Surat Al-An’am Ayat 53

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَكَذَٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُم بِبَعْضٍ لِّيَقُولُوٓا۟ أَهَٰٓؤُلَآءِ مَنَّ ٱللَّهُ عَلَيْهِم مِّنۢ بَيْنِنَآ ۗ أَلَيْسَ ٱللَّهُ بِأَعْلَمَ بِٱلشَّٰكِرِينَ

Arab-Latin: Wa każālika fatannā ba'ḍahum biba'ḍil liyaqụlū a hā`ulā`i mannallāhu 'alaihim mim baininā, a laisallāhu bi`a'lama bisy-syākirīn

Artinya: Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?"

« Al-An'am 52Al-An'am 54 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Berharga Tentang Surat Al-An’am Ayat 53

Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 53 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam tafsir berharga dari ayat ini. Terdokumentasikan bermacam penjabaran dari banyak ahli ilmu mengenai isi surat Al-An’am ayat 53, antara lain seperti berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan demikianlah, kami telah menguji sebagian hambaNya dengan sebagian yang lain dengan adanya perbedaan bagian harta mereka, baik rizki maupun sifat-sifat fisik. Maka Allah menjadikan sebagian dari mereka orang-orang kaya dan menjadikan yang lain orang-orang miskin. Dan sebagian yang lain dijadikan manusia-manusia berfisik kuat, sedang sebagian yang lain dijadikan lemah. Lalu Allah menjadikan sebagian mereka membutuhkan sebagian yang lain sebagai bentuk cobaan dari Allah bagi mereka melalui cara tersebut. Agar orang-orang kafir yang kaya bertanya, ”Apakah orang-orang yang lemah semacam mereka diantara kita itu Allah berikan kepada mereka hidayah kepada islam?” Bukankah Allah itu lebih mengetahui siapa saja yang mensyukuri nikmat-nikmatNya hingga Dia memberikan taufik bagi mereka untuk memperoleh hidayah menuju agamaNya?


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah


53. Demikianlah Allah menguji sebagian manusia dengan sebagian lainnya; Allah menjadikan mereka terdapat orang miskin dan orang kaya, kuat dan lemah, terhormat dan terhina. Hal ini agar orang-orang kaya berkata kepada orang-orang beriman yang miskin untuk menghina mereka: “Apakah mereka adalah orang-orang yang Allah beri mereka kenikmatan hidayah, Islam, dan keimanan?” Sehingga Allah membalas mereka dengan berfirman: “Benar, barangsiapa yang bersyukur maka dia berhak mendapat kenikmatan dan kemuliaan.”


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

53. Dan Kami juga menguji sebagian dari mereka dengan sebagian yang lain. Kami jadikan mereka berbeda-beda dalam hal kekayaan duniawi. Kami menguji mereka dengan cara tersebut supaya orang-orang kafir yang kaya berkata kepada orang-orang mukmin yang miskin, “Apakah orang-orang miskin itu yang Allah anugerahi petunjuk di antara kita? Seandainya iman itu baik, pasti mereka tidak mendahului kami untuk mendapatkannya. Karena kamilah yang selalu mendapatkan kebaikan lebih dahulu.” Bukankah Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang bersyukur atas karunia-Nya kemudian Dia membimbing mereka menuju iman, dan Maha Mengetahui akan orang-orang yang ingkar terhadap karunia-Nya kemudian Dia mengabaikan mereka sehingga mereka tidak beriman? Benar. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui perihal mereka.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

53. وَكَذٰلِكَ فَتَنَّا بَعْضَهُم بِبَعْضٍ (Dan demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka dengan sebahagian mereka yang lain)
Yakni kami uji orang-orang kaya yang sombong dengan orang-orang miskin.

لِّيَقُولُوٓا۟ (supaya mereka berkata)
Yakni orang-orang kaya berkata.

أَهٰٓؤُلَآءِ (Orang-orang semacam inikah)
Yakni merekakah yang dengan kafakirannya diberi anugerah Allah kepada mereka

مَنَّ اللهُ عَلَيْهِم مِّنۢ بَيْنِنَآ ۗ (yang diberi anugerah Allah kepada mereka di antara kita?)
Yakni mereka dimuliakan Allah dengan mendapatkan petunjuk, sedangkan kami tidak?

أَلَيْسَ اللهُ بِأَعْلَمَ بِالشّٰكِرِينَ (Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur)
Maka Allah mengatakan kepada mereka: mengapa kalian menolak keputusan Allah dengan kejahilan kalian, serta mengingkari anugrah yang diberikan kepada yang Dia kehendaki.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

53 Sesungguhnya perkataan orang musyrik kepada para fakir miskin adalah suatu ujian. Demikianlah Allah telah menguji sebagian orang-orang kaya dengan sebagian mereka orang-orang yang miskin, supaya diketahui apakah orang-orang kaya itu bersyukur dengan berlemah lembut dengan orang-orang miskin, dan agar tahu apakah orang-orang miskin itu dapat ridho dan tidak merasa kecewa? Juga agar orang-orang yang sombong itu berkata dengan memperolok: “Orang-orang di antara kita semacam inikah yang diberi anugerah petunjuk oleh Allah, juga diberi kemuliaan dengan kebenaran selain juga kita?” Allah berfirman untuk menjawab mereka: “Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur dan ikhlas beribadah kepada-Nya, sehingga Dia menganugerahkan petunjuk dan taufik kepada mereka?”


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Demikianlah Kami telah menguji} memberi cobaan {sebagian mereka dengan sebagian yang lain, sehingga mereka berkata, “Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah”} diberi karunia oleh Allah kepada mereka berupa hidayah, bukan kami {Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

53. “ Dan demikianlah, telah kami uji sebagian mereka dengan sebagian mereka yang lainya supaya orang-orang yang kaya itu berkata, ‘Orang-orang yang semacam inikah di antara kita yang di beri anugerah oleh Allah kepada mereka?’” maksudnya, ini termasuk ujian Allah kepada hamba-hambaNya di mana dia menjadikan dari sebagian mereka kaya dan sebagian lagi miskin, sebagian mulia dan sebagian rendah. Jika Allah menganugerahkan iman kepada orang-orang miskin atau orang rendahan, maka itu adalah ujian bagi orang yang kaya dan mulia, jika yang dicari dan yang dituju olehnya adalah kebenaran, maka orang kaya tersebutakan beriman dan masuk islam, dia tidak terhalang oleh kenyataan bahwa orang yang miskin lagi rendah itu akan menjadi sama dengan dalam hal itu. Jika ia tidak jujur dalam mencari kebenaran, maka hal itu menjadi batu penghalang untuk mengikuti kebenaran. Mereka mengatakan kepada orang-orang yang lebih rendah darinya dengan penuh cibiran, “Orang-orang semacam inikah dari antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?” hal itu menghalangi mereka untuk mengikuti kebenaran karena tidak adanya kebersihan dalam hati mereka. Allah menjawab ucapan mereka yang mengandung sanggahan kepada Allah dalam memberi petunjuk kepada orang-orang yang dianggap rendah itu dan tidak memberikannya kepada mereka,
“(Allah berfirman), ‘Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?’ “ orang-orang yang mengetahui nikmat, mengakuinya, dan melakukan amal shalih yang merupakan tuntutannya, maka Allah memberikan karunia dan nikmatNya kepadanya, bukan kepada yang tidak bersyukur, karena Allah Mahabijaksana; Dia tidak memberikan karuniaNya pada orang yang tidak berhak. Orang-orang yang menentang dengan kriteria ini tidaklah sama dengan orang-orang fakir dan lainnya yang diberi nikmat iman oleh Allah, mereka ini adalah orang-orang yang bersyukur.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 50-54
Allah SWT berfirman kepada RasulNya SAW: (Katakanlah, "Aku tidak mengatakan kepada kalian, bahwa perbendaharaan Allah ada padaku") yaitu aku tidak memiliki dan mengaturnya (dan tidak (pula) aku mengetahui yang gaib) yaitu aku tidak berkata kepada kalian bahwa sesungguhnya aku mengetahui perkara ghaib, karena sesungguhnya itu merupakan ilmu Allah SWT; dan aku tidak mengetahuinya kecuali yang diperlihatkan oleh Allah kepadaku (dan tidak (pula) aku mengatakan kepada kalian bahwa aku adalah malaikat) yaitu aku tidak mengklaim bahwa bahwa diriku adalah malaikat. Aku hanya seorang manusia yang diberi wahyu oleh Allah SWT. Dia memuliakan dan memberiku nikmat dengan itu. Oleh karena itu Allah berfirman: (Aku tidak mengikuti kecuali apa yang diwahyukan kepadaku) yaitu aku tidak menyimpang darinya meskipun hanya sejengkal, dan tidak pula kurang dari itu.
(Katakanlah, "Apakah sama orang yang buta dan orang yang melihat?”) yaitu apakah orang yang mengikuti kebenaran dan mendapat petunjuk kepada kebenaran itu sama dengan orang yang tersesat dari kebenaran sehingga dia tidak mengikutinya? (Maka apakah kalian tidak memikirkannya?) Ini semabagimana firman Allah: (Adakah orang yang mengetahui bahwa apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran (19)) (Surah Ar-Ra'd). Firman Allah (Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya (pada hari kiamat), sedangkan bagi mereka tidak ada seorang pelindung dan pemberi syafaat pun) yaitu berilah peringatan dengan Al-Qur'an ini, wahai Muhammad! (orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka) (Surah Al-Mu’minun: 57) yaitu orang-orang (yang takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk) (Surah Ar-Ra’d:21) (Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya) yaitu hari kiamat (sedangkan bagi mereka tidak ada) pada hari itu (seorang pelindung dan pemberi syafaat pun) yaitu tidak ada kerabat dan orang yang memberi syafaat bagi mereka dari azabNya, jika Allah menghendakinya (agar mereka bertakwa) yaitu peringatkanlah tentang hari yang tidak ada hakim saat itu selain Allah SWT (agar mereka bertakwa) jadi mereka beramal (shalih) di dunia ini, yang membuat Allah menyelamatkan mereka pada hari kiamat dari azabNya, dan Dia akan melipatgandakan kepada mereka pahalaNya dengan sangat banyak.
Firman Allah (Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedangkan mereka menghendaki keridaan-Nya) yaitu janganlah kamu menjauhkan orang-orang yang disifati dengan sifat itu darimu, melainkan jadikanlah mereka sebagai teman-teman duduk dan teman-teman dekatmu. Sebagaimana firmanNya: (Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas (28)) (Surah Al-Kahfi). Firman Allah: (orang-orang yang menyeru Tuhannya) yaitu mereka menyembah dan memohon kepadaNya (di pagi hari dan petang hari)
Sa'id bin Al-Musayyib, Mujahid, dan Qatadah berkata yang dimaksud adalah shalat fardu. Ini sebagaimana firman ALlah: (Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku (serulah Aku), niscaya akan Kuperkenankan bagi kalian”) (Surah Ghafir: 60) yaitu Aku menerima doa kalian. Firman Allah: (sedangkan mereka menghendaki keridaan-Nya) yaitu dengan amal itu mereka mengharapkan ridha Allah yang mulia, mereka kerjakan ikhlas dalam melakukan ibadah dan ketaatan.
Firman Allah: (Kamu tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatan mereka, dan mereka pun tidak memikul tanggung jawab sedikit pun terhadap perbuatanmu) sebagaimana nabi Nuh berkata untuk menjawab orang-orang yang berkata, (Apakah kami akan beriman kepadamu, padahal yang mengikuti kamu ialah orang-orang yang hina?" Bagaimana aku mengetahui apa yang telah mereka kerjakan? (112) Perhitungan (amal perbuatan) mereka tidak lain hanyalah kepada Tuhanku, kalau kalian menyadari (113)) (Surah Asy-Syu'ara) yaitu sesungguhnya hisab mereka intu di sisi Allah SWT, dan aku tidak bertanggung jawab sedikitpun atas hisab mereka, sebagaimana mereka tidak bertanggung jawab sedikit pun atas hisabku. Firman Allah: (Yang menyebabkan kamu (berhak) mengusir mereka, sehingga kamu termasuk orang-orang yang zalim) yaitu jika kamu melakukan itu, dan keadaannya seperti itu.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, dia berkata,”Para pemuka Quraisy lewat di hadapan Rasulullah SAW dan di sisi beliau terdapat Khabbab, Shuhaib, Bilal, dan Ammar. Lalu mereka berkata, "Wahai Muhammad, apakah kamu rela bersama dengan orang-orang itu?" Lalu turunlah ayat: (Dan berilah peringatan dengan apa yang diwahyukan itu kepada orang-orang yang takut akan dihimpunkan kepada Tuhannya) sampai dengan firmanNya: (Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?)
Diriwayatkan dari Al-Miqdam bin Syuraih, dari ayahnya, dia berkata,”Sa'd berkata,”Ayat ini diturunkan terkait enam sahabat Nabi SAW, di antaranya adalah Ibnu Mas'ud” Dia berkata,"Kami menemani dan dekat Rasulullah SAW”. Lalu orang-orang Quraisy berkata, “Kamu selalu mendekati mereka dan menjauh dari kami" Lalu turunlah ayat: (Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan di petang hari)
Firman Allah SWT: (Dan demikianlah Kami uji sebagian mereka dengan sebagian yang lain) yaitu Kami menguji mereka satu sama lain (supaya (orang-orang yang kaya itu) berkata, "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka?”) Demikian itu karena di awal pengutusan Rasulullah SAW seringkali diikuti oleh orang-orang yang dari kalangan laki-laki, wanita, budak-budak lelaki, dan budak-budak perempuan, dan tidak ada yang mengikuti beliau dari golongan orang-orang terpandang kecuali sedikit. Sebagaimana yang dikatakan kaum nabi Nuh kepadanya (Dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu, melainkan orang-orang yang hina dina di antara kami yang lekas percaya saja) (Surah Hud: 27) Tujuan orang-orang musyrik Quraisy itu adalah menghina orang-orang mukmin dari kalangan orang-orang yang lemah. Mereka menyiksa siapa saja dari orang-orang lemah yang berada di bawahnya. Mereka berkata,(Orang-orang seperti inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah?) yaitu bahwa Allah tidak layak memberi petunjuk kepada orang-orang ini berupa, jika apa yang mereka ikuti itu baik, dan kami dibiarkan" Sebagaimana firman Allah: (Kalau sekiranya dia (Al-Qur'an) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tidak mendahului kami (beriman) kepadanya) (Surah Al-Ahqaf: 11) dan (Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang terang (maksudnya), niscaya orang-orang yang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman, "Manakah di antara kedua golongan (kafir dan mukmin) yang lebih baik tempat tinggalnya dan lebih indah tempat pertemuannya)?" (73)) (Surah Maryam) Allah SWT berfirman untuk hal itu: (Berapa banyak umat yang telah Kami binasakan sebelum mereka, sedangkan mereka adalah lebih bagus alat rumah tangganya dan lebih sedap dipandang mata (74)) (Surah Maryam) Allah SWT juga menjawab mereka ketika mereka berkata: (Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah kepada mereka? (Allah berfirman menjawab mereka), "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepada-Nya)?) yaitu tidaklah Allah itu lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur kepadaNya dengan ucapan, perbuatan, hati mereka. Allah memberi taufik dan memberi petunjuk kepada keselamatan (Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus (16)) (Surah Al-Maidah) sebagaimana Allah SWT berfirman: (Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik (69)) (Surah Al-'Ankabut) dan dalam hadits shahih disebutkan,”Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada bentuk kalian, dan tidak (pula) kepada warna kulit kalian, tetapi Allah memandang kepada kalbu dan amal perbuatan kalian”
Firman Allah: (Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah, "Salamun 'alaikum.”) yaitu muliakanlah mereka dengan menjawab salam mereka, dan sampaikan kabar gembira kepada dengan rahmat Allah yang luas mencakup mereka semua. Oleh karena itu Allah: (Tuhan kalian telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang) yaitu Dia mewajibkan rahmat atas DzatNya Yang Maha Mulia sebagai bentuk karunia, kebaikan, dan anugerahNya untuk mereka (Yaitu bahwa barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kalian lantaran kejahilan)
Beberapa ulama salaf berkata, setiap orang bermaksiat kepada Allah adalah orang yang bodoh.
(kemudian ia bertobat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan) yaitu kembali dari apa yang mereka lakukan sebelumnya berupa perbuatan maksiat dan bertekad untuk tidak mengulanginya lagi, dan memperbaiki amal perbuatannya di waktu mendatang (maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang)


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-An’am ayat 53: Dengan menjadikan orang-orang miskin atau orang-orang rendah lebih dulu masuk Islam. Hal ini merupakan cobaan, jika memang niat mereka mencari yang benar, maka mereka akan beriman dan masuk Islam tidak melihat perbedaan sosial.

Berupa hidayah, yakni jika memang mereka memperoleh hidayah, tentu mereka tidak mendahului kami.

Sehingga mereka diberi hidayah. Orang yang bersyukur adalah orang yang mengakui nikmat Allah dan mengerjakan konsekwensinya berupa amal yang saleh.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 53

Orang-orang musyrik menganggap bahwa kemuliaan hidup dinilai dari sisi materi, seperti dalam kasus yang menjadi sebab turunnya ayat 52 surah ini, maka ayat 53 ini menegaskan bahwa demikianlah kami telah menguji sebagian mereka, yaitu orang yang kaya dengan berbagai macam kesuksesannya, dengan sebagian yang lain, yaitu orang yang miskin dengan segala kekurangannya, sehingga mereka, orang yang kaya dan berkuasa itu, berkata dengan penuh kesombongan, orang-orang semacam inikah yang status sosialnya rendah di antara kita yang diberi anugerah oleh Allah, yaitu beriman dan mengikutimu' Allah berfirman untuk meluruskan kekeliruan mereka, tidakkah Allah lebih mengetahui tentang mereka yang bersyukur kepada-Nya' benar adanya, bahwa Allah menganugerahkan berbagai nikmat kepada siapa yang dikehendakinya. Dengan demikian, kekayaan materi yang dianugerahkan kepada seseorang bukanlah pertanda Allah meridai-Nya. Setelah Allah melarang nabi Muhammad mengusir orang-orang lemah dan miskin yang taat kepada-Nya, maka Allah lalu memberi bimbingan kepada nabi tentang bagaimana sewajarnya menghadapi mereka. Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat kami datang kepadamu, khususnya mereka yang lemah dan miskin, maka katakanlah dengan lemah lembut, sala'mun 'alaikum (selamat sejahtera untuk kamu). Tuhanmu yang selalu membimbingmu telah menetapkan sifat kasih sayang yang sempurna pada diri-Nya, yaitu barang siapa berbuat kejahatan, apa pun jenisnya, di antara kamu karena kebodohan, yaitu mengikuti hawa nafsu kemudian dia bertobat dengan sungguhsungguh setelah itu dan memperbaiki diri dengan beramal saleh secara istikamah, maka dia maha pengampun, yaitu akan mengampuni semua kesalahan yang pernah dilakukan, lagi maha penyayang.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah sekumpulan penjabaran dari kalangan pakar tafsir terhadap kandungan dan arti surat Al-An’am ayat 53 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita bersama. Dukunglah kemajuan kami dengan mencantumkan link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Sering Dikunjungi

Tersedia banyak halaman yang sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Insyirah 5-6, Al-Baqarah 153, Al-Fajr, Al-‘Adiyat, Al-Balad, Al-Maidah. Termasuk Juz al-Qur’an, Al-Baqarah 185, Al-An’am, Ar-Ra’d 11, Luqman 14, Ali Imran 190-191.

  1. Al-Insyirah 5-6
  2. Al-Baqarah 153
  3. Al-Fajr
  4. Al-‘Adiyat
  5. Al-Balad
  6. Al-Maidah
  7. Juz al-Qur’an
  8. Al-Baqarah 185
  9. Al-An’am
  10. Ar-Ra’d 11
  11. Luqman 14
  12. Ali Imran 190-191

Pencarian: al waqiah surat ke berapa, at taubah ayat terakhir, ayat 4 surat yusuf, terjemah ayat kursi, iya kana budu wa iyyaka nasta'in

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: