Surat Al-An’am Ayat 71

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

قُلْ أَنَدْعُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَىٰٓ أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ كَٱلَّذِى ٱسْتَهْوَتْهُ ٱلشَّيَٰطِينُ فِى ٱلْأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُۥٓ أَصْحَٰبٌ يَدْعُونَهُۥٓ إِلَى ٱلْهُدَى ٱئْتِنَا ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلْهُدَىٰ ۖ وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Arab-Latin: Qul a nad'ụ min dụnillāhi mā lā yanfa'unā wa lā yaḍurrunā wa nuraddu 'alā a'qābinā ba'da iż hadānallāhu kallażistahwat-husy-syayāṭīnu fil-arḍi ḥairāna lahū aṣ-ḥābuy yad'ụnahū ilal-huda`tinā, qul inna hudallāhi huwal-hudā, wa umirnā linuslima lirabbil-'ālamīn

Artinya: Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami". Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam,

« Al-An'am 70Al-An'am 72 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Menarik Terkait Dengan Surat Al-An’am Ayat 71

Paragraf di atas merupakan Surat Al-An’am Ayat 71 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam tafsir menarik dari ayat ini. Terdokumentasikan bermacam penjelasan dari berbagai ahli ilmu terkait isi surat Al-An’am ayat 71, sebagiannya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Katakanlah Wahai rasul, kepada kaum musyrikin, ”apakah(pantas) kami menyembah berhala-berhala selain Allah yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan tidak dapat membawa kemudaratan? Dan apakah kami akan kembali kepada ke kafiran, selain Allah memberikan kami hidayah kepada islam, sehingga kami serupa (ketika kembali menuju kekafiran) dengan orang yang rusak akalnya gara-gara digeleincirkan oleh setan dan menjadi sesat di muka bumi, sedang dia memiliki kawan-kawan berakal lurus yang beriman yang mengajaknya menuju jalan yang benar yang mereka pegangi, namun dia menolaknya? ” katakanlah (wahai rasul), kepada kaum musyrikin, ”sesungguhnya hidayah yang Allah mengutusku dengan membawanya, adalah petunjuk yang benar. Dan kita semua diperintahkan untuk berserah diri kepada Allah Rabbul ‘alamin, dengan beribadah hanya kepadaNYa, tiada sekutu bagiNya. Dan Dia adalah Rabb segala sesuatu dan pemiliknya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

71. Allah berfirman kepada Rasulullah untuk mengolok orang-orang musyrik: "Mengapa kami harus menyembah berhala-berhala yang tidak dapat memberi manfaat atau mudharat, sehingga membuat kami kembali menjadi orang-orang kafir yang menyekutukan Allah setelah Dia memberikan kenikmatan hidayah dan peribadatan, dan setelah kami merasakan manisnya iman. Jika kami kembali kepada hanya itu, maka kami sama saja dengan orang yang disesatkan di padang pasir oleh setan sehingga tidak dapat mengetahui arah tujuannya, padahal dia memiliki teman-teman yang berakal yang dapat menunjukkannya jalan yang benar."

Katakanlah hai Muhammad: "Sesungguhnya hidayah Allah adalah jalan yang dapat mengantarkan manusia menuju keselamatan dari azab-Nya dan kemenangan dengan mendapat surga-Nya. Kami diperintahkan untuk menyerahkan urusan kami kepada-Nya, Karena Dia Maha Mengetahui segala urusan kami.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

71. Katakanlah -wahai Rasul- kepada orang-orang musyrik itu, “Apakah kita akan menyembah selain Allah berhala-berhala yang tidak dapat memberikan manfaat bagi kita dan tidak dapat memberikan mudarat sedikit pun bagi kita, dan apakah kita akan meninggalkan iman kita setelah Allah membimbing kita kepadanya, sehingga kita menjadi seperti orang yang disesatkan oleh setan sampai kebingungan, tidak tahu jalan yang benar, padahal ia memiliki banyak kawan di jalan yang benar yang selalu mengajaknya mengikuti kebenaran, tetapi ia tidak mau menghiraukan ajakan mereka?” Katakanlah -wahai Rasul- kepada mereka, “Sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuk yang benar. Dan Allah telah memerintahkan kepada kita agar kita berserah diri hanya kepada-Nya -Subḥānahu wa Ta'ālā- dengan senantiasa mengesakan-Nya dan hanya beribadah kepada-Nya, karena Dia adalah Rabb alam semesta.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

71. قل أندعو من دون الله ما لا ينفعنا ولايضرنا (Katakanlah: “Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita)
Yakni bagaimana kami akan menyembah patung-patung sebagai tuhan selain Allah yang tidak bermanfaat bagi kami sedikitpun ketika kami mengharapkan dari mereka suatu manfaat, dan kami juga tidak takut akan kemudharatannya dari aspek manapun. Dan barangsiapa yang memiliki sifat yang seperti ini maka ia tidak layak untuk disembah.

ونرد على أعقابنا (dan (apakah) kita akan kembali ke belakang)
yakni kembali kepada kesesatan padahal Allah telah mengeluarkan kami darinya.

كالذي استهوته الشياطين في الأرض (seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan)
Yakni hantu atau jin-jin yang durhaka yang memanggil-manggil orang dengan Namanya serta nama bapak dan kakeknya, maka ia pun mengikuti mereka. Kemudian ia merasa melewati sebuah jalan dan tiba-tiba ia telah berada ditempat yang tidak ia ketahui sehingga ia mati kehausan; dan ini seperti keadaan orang yang menerima seruan orang yang mengajak untuk beribadah kepada tuhan-tuhan selain Allah.

حيران (dalam keadaan bingung)
Yakni yang tidak tahu arah.

له أصحاب يدعونه إلى الهدى (dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus)
Yakni yang memiliki teman-teman yang mengajaknya ke jalan yang dapat menuntunnya ke negerinya dan keluarganya. Mereka berkata kepadanya: kemarilah; lalu ia tidak mau menjawab mereka dan tidak mengikuti jejak mereka, sebab ia dalam keadaan bingung tidak tahu kelompok mana yang mengajak kepada jalan yang benar.

قل إن هدى الله هو الهدى (Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk)
Yakni agama-Nya yang Dia ridhai untuk hamba-hambaNya, adapun selainnya maka itu adalah agama yang bathil.

وأمرنا لنسلم (dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam)
Yakni dan kita diperintahkan untuk menyerahkan urusan-urusan kita kepada Allah.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Selama manusia itu tidak menyekutukan Allah dan ia ikhlas dalam beramal; niscaya ketenangan dan kebahagiaannya akan bertambah, tetapi jika manusia itu tetap menjauh dari Allah; sungguh dia akan terus mendapati dirinya dalam kebingungan dan kesesatan.

{ قُلْ أَنَدْعُو مِنْ دُونِ اللَّهِ مَا لَا يَنْفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَىٰ أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَانَا اللَّهُ كَالَّذِي اسْتَهْوَتْهُ الشَّيَاطِينُ فِي الْأَرْضِ حَيْرَانَ }
"Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung".


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

71 Katakanlah kepada orang-orang musyrik wahai Nabi: “Apakah kita akan menyeru Tuhan selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula kuasa mendatangkan kemudharatan. Lalu kita meninggalkan ibadah kepada Allah Yang Kuasa memberi kemanfaatan dan kemadharatan, kemudian apakah kita akan kembali kepada kesesatan dan kesyirikan, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita kepada agama Islam, seperti orang yang telah disesatkan oleh jin dengan mengikuti hawa nafsunya. Jin menjadikannya seakan tersesat dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus agar dia selamat dari kesesatan, dengan mengatakan: “Marilah ikutilah jalan kami, ikutilah agama kami yang benar”. Namun mereka tidak menjawabnya, sehingga mereka binasa. Katakanlah wahai Nabi: “Sesungguhnya petunjuk/agama Allah itulah yang diridhoi Allah untuk hamba-Nya yaitu agama Islam. Agama/jalan petunjuk yang sebenarnya, selainnya adalah batil; dan kita diperintahkan agar menyerahkan diri kepada Tuhan jin dan manusia dalam beribadah, Assiddi berkata: orang-orang musyrik berkata kepada orang-orang muslim: ikutilah jalan kami, timggalkanlah agama Muhammad. Kemudian Allah menurunkan ayat: Katakanlah, apakah kita akan menyeru selain Allah...


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Katakanlah,“Apakah kami akan memohon} Apakah kami akan menyembah {pada selain Allah, sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak memberi mudharat kepada kami, dan kami akan dikembalikan ke belakang kami} kembali kepada kemusyrikan {setelah Allah memberi petunjuk kepada kami, seperti orang yang telah disesatkan} disesatkan {oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan,” Baginya kawan-kawan yang mengajaknya ke jalan yang lurus,‘Ikutilah kami} ikutilah kami {Katakanlah,“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk. Kami diperintahkan agar berserah diri} agar tunduk dan berserah diri {kepada Tuhan semesta alam


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

71. “Katakanlah” wahai Rasululoh kepada orang-orang yang menyekutuan Allah dengan sesuatu, yang menyembah selainNya bersamaNya, yang mengajaknya kepadamu kepada agama mereka dengan menjelaskan dan menerangkan keadaan tuhan-tuhan mereka di mana dengan hanya menjelaskan keadaanya sudah cukup bagi orang-orang yang berakal untuk meninggalkannya. Karena setiap orang yang barakal, jika dia membeyangkan madzhab orang-orang musrik, maka dia telah dapat memastikan kebhatilan sebelum bukti-buktinya di tampakan.
“Apakah kita akan menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak pula mendatangkan kemudharatan kepada kita.” Ini adalah kriteria semua yang disembah selain Allah, ia tidak mendatangkan mafaat dan kemudaratan, tidak pula memilki sedikitpun perkara, karena segala urusan ada di tangan Allah. “ dan apakah kita akan di kembalikan kebelakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita.” Maksudnya, kami berbalik kepada kemaksiatan setelah sebelumnya Allah memberi petunjuk, kepada penyimpangan setelah sebelumnya di atas jalan yang lurus, dan kepada jalan-jalan yang mengantarkan penitinya kepada azab yang pedih setelah sebelumnya di atas jalan yang mengantarkannya kepada surga kenikmatan.
Ini adalah keadaan yang tidak diinginkan oleh pemilik akal yang lurus. Pemiliknya “ seperti orang yang telah di sesatkan oleh setan di pesawangan yang menakutkan.” Maksudnya, setan menyesatkannya, membingungkanya dari jalan manhajnya yang mengantarkan kepada tujuannnya, maka dia “ dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus,” dan setan-setan yang mengajaknya kepada kehancuran, maka dia kebingungan di antara dua penyeru, dan ini adalah keadaan semua manusia kecuali manusia yang di jaga oleh Allah, mereka mendapati dorongan-dorongan dan seruan-seruan yang saking bertentangan pada diri mereka ada penyeru ke jalan yang benar, akal yan lurus dan fitrah yang benar; penyeru yang mengajaknya kepada petunjuk dan naik kepada illiyyin tertinggi.
Ada pula penyeru-penyeru setan dan orang-orang yang mengikuti jalannya serta jiwa yang selalu mengajak kepada keburukan. Mereka itu mengajaknya kepada kesesatan dan terjun kepada derajat yang paling rendah. Di antara manusia ada orang-orang yang bersama para penyeru kepada petunjuk dalam seluruh perkaranya atau mayoritas darinya. Di antara mereka ada juga yang sebaliknya. Di antara mereka juga ada orang di mana kedua penyeru itu berimbang dalam dirinya. Kedua pendorong itu saling tarik menarik. Dan dalam kondisi ini kamu dapat mengetahui orang-orang yang berbahagia dan orang-orang yang sengsara.
firmanNYa, “katakanlah, ‘Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk’." maksudnya, petunjuk itu hanyalah jalan yang disyariatkan oleh Allah melalui lisan RasulNya, dan apa yang selainnya adalah kesesatan, kehancuran, dan kebinasaan. “Dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam,” dengan tunduk kepada (kewajiban) mentauhidkanNya, taat kepada perintah-perintahNya dan (menjauhi) larangan-laranganNya. Kita masuk ke dalam lingkaran ubudiyah, Karena ini adalah nikmat terbaik yang Allah berikan kepada para hamba dan pendidikan paling sempurna yang dia anugerahkan kepada merekka.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 71-73
(Katakanlah, "Apakah kita akan menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita, tidak (pula) mendatangkan kemudaratan kepada kita dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang) yaitu dalam kekafiran. (sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita) yaitu perumpamaan kami itu serupa dengan orang yang disesatkan oleh setan di bumi.
Qatadah berkata terkait firmanNya: (yang disesatkan oleh setan di bumi) yaitu, disesatkan di jalannya, sebagaimana firmanNya: (cenderung kepada mereka) (Surah Ibrahim: 37)
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firmanNya: (Katakanlah, "Apakah kita akan menyeru selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita, tidak (pula) mendatangkan kemudaratan kepada kita) Ini merupakan perumpamaan yang dibuat Allah untuk tuhan-tuhan dan orang yang mengajak kepada mereka, dan orang-orang yang mengajak kepada petunjuk Allah, sebagaimana perumpamaan seorang laki-laki yang tersesat jalan dengan keadaan bingung. Ketika orang yang menyeru, berseru kepadanya,"Hai Fulan bin Fulan, kemarilah di jalan ini!" dan dia mempunyai teman-teman yang menyerunya,"Hai Fulan, kemarilaah jalan ini" Jika dia mengikuti orang yang menyeru yang pertama, maka orang yang menyeru itu akan melemparkannya kepada kehancuran; dan jika dia mengikuti orang yang mengajaknya ke jalan petunjuk, maka dia akan mendapatkan petunjuk.
Ibnu Abi Najih meriwayatkan dari Mujahid tentang firmanNya: (seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di pesawangan yang menakutkan, dalam keadaan bingung) dia berkata, seorang laki-laki yang bingung, lalu dia diseur oleh teman-temannya untuk ke jalan itu. Itu perumpamaan orang yang tersesat setelah mendapat petunjuk. Dia memounyai teman yang berada pada tujuan yang mereka jalani, lalu mereka mengajaknya pada jalan itu dan bergabung bersama mereka di jalan yang serupa. Maksud perkataan itu adalah dia menolak mereka dan tidak menoleh kepada mereka. Jika Allah berkehendak, sungguh Dia akan memberinya petunjuk dan mengembalikannya ke jalan itu. Oleh karena itu Allah berfirman: (Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk) Sebagaimana firman Allah: (Dan barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak seorang pun yang dapat menyesatkannya) (Surah Az-Zumar: 37) dan (Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong (37)) (Surah An-Nahl: 37)
Firman Allah: (dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam) yaitu Kami ikhlas dalam beribadah kepadaNya, tidak ada sekutu bagiNya (dan agar mendirikan salat serta bertakwa kepada-Nya) yaitu kami diperintahkan untuk mendirikan shalat dan bertakwa kepada Allah di semua keadaan (Dan Dialah Tuhan yang kepada-Nya lah kalian akan dihimpunkan) yaitu kiamat (Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar) yaitu dengan adil. Dia adalah Pencipta, Pemilik, dan Pengatur keduanya dan apa ada di keduanya. Firman Allah: (di waktu Dia mengatakan.”Jadilah" lalu terjadilah) yaitu hari kiamat yang difirmankan oleh Allah, "Jadilah" Maka terjadilah atas perintahNya dalam sekejap mata atau lebih cepat. Kata (yauma) menjadi manshub baik sebagai ‘athaf atas firmanNya (takutlah) artinya adalah,”Takutlah kepada hari di mana Allah berfirman,"Jadilah” maka terjadilah” atau ‘athaf pada firmanNya: (menciptakan langit dan bumi) yaitu Dia menciptakan hari di mana Dia berfirman,"Jadilah" maka terjadilah. Dia menyebutkan itu pada awal mula penciptaan dan ketika mengembalikannya, dan hal ini sesuai. Bisa juga kata (yauma) ‘athaf atas fi’il yang bentuknya adalah,”Ingatlah hari dimana DIa berfirman,”Jadilah” maka terjadilah hal itu.
Firman Allah: (Benarlah perkataan-Nya, dan di tangan-Nyalah segala kekuasaan) dua kalimat itu mengandung I’rab jar karena keduanya menjadi sifat dari (Tuhan semesta alam (71)) Firman Allah: (di waktu sangkakala ditiup) bisa juga menjadi badai dari firmanNya (di waktu Dia mengatakan.”Jadilah" lalu terjadilah) hari dimana sangkakala ditiup. Bisa juga menjadi zharaf pada firmanNya: (dan di tangan-Nyalah kekuasaan di waktu sangkakala ditiup) sebagaimana firmanNya: (Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Hanya kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan) (Surah Ghafir: 16) dan (Kerajaan yang hak pada hari itu adalah kepunyaan Tuhan Yang Maha Pemurah. Dan adalah (hari itu), satu hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang kafir (26)) (Surah Al-Furqan) dan ayat lain yang serupa.
Patra mufasir berbeda pendapat terkait firmanNya: (di waktu sangkakala ditiup) Beberapa dari mereka berkata bahwa yang dimaksud dengan (Shur) di sini adalah jamak dari “Shurah”, yaitu hari ditiupkan pada hari itu, lalu dia menjadi hidup. Ibnu Jarir berkata,”Sebagaimana dikatakan “Sur” pada kata “Suurul Balad” (tembok-tembok negeri), yang bentuk jamak dari “surah”. Pendapat yang benar bahwa makna “Ash-Shur” adalah sangkakala yang ditiup oleh malaikat Israfil. Ibnu Jarir berkata,"Pendapat yang benar menurut kami adalah pendapat yang menunjukkan berita-berita dari Rasulullah SAW, beliau bersabda,"Sesungguhnya malaikat Israfil telah memasukkan sangkakala pada mulutnya dan mengernyitkan dahinya, dia menunggu kapan dia diperintahkan untuk meniupnya”


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-An’am ayat 71: Kepada orang-orang musyrik.

Maksudnya berbuat syirik.

Apakah kami akan menempuh jalan yang mengarah kepada neraka setelah Allah menunjukkan kepada kami jalan ke arah surga. Hal ini tentu tidak diinginkan oleh siapa pun yang memiliki akal.

Namun dia tidak mau mendengarnya.

Pada diri manusia terdapat pendorong kepada kebaikan dan pendorong kepada keburukan. Pendorong kepada kebaikan adalah syari'at, akal yang sehat dan fitrah yang selamat, sedangkan pendorong kepada keburukan adalah setan dan para pengikutnya serta hawa nafsu. Di antara manusia ada yang pendorong kepada kebaikan lebih besar, dan ada yang sebaliknya, bahkan ada pula yang sama keadaan kedua pendorong itu. Dari sinilah diketahui orang yang bahagia dan orang yang celaka. Orang yang celaka, pendorong kepada keburukan lebih besar, sedangkan orang yang bahagia pendorong kepada kebaikan lebih besar.

Yakni Islam, sedangkan selainnya adalah kesesatan.

Yakni dengan mentauhidkan-Nya, mengerjakan perintah dan menjauhi larangan-Nya serta masuk ke dalam rombongan mereka yang mengabdi kepada-Nya, inilah nikmat yang paling besar dan paling utama.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-An’am Ayat 71

Tuntunan Allah kepada kaum muslim dalam menghadapi kaum musyrik dilanjutkan dalam ayat ini, khususnya ketika menghadapi ajakan mereka untuk kembali kepada ajaran nenek moyang mereka. Katakanlah, wahai nabi Muhammad dan setiap muslim, apakah kita, kaum muslim, akan memohon dan menyembah kepada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kita, dan apakah kita akan dikembalikan ke belakang yaitu masa lalu kita sebelum beriman dengan murtad meninggalkan agama islam, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan' kemudian kawan-kawannya dari yang telah beriman mengajaknya ke jalan yang lurus dengan mengatakan, tinggalkan penyembahan selain Allah dan ikutilah kami. Namun dia tetap menolak, maka katakanlah, wahai nabi dan kaum muslim, jika itu yang menjadi pilihanmu, maka ketahuilah sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya; dan karena itulah kita diperintahkan agar berserah diri kepada tuhan seluruh alam. Dan kita diperintahkan juga agar melaksanakan salat dengan khusyuk, sempurna syarat dan rukunnya, dan istikamah dalam mengerjakannya, serta bertakwa kepada-Nya. Dan dialah tuhan yang kepada-Nya kamu semua akan dihimpun untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan kamu. Kaum musyrik atau non-Muslim yang mengajak kepada kemurtadan pada ayat di atas dipersamakan dengan setan-setan yang mengganggu, dan orang yang akhirnya murtad dipersamakan dengan orang yang hilang akal atau gila. Ajakan kepada kebenaran di jalan Allah adalah petunjuk yang sebenarnyatuntunan Allah kepada kaum muslim dalam menghadapi kaum musyrik dilanjutkan dalam ayat ini, khususnya ketika menghadapi ajakan mereka untuk kembali kepada ajaran nenek moyang mereka. Katakanlah, wahai nabi Muhammad dan setiap muslim, "apakah kita, kaum muslim, akan memohon dan menyembah kepada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak pula mendatangkan mudarat kepada kita, dan apakah kita akan dikembalikan ke belakang yaitu masa lalu kita sebelum beriman dengan murtad meninggalkan agama islam, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan'" kemudian kawan-kawannya dari yang telah beriman mengajaknya ke jalan yang lurus dengan mengatakan, "tinggalkan penyembahan selain Allah dan ikutilah kami. " namun dia tetap menolak, maka katakanlah, wahai nabi dan kaum muslim, "jika itu yang menjadi pilihanmu, maka ketahuilah sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk yang sebenarnya; dan karena itulah kita diperintahkan agar berserah diri kepada tuhan seluruh alam. Dan kita diperintahkan juga agar melaksanakan salat dengan khusyuk, sempurna syarat dan rukunnya, dan istikamah dalam mengerjakannya, serta bertakwa kepada-Nya. " dan dialah tuhan yang kepada-Nya kamu semua akan dihimpun untuk mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan kamu. Kaum musyrik atau non-Muslim yang mengajak kepada kemurtadan pada ayat di atas dipersamakan dengan setan-setan yang mengganggu, dan orang yang akhirnya murtad dipersamakan dengan orang yang hilang akal atau gila. Ajakan kepada kebenaran di jalan Allah adalah petunjuk yang sebenarnya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian beraneka penafsiran dari beragam mufassirin mengenai isi dan arti surat Al-An’am ayat 71 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita bersama. Support kemajuan kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Terbanyak Dikunjungi

Terdapat ratusan topik yang terbanyak dikunjungi, seperti surat/ayat: Al-Fajr, Luqman 14, Al-Maidah, Ali Imran 190-191, Al-Baqarah 185, Juz al-Qur’an. Termasuk Al-Insyirah 5-6, Al-‘Adiyat, Ar-Ra’d 11, Al-Balad, Al-An’am, Al-Baqarah 153.

  1. Al-Fajr
  2. Luqman 14
  3. Al-Maidah
  4. Ali Imran 190-191
  5. Al-Baqarah 185
  6. Juz al-Qur’an
  7. Al-Insyirah 5-6
  8. Al-‘Adiyat
  9. Ar-Ra’d 11
  10. Al-Balad
  11. Al-An’am
  12. Al-Baqarah 153

Pencarian: surat qaf ayat 19, raja manusia adalah arti dari, surat al imran ayat 31 latin dan artinya, famayya'mal misqala zarratin khairayyarah, al an'am 91

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: