Firman Allah : (Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya, maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah) yaitu siapa pun yang keluar dari rumahnya dengan niat berhijrah, kemudian dia mati di tengah perjalanannya, maka dia mendapatkan pahala di sisi Allah dari hasil hijrahnya. sebagaimana yang telah disebutkan dalam hadits shahih Bukhari Muslim dari Umar bin Khattab, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Amalan itu tergantung pada niatnya. Dan setiap orang itu akan dibalas berdasarkan apa yang ia niatkan. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan RasulNya, maka hijrahnya kepada Allah dan RasulNya. Namun barang siapa yang hijrahnya untuk mendapatkan dunia atau seorang wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya kepada apa yang ia niatkan itu”
Ini mencakup hijrah untuk semua perbuatan"


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 98: Kecuali orang-orang yang tertindas dari laki-laki dan perempuan dan kanak-kanak yang tidak berdaya dan tidak terbuka satu jalan.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Tidak ada kemampuan untuk berjihrah.

Ayat ini menunjukkan bahwa barang siapa yang tidak sanggup menjalankan kewajiban, maka ia diberi udzur. Hal itu, karena Allah Subhaanahu wa Ta'aala tidaklah membebani kecuali sesuai kemampuannya. Akan tetapi, seseorang tidaklah diberi udzur kecuali setelah ia berusaha mengerahkan kemampuannya dan telah tertutup berbagai cara baginya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 98

Kecuali mereka yang tertindas, yang sangat lemah, baik laki-laki atau perempuan dan anak-anak yang karenanya mereka tidak berdaya dan tidak pula mengetahui jalan untuk berhijrah, maka mereka itu adalah orang-orang yang mudah-Mudahan Allah memaafkan mereka karena ketidakmampuan mereka untuk berhijrah, bukan karena pilihan dan kemauan mereka sendiri. Allah senantiasa maha pemaaf atas segala kesalahan mereka, dan maha pengampun atas segala dosa merekakecuali mereka yang tertindas, yang sangat lemah, baik laki-laki atau perempuan dan anak-anak yang karenanya mereka tidak berdaya dan tidak pula mengetahui jalan untuk berhijrah, maka mereka itu adalah orang-orang yang mudah-Mudahan Allah memaafkan mereka karena ketidakmampuan mereka untuk berhijrah, bukan karena pilihan dan kemauan mereka sendiri. Allah senantiasa maha pemaaf atas segala kesalahan mereka, dan maha pengampun atas segala dosa mereka.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah berbagai penafsiran dari banyak ahli ilmu berkaitan makna dan arti surat An-Nisa ayat 98 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa faidah bagi kita semua. Bantulah perjuangan kami dengan memberikan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Paling Sering Dicari

Tersedia banyak halaman yang paling sering dicari, seperti surat/ayat: Al-Fatihah 4, Al-Ma’idah 48, An-Nahl 114, Al-Anbiya 30, Al-Fatihah 5, Al-Muthaffifin. Juga Al-Humazah, At-Taubah, At-Tin 4, Al-A’raf 54, Ali ‘Imran 190, An-Nisa.

  1. Al-Fatihah 4
  2. Al-Ma’idah 48
  3. An-Nahl 114
  4. Al-Anbiya 30
  5. Al-Fatihah 5
  6. Al-Muthaffifin
  7. Al-Humazah
  8. At-Taubah
  9. At-Tin 4
  10. Al-A’raf 54
  11. Ali ‘Imran 190
  12. An-Nisa

Pencarian: surat ke 12 ayat 3, surat 19 ayat 5, surat al baqarah 177, surat ar rum ayat 1, pembelian buku surah al-a’la

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: