Surat Al-Ma’idah Ayat 119

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

قَالَ ٱللَّهُ هَٰذَا يَوْمُ يَنفَعُ ٱلصَّٰدِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ لَهُمْ جَنَّٰتٌ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ

Arab-Latin: Qālallāhu hāżā yaumu yanfa'uṣ-ṣādiqīna ṣidquhum, lahum jannātun tajrī min taḥtihal-an-hāru khālidīna fīhā abadā, raḍiyallāhu 'an-hum wa raḍụ 'an-h, żālikal-fauzul-'aẓīm

Artinya: Allah berfirman: "Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka. Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; Allah ridha terhadap-Nya. Itulah keberuntungan yang paling besar".

« Al-Ma'idah 118Al-Ma'idah 120 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Mendalam Terkait Dengan Surat Al-Ma’idah Ayat 119

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’idah Ayat 119 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beragam pelajaran mendalam dari ayat ini. Ada beragam penafsiran dari kalangan ulama berkaitan makna surat Al-Ma’idah ayat 119, sebagiannya sebagaimana tercantum:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Allah berfirman kepada Isa pada hari kiamat, ”ini adalah hari pembalasan yang akan bermanfaat bagi orang-orang bertauhid atas tauhid mereka kepada tuhan mereka dan kepatuhan mereka kepada syariat-syariatNya, serta kejujuran niat-niat mereka dan ucapan-ucapan dan perbuatan-perbuatan mereka. Bagi mereka surga-surga yang mengalair dibawah istana-istananya dan pohon-pohonnya sungai-sungai, mereka tinggal abadi di dalamnya. Allah meridhai mereka lalu menerima amal kebaikan mereka, dan mereka ridha kepadaNya atas pahala besar dariNya yang diberikanNYa kepada mereka. balasan dan ridhaNya kepada mereka merupakan keberuntungan yang agung.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah


119. Allah menjawab perkataan Isa bin Maryam: ini merupakan hari pembalasan yang bermanfaat bagi orang-orang yang beriman kepada Allah, mengesakan-Nya, dan mentaati syariat-Nya; mereka akan mendapatkan surga-surga yang di bawahnya terdapat sungai sungai yang mengalir dan mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya; itulah kemenangan yang besar.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

119. Allah berfirman kepada Isa -‘Alaihissalām-, “Ini adalah hari di saat orang-orang yang memiliki niat, perbuatan, ucapan tulus akan mendapatkan keuntungan dari ketulusannya. Mereka akan mendapatkan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawah istana-istana dan pohon-pohonnya. Mereka akan tinggal di sana untuk selama lamanya tanpa pernah mati. Allah akan meridai mereka dan tidak akan murka kepada mereka untuk selama-lamanya. Dan mereka pun rida kepada Allah atas kenikmatan abadi yang mereka terima. Balasan dan keridaan itu adalah kemenangan terbesar yang tiada banding.”


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

119. قَالَ اللهُ هٰذَا يَوْمُ يَنفَعُ الصّٰدِقِينَ صِدْقُهُمْ ۚ (Allah berfirman: “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka)
Yakni kebenaran mereka di dunia, dan pendapat lain mengatakan, di akhirat.

رَّضِىَ اللهُ عَنْهُمْ (Allah ridha terhadap mereka)
Karena perbuatan mereka berupa ketaatan yang ikhlas untuk-Nya.

وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ (dan mereka ridha terhadap-Nya)
Karena balasan yang diberikan kepada mereka, berupa apa yang belum pernah berbesit dalam fikiran mereka dan belum pernah terbayang dalam akal mereka, yang mana tidak ada permintaan dan keinginan mereka yang tidak terpenuhi.
Dan makna kemenangan adalah keberhasilan dalam meraih impian dengan raihan yang sempurna.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

119. Allah berfirman: “Inilah hari kiamat yang mana kebenaran orang-orang yang beriman di dunia berguna,” dan bagi mereka itu surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawah bilik-bilik dan pepohonannya, mereka abadi selamanya disana. Allah meridhai amal perbuatan mereka berupa ketaatan yang ikhlas hanya kepadaNya, dan mereka ridha kepada Allah atas imbalan yang Dia berikan ini. Itulah kemenangan paling sempurna


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Allah berfirman, “Ini adalah hari dimana kebenaran orang-orang yang benar bermanfaat bagi mereka. Bagi mereka itu surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepadaNya. Itulah kemenangan yang agung.”


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

111-120. MaksudNya ingatlah nikmatKu kepadamu manakala aku memudahkan untukmu mendapatkan pengikut-pengikut dan penolong-penolong, maka aku ilhamkan kepada Hawariyyin (pembela dan pengikut setia), dan aku bisikan iman kepadaKu dan RasulKu kedalam hati mereka, dan aku ilhamkan melalui lisanmu yakni aku memerintahkan kepada mereka melalui wahyu yang datang kepadamu dari Allah, maka mereka menjawab dan meresponnya dengan baik, mereka berkata, “ kami telah beriman dan saksikanlah wahai Rasul bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh kepada seruanMu.” Mereka menggabungkan antara Islam yang zahir yang di dasari ketundukan dengan amal yang di dasari dengan iman batin yang mengeluarkan pemiliknya dari kemunafikan dan iman yang lemah. Para Hawariyyin itu adalah orang-orang yang menolong, seperti kata Isa kepada mereka,
"Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang." ( Ash- Shaff:14)
“Ingatlah ketika pengikut-pengikut Isa berkata, ‘ Hai Isa putra Maryam bersediakah Tuhanmu menyediakan hidangan dari langit kepada kami?’” maksudNya, meja makanan dengan makanan. Ini bukan karena keraguan mereka terhadap kuasa Allah dan kemampuaNya untuk itu, akan tetapi itu usulan yang sopan dari mereka. Karena permintaan terhadap kekuasaan Allah bertentangan dengan ketundukan kepada kebenaran, dan ucapan yang keluar dari para hawariyyin bisa jadi mengarah kesana. Maka Isa menasehati mereka dan berkata, “ bertakwalah kepada Allah jika kamu benar-benar orang-orang yang beriman.” Karena seorang Mukmin akan bertakwa karena imanNya untuk selalu bertakwa, tunduk kepada perintah Allah dan tidak menuntut turunnya tanda-tanda kekuasaan Allah yang tidak di ketahui apa yang terjadi sesudah itu.
Hawariyyin menjelaskan bahwa bukan itu maksud mereka, akan tetapi maksud mereka adalah baik yaitu karena kebutuhan, mereka berkata, “ Kami akan memakan hidangan itu.” Ini adalah bukti bahwa mereka memerlukannya, “ dan supaya tenteram hati kami” dengan iman ketika kami melihat tanda-tanda kekuasaan Allah denga mata kepala kami sehingga iman kami menjadi ain al-yaqin (setelah sebelumnya adalah ilmu al-yaqin) seperti Ibrahim kekasih Allah yang meminta kepada Allah untuk di tujukan bagaimana menghidupka orang mati. Allah berfirman
"Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati”. Allah berfirman: “Belum yakinkah kamu?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan imanku) Allah berfirman: “(Kalau demikian) ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah berfirman): “Lalu letakkan diatas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera”. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (Al-Baqarah:260).
Seorang hamba memerlukan tambahan ilmu, keyakinan, dan iman setiap saat. Oleh karena itu Allah berfirman, “Dan supaya kami yakin bahwa kamu telah berkata benar kepada kami,” yakni, kami mengetahui apa yang kamu bawa, bahwa ia adalah benar. “Dan kami menjadi orang-orang yang menyksikan hidangan itu.” Yakni, ia membawa kebaikanbagi orang yang datang sesudah kami. Kami menjadi saksi dalam hal ini, maka hujjah pun tegak dan bukti semakin bertambah kuat dengan itu.
Manakala Isa mendengar itu dan mengetahui maksud mereka, dia mengabulkan permintaan mereka, dia bero’a, “ Ya Tuhan Kami, turunkanlah sekiranya kepada kami suatu hidangan kepada kami dari langit yang hari turunnya akan mejadi hari raya yaitu bagi orang-orang yang bersama kami kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaanMu.” Maksudnya, hari turunnya di jadikan hari raya dan musim bagi memperingati hari bessar dari kekuasaan Allah itu ia kan selalu di ingatdan tidak di lupakan selama waktu dan tahun terus berganti, sebagaimana Allah menjadikan hari raya di manasik kamu Muslimin sebagai momen untuk mengingat kebesaranNya dan mengingat jalan para Rasul dan Sunnah mereka yang lurus, karunia dan kebaikanNya untuk mereka, “ Berilah Kami Rezeki, da Engkaulah Pemberi Rezeki yang paling utama.” Yakni di jadikan ia sebagai rezeki kami. Isa memohon agar hidangan itu di turunkan untuk dua kemaslahatan: Pertama, kemaslahatan agama, yaitu sebagai tanda kekuasan Allah yang kekal, dan Kedua, kemaslahatan dunia sebagai rezeki.
“Allah berfirman, ‘Sesungguhnya aku akan menurunkan hidangan itu kapadamu, barangsiapa yang kafir sesudah di turunkannya hidangan itu, maka sesungguhnya aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia’.” Karena dia menyaksikan tanda kekusaan Allah yang mengagumkan dan dia kafir karena kesombongan dan pengingkaran, maka dia berhak mendapatkan siksa yang pedihdan hukuman yang berat.
Ketahuilah bahwa Allah berjanji hendak menurunkannya, Dia mengancam mereka dengan ancaman itu jika mereka mengingkarinya, tetapi Dia tidak menyatakan akan menurunkannya. Ada kemungkinan, karena mereka tidak memilih ini. Ini di tunjukan bahwa ia tidak di sebut di dalam Injil yang ada di tangan orang-orang Nasrani dan sama sekali tidak ada indikasi ( bahwa itu terjadi ). Kemungkinan lain ia sudah di turunkan seperti yang di janjikan oleh Allah, karena Dia tidak menyelisihi janji, tetapi masalah ini tidak di singgung di dalam Injil, karena ia termasuk bagian di mana mereka di ingatkan denganNya tetapi mereka melupakanNya. Atau mereka memang tidak di sebt dalam Injil sama sekali, karena ia telah di warisi dari generasi ke generasi. Generasi berikut mengambil dari generasi sebelumnya, maka Allah merasa itu cukup tanpa harus di singgug di dalam Injil, dan makna ini di dukung oleh FirmanNya, “ dan kami jadikan orang-orang yang meyaksikan hidangan itu.” Dan Allah lebih mengetahui kenyataan yang sebenarnya.
“Dan ingatlah ketika Allah berfirman, ‘ Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘ Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?’” ini adalah celaan terhadap orang-orang nasrani yang berkata, “ sesungguhnya Allah adalah satu dari tiga.” Maka Allah berfirman kepada Isa. Isa sendiri berlepas diri dari ucapan tersebut, dia berkata, “ Maha Suci Engkau” dari ucapan buruk ini dan dari segala yang tidak layak untukMu. “ Tidaklah patut bagu mengcapkan apa yang bukan hakku.” Yakni tidak layak dan tidak patut bagiku mengatakan sesuatu yang bukan sifat dan hakku, karena tiada suatu makhlukpun dari malaikat yang dekat kepada Allah, para nabi yang di utus, dan tidak pula selain mereka yang berhak menduduki derajat ketuhanan. Semuanya hany para hamba yang di atur, makhluk yang tunduk, dan fakir lagi tidak berdaya.
“ Jika aku pernah mengatkanNya, maka tentulah engkau telah mengtahuiNya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diriMu.” Karena engkau lebih mengetahui apa yang keluar dariku, Engkau Maha Mengetahui yang ghaib. Ini termasuk kesempurnaan adab Al-Masih dalam berdialog dengan RabbNya, di mana dia tidak menjawab, “ Aku tidak mengatakan apa pun.” Tetapi dia hany menympaikan ucapan yang menafikan dari dirinya bahwa dia mengucapkan ucapan ucapan tersebut yang bertentangan dengan kedudukanNya yang mulia. Dan bahwa ini termasuk perkara yang mustahil, dan dia menyuciakan Allah dari itu dengan kesempurnaan dan mengembalikan ilmuNya kepada Dzat yang mengetahui yang ghaid dan yang Nampak.
Kemudian dia secara jelas menyebutkan apa yang di perintahkan kepada Bani Israil, “Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa-apa yang Engkau perintahkan kepadaKu untuk mengatakanNya,” aku hanyalah hamba yang mengikuti dan aku tidak lancang terhadap kebesaranMu, “Sembahlah Allah, Tuhanku, dan TUhanmu.” Yakni aku tidak memerintahkan mereka kecuali dengan ibadah kepada Allah semata dan mengikhlaskan agama untukNya yang mengandung larangan untuk mengangkat diriku dan ibuku dua tuhan selain Allah dan penjelasan bahwa aku hanyalah seorang hamba, sebagaimana Allah adalah Rabbmu, Dia juga Rabbku.
“Dan aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka.” Aku menjadi saksi atas orang yang menunaikan perkara ini dan yang tidak menunaikan. “Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkaulah yang mengawasi mereka.” Yang mengetahui rahasia-raahasia dana pa yang mereka sembunyikan.
“Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu,” dengan ilmu, pendengaran, dan penglihatan. IlmuMu meliputi segala sesuatu yang diketahui, pendengaranMu meliputi segala sesuatu yang didengar dan penglihatanMu meliputi segala sesuatu yang dilihat. Engkau membalas para hamba dengan kebaikan dan keburukan yang Engkau ketahui pada mereka.
“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hambaMU,” Engkau lebih menyayangi mereka daripada diri mereka sendiri dan Engkau lebih mengetahui keadaan mereka. Kalau mereka bukan hamba-hamba yang Bengal niscaya Engkau tidak menyiksa mereka. “Dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau-lah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” Maksudnya, ampunanMu keluar dari kebijaksanaan dan kuasa yang sempurna, tidak seperti orang yang memaafkan dan mengampuni karena kelemahan dan ketidakmampuan. “Mahabijaksana,” di mana di antara kebijaksanaanNya adalah mengampuni orang yang melakukan sebab-sebab ampunan.
“Allah berfirman,” menjelaskan keadaan hamba-hambaNya pada Hari Kiamat, siapa yang lulus dan siapa yang celaka, siapa yang berbahagia dan siapa yang sengsara, “Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka.” Orang-orang yang benar adalah orang-orang yang lurus dan petunjuk yang benar. Di Hari Kiamat mereka mendapatkan buah kebenaran ini jika Allah mendudukkan mereka di kursi kejujuran di sisi Maharaja Yang Maha Berkuasa. Oleh karena itu Allah berfirman, “Bagi mereka surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadapNYa. Itulah keberuntungan yang paling besar.”
Sementara itu orang-orang yang dusta adalah sebaliknya, mereka akan memikul mudarat kedustaan, kebohongan, dan buah amal mereka yang rusak.
“Kepunyaan Allah-lah langit dan bumi.” Karena Dia-lah Penciptanya, yang mengatur dengan hukum takdirNya, hukum syar’iNya, dan hukum pembalasanNya. Oleh karena itu Dia berfirman, “Dan DIa Mahakuasa atas segala sesuatu.” Tidak ada sesuatu pun yang melemahkanNya, justru segala sesuatu tunduk kepada kehendakNya dan patuh kepada perintahNya


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 119-120
Allah SWT berfirman seraya menjawab hamba dan rasulNya nabi Isa setelah dia mengemukakan kepadaNya bahwa dia berlepas diri dari orang-orang Nasrani yang ingkar dan berdusta terhadap Allah dan rasulNya, dan setelah dia mengembalikan urusan mereka kepada kehendak Tuhannya, terkait hal itu Allah SWT berfirman: (Ini adalah suatu hari yang bermanfaat bagi orang-orang yang benar kebenaran mereka)
(Bagi mereka surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya)
yaitu mereka menetap di dalamnya, dimana mereka tidak pindah dan tidak akan lenyap (Allah ridha terhadap mereka, dan mereka ridha kepadaNya) sebagaimana Allah SWT berfirman (Dan keridaan Allah adalah lebih besar) (Surah At-Taubah: 72)
Firman Allah SWT: (Itulah keberuntungan yang paling besar) yaitu itulah keberuntungan yang besar, dimana tidak ada yang lebih besar daripada itu, sebagaimana Allah SWT berfirman: (Untuk kemenangan serupa ini hendaklah berusaha orang-orang yang bekerja (61) (Surah Ash-Shaffat) dan (dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba) (Surah Al-Muthaffifin: 26) Firman Allah SWT: (Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di dalamnya; dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu (120)) (Surah Al-Maidah) yaitu Dialah Dzat yang menciptakan segala sesuatu, Dzat yang memilikinya, yang mengatur semuanya, dan Maha kuasa atasnya. Semuanya ada di bawah kekuasaan, dan kehendakNya, serta sesuai kehendakNya, maka tidak ada yang menyaingiNya, membantu, dan menandingiNya, serta tidak memiliki orang tua, anak, dan tidak pula istri, Tidak ada Tuhan dan Rabb selain Dia


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-Ma’idah ayat 119: Menerangkan keadaan hamba-hamba-Nya pada hari kiamat; siapa yang beruntung dan siapa yang rugi, siapa yang bahagia dan siapa yang sengsara.

Karena hari itu adalah hari pembalasan. Adapun orang-orang yang berdusta ketika di dunia, maka pengakuan mereka di hari itu tidaklah bermanfaat, seperti halnya orang-orang kafir yang menyatakan beriman karena melihat langsung azab neraka. Keimanan mereka ketika itu tidaklah bermanfaat.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’idah Ayat 119

Allah menjawab apa yang disampaikan nabi isa dengan berfirman kepadanya, inilah saat orang-orang yang benar tauhidnya kepada Allah, tidak mempertuhankan manusia, dan tidak beribadah kecuali kepada Allah; ibadahnya mengikuti ketentuan Allah, niatnya ikhlas dan hatinya bersih selama hidup di dunia, memperoleh manfaat dari kebenarannya di akhirat dengan memperoleh jaminan keselamatan dan terbebas dari azab jahanam. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, kenikmatan yang tiada bandingannya di dunia; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, dalam keabadian tanpa batas waktu. Allah rida kepada mereka atas keyakinan mereka yang lurus, ibadah mereka yang istikamah, dan akhlak mereka yang mulia; dan mereka pun rida kepada-Nya atas segala perlakuan Allah kepada mereka. Itulah, sejatinya, kemenangan yang agung, menurut Allah. Allah kembali menegaskan tentang kekuasaan dan kepemilikannya yang serba mencakup dan menyeluruh. Milik Allah, tuhan yang maha esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, kerajaan langit dan bumi, dengan kehendak dan kekuasaan mutlak tiada batas; dan milik Allah juga apa yang ada di dalamnya, manusia, jin, setan, dan malaikat; dan dia mahakuasa atas segala sesuatu, dengan kekuasaan yang adil dan bijaksana.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beraneka penjabaran dari kalangan pakar tafsir berkaitan isi dan arti surat Al-Ma’idah ayat 119 (arab-latin dan artinya), semoga membawa manfaat untuk kita semua. Bantulah dakwah kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Paling Banyak Dibaca

Kaji berbagai konten yang paling banyak dibaca, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 284-286, Ali ‘Imran 191, Al-Baqarah 216, Al-A’raf, Al-Fatihah 1, Al-Fatihah 2. Ada pula Ali ‘Imran 104, Yunus 41, Luqman 13-14, Assalaamualaikum, Yasin 40, Al-Fatihah 7.

  1. Al-Baqarah 284-286
  2. Ali ‘Imran 191
  3. Al-Baqarah 216
  4. Al-A’raf
  5. Al-Fatihah 1
  6. Al-Fatihah 2
  7. Ali ‘Imran 104
  8. Yunus 41
  9. Luqman 13-14
  10. Assalaamualaikum
  11. Yasin 40
  12. Al-Fatihah 7

Pencarian: alladzinahum, at tin beserta artinya, surat an nisa ayat 77, surah abasa watawalla, al baqarah ayat 177 dan artinya

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: