Surat Al-A’raf Ayat 164

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ مِّنْهُمْ لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا ۙ ٱللَّهُ مُهْلِكُهُمْ أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا ۖ قَالُوا۟ مَعْذِرَةً إِلَىٰ رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ

Arab-Latin: Wa iż qālat ummatum min-hum lima ta'iẓụna qaumanillāhu muhlikuhum au mu'ażżibuhum 'ażāban syadīdā, qālụ ma'żiratan ilā rabbikum wa la'allahum yattaqụn

Artinya: Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: "Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Mereka menjawab: "Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa.

« Al-A'raf 163Al-A'raf 165 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Penting Mengenai Surat Al-A’raf Ayat 164

Paragraf di atas merupakan Surat Al-A’raf Ayat 164 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa pelajaran penting dari ayat ini. Didapati beberapa penafsiran dari beragam ahli tafsir terhadap isi surat Al-A’raf ayat 164, antara lain seperti di bawah ini:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan ingatlah (wahai rasul), ketika sekelompok orang dari mereka berkata kepada sekelompok lain yang tengah menasihati orang-orang yang berbuat melampaui batas pada hari sabtu dan melarang mereka dari perbuatan maksiat kepada Allah pada hari itu, ”mengapa kalian menasihati satu kaum yang Allah akan membinasakan mereka di dunia akibat perbuatan maksiat mereka kepadaNya atau akan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih di akhirat kelak?” maka berkatalah orang-orang yang melarang mereka terhadap perbuatan maksiat kepada Allah, ”kami menasihati mereka dan melarang mereka, supaya kami memiliki alasan (untuk bebas dari tanggung jawab) terkait mereka dan menjalankan kewajiabn yang Allah tetapkan atas kami untuk melakukan amr ma’ruf dan nahi mungkar, dan demi berharap mereka itu akan bertakwa kepada Allah, lalu takut kepadaNYa dan bertaubat dari maksiat mereka kepada tuhan mereka dan tiindakan mereka yang melampaui batas yang telah Allah haramkan atas mereka.”


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

164. Maka ketika itu penduduk negeri ini terbagi menjadi tiga golongan: Golongan yang melanggar hukum Allah dengan sengaja, golongan yang menasehati orang-orang yang melanggar agar bertaubat, dan golongan yang mengolok golongan yang memberi nasehat karena telah putus asa dalam menasehati mereka. Golongan ketiga ini berkata: “Untuk apa kalian menasehati orang-orang yang tidak berguna lagi nasehat dan peringatan bagi mereka; padahal Allah telah menetapkan untuk membinasakan mereka dan membersihkan bumi dari mereka, atau mengazab mereka dengan azab yang berat, sebagai balasan atas kebebalan mereka dalam keburukan dan keengganan mereka mendengar nasehat.”

Maka golongan yang menasehati menjawab dengan dua alasan: pertama, sebagai alasan di depan Allah terhadap kewajiban menyuruh perbuatan baik dan melarang perbuatan munkar. Kedua, harapan agar mereka berubah dan menerima nasehat sehingga mereka dapat selamat dari siksaan dan mengikuti jalan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Inilah tujuan utama dalam melarang perbuatan mungkar; sebagai hujjah dan alasan telah melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar, dan harapan Allah akan memberi mereka hidayah sehingga mau mentaati perintah dan larangan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

164. Dan ingatlah -wahai Rasul- ketika ada sekelompok orang dari mereka yang melarang mereka melakukan perbuatan terlarang itu kemudian ada kelompok lain yang berkata kepada mereka, “Mengapa kalian menasihati sekelompok orang yang akan dibinasakan oleh Allah di dunia akibat perbuatan maksiat yang mereka lakukan, atau akan menimpakan azab yang berat kepada mereka di hari Kiamat?” Kelompok yang memberi nasihat menjawab, “Nasihat yang kami berikan kepada mereka adalah alasan yang akan kami ajukan kepada Allah bahwa kami telah melaksanakan perintah-Nya, yaitu melakukan amar makruf nahi mungkar, sehingga kami tidak dihukum oleh-Nya karena dianggap melalaikan perintah itu. Dan barangkali saja mereka mau menerima nasihat itu kemudian mereka meninggalkan perbuatan maksiat itu.”


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

164. وَإِذْ قَالَتْ أُمَّةٌ (Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata)
Yakni sekelompok penduduk desa yang sholeh berkata kepada kelompok yang lain.
Yakni orang-orang yang bersungguh-sungguh menasehati orang-orang yang melanggar aturan hari sabtu ketika mereka telah putus asa dalam mengharap penerimaan mereka atas nasehat dan berhenti dari kemaksiatan.

لِمَ تَعِظُونَ قَوْمًا ۙ اللهُ مُهْلِكُهُمْ (Mengapa kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka)
Yakni melenyapkan mereka semua dengan siksaan.

أَوْ مُعَذِّبُهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا ۖ (atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?)
Karena telah melanggar larangan dan berlarut-larut dalam perbuatan maksiat dengan membuat siasat yang telah terbongkar.

قَالُوا۟ مَعْذِرَةً إِلَىٰ رَبِّكُمْ (mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu)
Yakni para pemberi nasehat menjawab: nasehat yang kami berikan kepada mereka adalah sebagai alasan di hadapan Allah agar tidak menghukum kami disebabkan tidak menjalankan amar ma’ruf nahi mungkar yang diwajibkan atas kami.

وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ (dan supaya mereka bertakwa)
Berhenti dari kemaksiatan mereka.
Ayat ini menunjukkan bahwa Bani Israil terbagi menjadi tiga kelompok: kelompok yang bermaksiat dan menangkap ikan di hari sabtu, kelompok yangtidak bermaksiat dan tidak berburu ikan namun tidak melarang kelompok yang berburu, dan kelompok yang tidak bermaksiat dan tidak berburu ikan dan mereka melarang orang yang berburu ikan.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

164. Dan ingatlah juga wahai Nabi ketika suatu golongan dari penduduk negeri itu berkata kepada orang-orang shalih yang memberi nasehat bahwa mereka tidak dilarang untuk melaut: “Kenapa kalian menasehati kaum, sedangkan Allah akan membinasakan mereka di dunia, atau akan memberi mereka azab yang sangat berat di akhirat?” Para pemberi nasehat itu berkata: “Nasehat kami adalah suatu permohonan maaf yang kami mohonkan kepada Allah, agar kita leluasa meninggalkan sesuatu yang dilarang, yaitu supaya kita dimaafkan di sisi Allah dengan menunaikan kewajiban kita” dan supaya mereka bertakwa kepada Allah, lalu menghindari perbuatan maksiat yang bisa mereka kerjakan dan tidak melaut


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Ketika suatu umat} kelompok {di antara mereka berkata,“Mengapa kalian menasihati kaum yang akan dibinasakan atau disiksa Allah dengan azab yang sangat keras” Mereka menjawab,“Agar mempunyai alasan kepada Tuhan kalian} kami memberi mereka alasan dari kami kepada Allah, supaya kami tidak dihubungkan dengan kelalaian (mereka) terhadap perintahNya yang melarang kemungkaran {dan agar mereka bertakwa.”


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

164 namun mereka tetap berburu dengan membuat tipuan, mereka menggali lubang-lubang dan memasang jarring-jaring, jika hari sabtu tiba, maka ikan ikan itu tertangkap kedalam lubang lubang dan jaring-jaring tersebut tetapi mereka tidak mengambil nya pada hari itu, jika hari ahad tiba, maka mereka mengambilnya dan hal itu sering terjadi pada mereka. Mereka terbagi pada tiga kelompok. mayoritas dari mereka tidak mengindahkan dan mereka melanggar secara terang-terangan, kelompok kedua melarang dan mengingkari perbuatn kelompok mayoritas. dan kelompok ketiga merasa cukup dengan apa yang dilakukan oleh kelompok ke dua berupa pengingkaran mereka dan pelarangan mereka kepada kelompok pertama. kelompk ini berkata ”mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinaskan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?" Sepertinya mereka berkata: tidak ada gunanya menasihati orang yang melanggar larangan Allah dan tidak menghiraukan nasihat yang tulus, tetapi justru tetap teguh di dalam pelanggaran dan kezhaliman, karena Allah pasti akan menghukum mereka, baik dengan kebinasaan atau dengan azab yang pedih. ”orang orang yang memberi nasihat menjawab” kami melarang dan menasihati mereka” agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Rabbmu" yakni agar kami dimaafkan berkenaan dengan apa yang mereka lakukan “dan supaya mereka bertakwa” yakni mereka meninggalkan kemaksiatan yang mereka lakukan. Maka kami tidak berputus asa dari usaha memberi petunjuk kepada mereka, bisa jadi nasihat kami mujarab pada mereka, larangan kami didengar oleh mereka, dan inilah tujuan terbesar dari pengingkaran terhadap kemungkaran, agar ia berfungsi sebagai alasan dan penegakan hujjah atas yang diperintah dan yang dilarang, dan semoga Allah memberinya petunjuk lalu dia melaksanakan tuntutan dari perintah dan larangan tersebut.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 164-166
Allah SWT memberitahukan tentang penduduk kota ini. Mereka menjadi tiga kelompok: Satu kelompok melanggar larangan dan memakai tipu muslihat dalam berburu ikan pada hari Sabtu, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surah Al-Baqarah; dan satu kelompok yang melarang perbuatan itu dan memisahkan diri dari mereka, serta kelompok yang diam saja, dimana mereka tidak melakukan pelanggaran dan tidak melarangnya, tetapi mereka berkata kepada kelompok yang melarang perbuat itu: (Mengapa kalian menasehati kaum itu, yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?) yaitu kenapa kalian melarang mereka. Sebenarnya kalian sudah tahu bahwa mereka akan binasa dan berhak mendapat hukuman dari Allah. Maka larangan kalian itu tidak bermanfaat bagi mereka. Maka kelompok yang melarang perbuatan itu menjawab perkataan mereka, (Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhan kalian) sebagian ulama’ membacanya dengan dirafa’ dan bentuknya seakan-akan ini adalah ini (hadzihi ma’dziratun) “adalah alasan” dan ulama’ lain membacanya dengan dinashab yaitu kami melakukan itu (Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhan kalian) dalam janji yang telah diambil atas kami untuk memerintahkan sesuatu yang baik dan melarang kemunkaran (dan supaya mereka bertakwa)
Mereka berkata,"Mudah-mudahan dengan larangan ini mereka takut terhadap perbuatan mereka dan meninggalkan perbuatan itu, serta kembali bertaubat kepada Allah. Jika mereka bertaubat kepada Allah, maka Dia menerima taubat mereka dan merahmati mereka"
Allah SWT berfirman: (Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka) yaitu, ketika orang-orang yang diberi nasehat itu menolak (Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim) yaitu orang-orang yang berbuat kemaksiatan itu (siksaan yang keras) Allah menegaskan atas pertolongan bagi orang-orang yang melarang itu dan membinasakan orang-orang yang zalim, dan mengabaikan orang-orang yang diam, karena setiap pembalasan itu akibat dari suatu amal perbuatan. Mereka tidak layak mendapat pujian dan tidak pula melakukan dosa besar yang berhak untuk dicela. Terkait hal itu, para imam berbeda pendapat tentang mereka. Apakah mereka termasuk orang-orang yang dibinasakan atau orang-orang yang selamat. Hal ini terdapat dua pendapat.
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah (Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, "Mengapa kalian menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang keras?”) itu adalah kota di tepi laut antara Mesir dan Madinah, Kota itu disebut dengan Ailah. Allah mengharamkan mereka berburu ikan pada hari Sabtu, dan ikan-ikan itu datang kepada mereka pada hari Sabtu dengan muncul di tepi laut. Dan jika hari Sabtu sudah lewat, mereka tidak mampu menangkapnya. Hal itu berlangsung sesuai yang dikehendaki Allah. Kemudian ada kelompok di antara mereka yang menangkap ikan itu pada hari Sabtu, lalu ada kelompok lain dari mereka yang melarangnya dan berkata,"Kalian menangkap ikan-ikan itu, padahal Allah telah mengharamkannya bagi kalian pada hari Sabtu?!" Tetapi hal itu tidak menambah apapun melainkan kesesatan dan kesombongan mereka. dan ada kelompok lain dari mereka yang melarang kelompok yang memberi nasehat ketika hal itu berlangsung cukup lama, mereka berkata,"Kalian sudah mengetahui bahwa mereka adalah kaum yang berhak mendapat azab Allah” (Mengapa kalian menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka) Mereka adalah orang-orang yang paling marah karena Allah terhadap orang yang melanggar itu daripada kelompok lainnya, jadi mereka menjawab (Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhan kalian, dan supaya mereka bertakwa) Masing-masing dari kedua kelompok telah melarang mereka. Ketika murka Allah menimpa kelompok yang melanggar itu, maka diselamatkanlah kedua kelompok yang berkata (Mengapa kalian menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka") dan orang-orang yang berkata ("Agar kami mempunyai alasan (terlepas tanggung jawab) kepada Tuhan kalian) dan Allah membinasakan orang-orang yang durhaka kepadaNya yang menangkap ikan itu, lalu Dia membuat mereka menjadi kera.
Firman Allah SWT: (dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras) Di dalamnya dapat dipahami bahwa orang-orang yang tersisa adalah orang-orang yang selamat. Kata (ba’is) mempunyai jenis bacaan yang banyak, dan maknanya menurut Mujahid adalah keras
Firman Allah: (Yang hina) yaitu hina, rendah, dan tercela


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Al-A’raf ayat 164: Yakni yang tidak melakukan penjaringan ikan dan tidak melarang.

Kepada mereka yang melarang.

Alasan mereka adalah bahwa mereka telah melaksanakan perintah Allah untuk memberi peringatan dan agar mereka tidak digolongkan sebagai orang yang membiarkan kemungkaran.

Inilah tujuan utama melakukan nahi mungkar, sebagai alasan kepada Allah, menegakan hujjah, dan boleh jadi Allah memberinya petunjuk.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-A’raf Ayat 164

Setelah menjelaskan keadaan para pendurhaka itu, ayat ini menguraikan sikap orang-orang yang sebelum ini pada ayat 159 telah disinggung, yaitu umat nabi musa yang memberi petunjuk kepada kebenaran. Ayat ini menyatakan, dan ingatlah ketika suatu umat di antara mereka, yaitu tatkala sekelompok orang-orang saleh dari leluhur bani israil'yang tidak berbuat jahat seperti yang lainnya'bertanya kepada mereka yang menasihati orang-orang yang berbuat jahat dengan berkata, mengapa kamu bersusah payah menasihati kaum yang akan dibinasakan sehingga punah sama sekali karena dosa yang mereka lakukan, atau diazab oleh Allah di akhirat nanti dengan azab yang sangat keras' mereka menjawab, kami melakukan itu agar kami mempunyai alasan dan pelepas tanggung jawab kepada tuhanmu, dan sebenarnya kami berharap agar mereka bertakwa. Alasan mereka itu ialah mereka telah melaksanakan perintah Allah untuk memberi peringatan. Nasihat yang berkelanjutan pada ayat-ayat terdahulu bertujuan mengantar para pendurhaka itu sadar dan bertakwa, tetapi ternyata mereka tetap lengah dan lupa. Maka setelah mereka golongan yang diberi nasihat melupakan, yakni mengabaikan, apa yang diperingatkan kepada mereka dan tidak juga mendengarkan nasihat itu, kami selamatkan orang-orang yang terus menerus melarang orang berbuat jahat dan tidak melakukan kejahatan dan kami timpakan kepada orang-orang yang zalim, antara lain kepada mereka yang mengail ikan pada hari sabat, siksaan yang keras, dalam bentuk kesengsaraan dan kemelaratan. Hal itu disebabkan mereka selalu berbuat fasik, tidak mau taat kepada Allah, tuhan mereka.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian variasi penjabaran dari berbagai pakar tafsir mengenai isi dan arti surat Al-A’raf ayat 164 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat untuk ummat. Dukung usaha kami dengan memberi link menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Banyak Dilihat

Kaji berbagai konten yang banyak dilihat, seperti surat/ayat: Juz al-Qur’an, Al-Insyirah 5-6, Al-Fajr, Luqman 14, Al-Maidah, Al-Balad. Serta Al-Baqarah 153, Ali Imran 190-191, Ar-Ra’d 11, Al-An’am, Al-‘Adiyat, Al-Baqarah 185.

  1. Juz al-Qur’an
  2. Al-Insyirah 5-6
  3. Al-Fajr
  4. Luqman 14
  5. Al-Maidah
  6. Al-Balad
  7. Al-Baqarah 153
  8. Ali Imran 190-191
  9. Ar-Ra’d 11
  10. Al-An’am
  11. Al-‘Adiyat
  12. Al-Baqarah 185

Pencarian: al-an'am, kandungan surah al jumu ah ayat 9 10, surah al syamsiyah, surah al isra ayat 36, al kahfi 19

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: