Surat An-Nisa Ayat 114

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

۞ لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ إِلَّا مَنْ أَمَرَ بِصَدَقَةٍ أَوْ مَعْرُوفٍ أَوْ إِصْلَٰحٍۭ بَيْنَ ٱلنَّاسِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ ٱبْتِغَآءَ مَرْضَاتِ ٱللَّهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا

Arab-Latin: Lā khaira fī kaṡīrim min najwāhum illā man amara biṣadaqatin au ma'rụfin au iṣlāḥim bainan-nās, wa may yaf'al żālikabtigā`a marḍātillāhi fa saufa nu`tīhi ajran 'aẓīmā

Artinya: Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

« An-Nisa 113An-Nisa 115 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Tentang Surat An-Nisa Ayat 114

Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 114 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beraneka tafsir penting dari ayat ini. Didapati beraneka penjabaran dari kalangan ahli tafsir terhadap isi surat An-Nisa ayat 114, sebagiannya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Tidak ada manfaat dalam kebanyakan ucapan-ucapan manusia dengan berbisik-bisik diantara mereka, kecuali ucapan itu adalah perkataan yang mengajak untuk berbagi kebaikan dalam bentuk sedekah, atau kata-kata yang baik, atau mendamaikan antara manusia. Dan barangsiapa yang melakukan hal-hal tersebut demi mencari ridha Allah lagi mengharap pahalaNya,maka Kami akan memberikan kepadanya pahala yang besar lagi luas.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

114. Allah memperingatkan bahwa tidak ada kebaikan dari kebanyakan pembicaraan dan bisik-bisik yang dilakukan manusia kecuali orang yang berusaha mencari kebaikan dengan sedekah harta atau ilmu, memberi manfaat yang dapat dirasakan oleh orang lain dan berbuat ketaatan, atau menciptakan perdamaian diantara orang yang berselisih. Allah mengecualikan tiga perkara ini dalam pembicaraan dan bisik-bisik yang tidak mengandung banyak kebaikan, sebab kesempurnaan kebaikan dari tiga perkara ini tidak dapat terwujud kecuali dengan cara sembunyi-sembunyi dan rahasia. Dan barangsiapa yang melakukan tiga perkara ini dengan tujuan mengharap keridhaan Allah niscaya Allah akan memberinya pahala yang besar


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

114. Tidak ada kebaikan pada kebanyakan ucapan yang dirahasiakan oleh manusia, dan juga tidak ada manfaatnya, kecuali jika ucapan itu berupa perintah untuk bersedekah, atau melakukan kebaikan yang diajarkan oleh syariat dan ditunjukkan oleh akal sehat, atau seruan untuk mendamaikan pihak-pihak yang berseru. Barangsiapa yang melakukan hal itu demi mencari rida Allah, maka Kami akan memberinya pahala yang sangat besar.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

114. لَّا خَيْرَ فِى كَثِيرٍ مِّن نَّجْوَىٰهُمْ (Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka)
Makna (النجوى) yakni rahasia antara dua orang atau lebih apabila mereka membicarakannya dengan cara rahasia.
Kebanyakan apa yang dibisikkan manusia tidak ada kebaikannya kecuali dalam tiga perkara ini.

أَوْ مَعْرُوفٍ (atau berbuat ma’ruf)
Kata ma’ruf merupakan kata umum yang mencakup seluruh jenis-jenis kebaikan.

أَوْ إِصْلٰحٍۭ بَيْنَ النَّاسِ ۚ( atau mengadakan perdamaian di antara manusia)
mengadakan perdamaian di antara manusia mencakup urusan darah, kehormatan, dan harta benda, serta segala yang terdapat didalamnya saling tuduh dan perselisihan.

وَمَن يَفْعَلْ ذٰلِكَ(Dan barangsiapa yang berbuat demikian)
Yakni barang siapa yang menyuruh untuk berbuat hal-hal ini.

ابْتِغَآءَ مَرْضَاتِ اللهِ فَسَوْفَ نُؤْتِيهِ أَجْرًا عَظِيمًا(karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar)
Dan barangsiapa yang melakukannya karena hal lain maka ia tidak pantas mendapatkan pujian dan balasan ini, bahkan bisa jadi ia malah mendapatkan dosa karena segala perbuatan tergantung pada yang diniatkan.
Dari Ummu Habibah ia berkata: Rasulullah bersabda: semua perkataan bani Adam akan menjadi musuhnya dan bukan pembelanya kecuali perkataan dalam menyuruh kepada kebaikan atau melarang kemungkaran, atau berzikir kepada Allah.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Perhatikan tiga hal penting dalam ayat ini : seruan kepada sedekah dan kepada berbuat baik dan seruan kepada perdamaian, hakikatnya tiga perkara ini dilakukan secara tersembunyi, karena dengan cara demikian akan menghasilkan pengaruh yang lebih baik dan balasan yang lebih baik pula, dan lebih menjamin tercapainya tujuan, kecuali ada sebab yang mengharuskan dilakukan dengan terang-terangan.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

114 Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, - yaitu rahasia antara dua kelompok ketika mereka saling membicarakan hal tersebut - kecuali bisikan-bisikan tentang tiga hal: yaitu hal yang menyuruh manusia memberi sedekah, atau berbuat ma’ruf (yaitu segala yang mencakup kebaikan seperti menghilangkan kesedihan dan mencegah kemungkaran) atau mengadakan perdamaian di antara manusia masalah darah, harta, dan permusuhan. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, bukan atas tujuan dunia maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Tidak ada kebaikan pada banyak pembicaraan rahasia mereka} percakapan rahasia mereka {kecuali orang yang menyuruh bersedekah, atau kebaikan} sesuai dengan syariat dan mengingkari akal sehat {atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Siapa saja yang berbuat demikian itu untuk mencari} mencari {ridha Allah kelak Kami anugerahkan kepadanya pahala yang sangat besar


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

114. Maksudnya, tidak ada kebaikan pada kebanyakan perkara yang diperbincangkan dan dibicarakan oleh manusia, lalu bila tidak ada kebaikan padanya, baik karena tidak ada faidahnya seperti perkataan-perkataan yang mubah tapi tidak bermanfaat ataupun suatu yang buruk dan berbahaya semata, seperti perkataan yang diharamkan dengan segala bentuknya, kemudian Allah membuat pengecualian dalam FirmanNya, “Kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah” dari harta atau ilmu atau apapun yang memberi manfaat. mungkin saja termasuk ibadah yang sederhana seperti bertasbih, bertahmid dan semacamnya.sebagaimana sabda Nabi "sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, takbir adalah sedekah, tahlil adalah sedekah, amar ma'ruf adalah sedekah, nahyi munkar adalah sedekah, dan dalam berjima adalah sedekah…" HR Muslim no. 1006
“Atau berbuat ma’ruf,” yaitu, berbuat baik dan ketaatan serta seluruh perkara yang diketahui dalam syariat dan akal manusia akan kebaikannya, dan apabila perintah kepada yang ma’ruf dimutlakan tanpa disertakan dengan kalimat melarang dari yang mungkar, maka secara otomatis melarang dari yang mungkar termasuk di dalamnya, yang demikian itu karena meninggalkan hal-hal yang dilarang adalah suatu kebaikan, dan juga tidaklah akan sempurna perbuatan baik itu kecuali bila diiringi dengan meninggalkan yang jelek, adapun bila disertakan, maka ma’ruf itu ditafsirkan dengan mengerjakan yang diperintahkan sedang yang mungkar ditafsirkan dengan meninggalkan yang dilarang.
“Atau mengadakan perdamaian di antara manusia,” mendamaikan itu tidaklah terjadi kecuali pada dua orang yang saling berselisih dan bertengkar, perselisihan dan pertengkaran dan saling memusuhi akan mengakibatkan keburukan dan perpecahan yang tidak mungkin dapat dihindari, oleh karena itu syariat Islam menganjurkan untuk mengadakan perdamaian di antara manusia dalam perkara darah, harta, dan kehormatanbahkan dalam beragama sebagaimana Allah berfirman,
" Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai," (Ali Imran:103)
dan dalam ayat lain, " Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah" (Al-Hujurat:9),
dan FirmanNya, " dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)" (An-Nisa:128).
Seorang yang berusaha mengadakan perdamaian antara manusia adalah lebih utama daripada seorang yang taat melakukan shalat dan puasa serta sedekah. Seorang pembuat perdamaian pastilah Allah akan memperbaiki usaha dan perbuatannya, sebagaimana seorang yang berusaha melakukan kerusakan, maka Allah tidak akan membiarkan perbuatannya terus berlangsung dan tidak pula menyempurnakan tujuannya untuk dirinya, sebagaimana Allah berfirman,
" Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan." (Yunus:81).
Hal-hal seperti ini, apa pun yang dilakukan adalah suatu yang baik sebagaimana yang ditunjukkan oleh pengecualian tersebut, akan tetapi kesempurnaan pahala adalah menurut niat dan keikhlasannya, karena itulah Allah berfirman, “Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar,” karena itulah seyogyanya seorang hamba hanya mengharapkan keridhaan Allah, mengikhlaskan perbuatannya hanya untuk Allah pada setiap waktu dan pada setiap bentuk dari bentuk-bentuk kebaikan, agar dengan hal tersebut ia dapat memperoleh pahala yang besar, dan agar ia terbiasa dengan keikhlasan sehingga menjadi bagian dari kelompok orang yang ikhlas, dan agar Allah menyempurnakan pahalanya, baik tujuannya tercapai ataupun tidak, karena niat telah ada lalu diiringi dengan perbuatan yang mungkin diwujudlkan.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 114-115
Allah SWT berfirman: (Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka) yaitu perkataan manusia (kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia) yaitu kecuali bisikan dari orang yang mengatakan hal itu.
Oleh karena itu, Allah berfirman: (Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah) yaitu dia ikhlas melakukan itu karena mengharapkan pahala dari perbuatan itu di sisi Allah (maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar) yaitu pahala yang melimpah, banyak, dan luas.
Firman Allah: (Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas petunjuk baginya), yaitu orang yang mengikuti jalan selain jalan syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW, sehingga dia berada dalam penyimpangan, dan ketentuan yang dia ikuti jadi menyimpang. Hal itu dilakukan dengan sengaja setelah tampak dan jelas baginya kebenaran itu.
Firman Allah: (dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin) ini sesuai dengan penggambaran yang pertama, tetapi terkadang merujuk pada melanggar hukum syariat yang telah diterapkan, atau pada kesepakatan mereka berupa kesalahan untuk memuliakan diri mereka dan mengagungkan nabi mereka. Oleh karena itu, Allah mengancam mereka atas tindakan tersebut dengan firmanNya (dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali) yaitu ketika menapaki jalan ini, Kami membiarkannya atas perbuatan itu, dengan membuatnya tampak bagus dan menghiasnya bagi dirinya sebagai bentuk pembiaran, sebagaimana Allah SWT berfirman (Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan kalam ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui (44)) (Surah Al-Qalam) (Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka) (Surah Ash-Shaf: 5) (dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat) (Surah Al-An’am: 110) Allah membuat neraka sebagai tempat kembalinya di akhirat, karena orang yang keluar dari petunjuk tidak akan memiliki jalan keluar kecuali menuju neraka pada hari kiamat, seperti Allah SWT berfirman: (Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah (22) selain Allah; maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka (23)) (Surah Ash-Shaffat)


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat An-Nisa ayat 114: Tidak ada kebaikan pada kebanyakan dari mereka pada malam, kecuali orang yang menyuruh bersedekah atau kebaikan atau perdamaian antara manusia; lantaran barangsiapa berbuat yang demikian karena hendakkan keridlaan-keridlaan nanti Kami beri kepadanya ganjaran yang besar.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Yakni tidak ada faedahnya, seperti yang terjadi dalam pembicaraan secara berlebihan, bahkan bisa berupa keburukan atau madharrat semata, sebagaimana dalam pembicaraan haram dengan segala macamnya.

Baik sedekah harta, sedekah ilmu maupun menyedekahkan sesuatu yang bermanfaat lainnya, bahkan bisa termasuk pula ibadah yang manfaatnya bagi diri sendiri, seperti tasbih, tahmid dsb. hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam:

« أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُونَ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ » .

"Bukankah Allah telah menjadikan untuk kamu sesuatu yang bisa kamu sedekahkan. Sesungguhnya setiap tasbih adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, amr ma'ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah dan jima' yang dilakukan salah seorang di antara kamu adalah sedekah."(HR. Muslim)

Yakni berbuat ihsan dan ketaatan. Demikian pula segala sesuatu yang dipandang baik oleh syara' dan akal, inilah yang disebut sebagai ma'ruf. Memerintahkan yang ma'ruf, jika disebutkan secara terpisah tanpa disebutkan nahi munkar, maka termasuk pula ke dalamnya nahi munkar, hal itu karena meninggalkan yang munkar termasuk perkara ma'ruf, di samping itu mengerjakan kebaikan tidaklah sempurna kecuali dengan meninggalkan yang munkar atau keburukan. Adapun ketika disebutkan secara bersamaan, maka amar ma'ruf adalah mengerjakan perkara yang diperintahkan, sedangkan nahi munkar adalah meninggalkan yang dilarang.

Mengadakan perdamaian biasanya tidak dilakukan kecuali antara dua pihak yang bersengketa dan bermusuhan, di mana hal itu jika dibiarkan akan menimbulkan keburukan dan perpecahan yang besar. Oleh karena itu, syari' mendorong untuk mendamaikan antara manusia, baik dalam hal darah, harta maupun kehormatan, bahkan dalam menjalankan agama sebagaimana firman Allah Ta'ala:

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk." (Terj. Ali Imran: 103)

Tentang keutamaan mendamaikan dua pihak yang bertengkar, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَ الصَّلاَةِ وَ الصَّدَقَةِ ؟ إِصْلَاحُ ذَاتَ الْبَيْنِ فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتَ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ .

"Maukah kamu aku beritahukan sesuatu yang lebih utama daripada derajat puasa, shalat dan sedekah (sunat)? Yaitu mendamaikan dua pihak yang bertengkar, karena sesungguhnya merusak dua pihak yang bertengkar merupakan pengikis (agama)." (HR. Ahmad, Abu Dawud dan Tirmidzi dari Abu Darda', dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jaami' no. 2595)

Namun demikian, sempurnanya pahala yang didapatkan tergantung niat dan keikhlasan sebagaimana diterangkan dalam ayat di atas. Oleh karena itu, sepatutnya seorang hamba mengikhlaskan hatinya karena Allah Ta'ala, mengikhlaskan amalnya di setiap waktu agar memperoleh pahala yang besar dan terbiasa berbuat ikhlas sehingga termasuk orang-orang yang ikhlas, pahala yang diperolehnya akan menjadi sempurna, bahkan kalau pun tujuannya tidak tercapai, ia tetap mendapatkan pahala.

Bukan karena kepentingan dunia atau lainnya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat An-Nisa Ayat 114

Sama sekali tidak ada kebaikan dari banyak pembicaraan rahasia atau bisikan-bisikan yang mereka lakukan, tetapi yang baik itu adalah orang yang menyuruh untuk bersedekah, atau berbuat makruf, yaitu perbuatan kebajikan yang sesuai dengan tuntunan agama dan sudah dikenal oleh masyarakat sebagai sesuatu yang baik, atau mengadakan perdamaian di antara manusia yang berselisih dan bertikai. Barang siapa berbuat demikian, yaitu perbuatan-perbuatan yang disebutkan di atas karena niat mencari keridaan Allah, maka kelak kami akan memberinya pa-hala yang besar, banyak dan berlipat gandapada ayat yang lalu Allah menerangkan pahala bagi orang-orang yang mengikuti tuntunan rasulullah, sedang pada ayat ini Allah mem-beri peringatan. Dan barang siapa yang terus-menerus menentang rasul, yaitu nabi Muhammad, setelah jelas baginya kebenaran yang disampaikan kepadanya, bukan sebelum diketahuinya kebenaran itu, dan dilanjutkan dengan mengikuti jalan yang sesat, yang bukan jalan orang-orang mukmin, kami biarkan dia dalam kesesatan yang telah dilakukannya itu dan akan kami masukkan dia, kelak di hari akhirat ke dalam neraka jahanam sebagai balasan yang setimpal atas penentangan mereka terhadap rasulullah, dan itu seburuk-buruk tempat kembali.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beragam penjabaran dari berbagai mufassirin berkaitan isi dan arti surat An-Nisa ayat 114 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi kita bersama. Bantulah syi'ar kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Banyak Dibaca

Kaji berbagai halaman yang banyak dibaca, seperti surat/ayat: Al-Muthaffifin, An-Nahl 114, Al-Ma’idah 48, Al-Humazah, Al-Fatihah 5, Ali ‘Imran 190. Serta Al-A’raf 54, Al-Fatihah 4, An-Nisa, Al-Anbiya 30, At-Taubah, At-Tin 4.

  1. Al-Muthaffifin
  2. An-Nahl 114
  3. Al-Ma’idah 48
  4. Al-Humazah
  5. Al-Fatihah 5
  6. Ali ‘Imran 190
  7. Al-A’raf 54
  8. Al-Fatihah 4
  9. An-Nisa
  10. Al-Anbiya 30
  11. At-Taubah
  12. At-Tin 4

Pencarian: potongan quran surat alisra ayat 55 tersebut menjelaskan tentang, al baqarah ayat 255-256 latin, tuliskan surat al baqarah ayat 285 beserta artinya, al baqarah 126 dan artinya, tafsir az zumar ayat 9

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: