Surat Hud Ayat 69

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَلَقَدْ جَآءَتْ رُسُلُنَآ إِبْرَٰهِيمَ بِٱلْبُشْرَىٰ قَالُوا۟ سَلَٰمًا ۖ قَالَ سَلَٰمٌ ۖ فَمَا لَبِثَ أَن جَآءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ

Arab-Latin: Wa laqad jā`at rusulunā ibrāhīma bil-busyrā qālụ salāmā, qāla salāmun fa mā labiṡa an jā`a bi'ijlin ḥanīż

Artinya: Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: "Selamat". Ibrahim menjawab: "Selamatlah," maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang.

« Hud 68Hud 70 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Tafsir Penting Mengenai Surat Hud Ayat 69

Paragraf di atas merupakan Surat Hud Ayat 69 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan tafsir penting dari ayat ini. Tersedia sekumpulan penjelasan dari berbagai ulama mengenai isi surat Hud ayat 69, antara lain sebagaimana tertera:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan sungguh para malakat telah mendatangi Ibrahim, memberikan kabar gembira baginya dan istrinya dengan kelahiran ishaq dan ya’qub setelahnya, lalu mereka berkata, ”salam, Ibrahim berkata untuk menjawab salam mereka, ”salam.” Lalu Ibrahim segera beranjak dan membawakan bagi mereka daging anak sapi gemuk yang telah dipanggang agar mereka menyantapnya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

69. Sungguh telah datang para malaikat yang Kami utus kepada Ibrahim untuk menyampaikan kabar gembira baginya. Mereka mengucapkan salam kepadanya, dan dia menjawab salam mereka dan menjamu mereka dengan segera menyiapkan makanan bagi mereka dengan penuh semangat; tidak memakan waktu lama untuk menyiapkan makanan itu, meski yang dia siapkan adalah daging anak sapi panggang.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

69. Para Malaikat datang kepada Ibrahim -'alaihissalām- dalam wujud beberapa orang laki-laki untuk menyampaikan kabar gembira untuk dia dan isterinya akan lahirnya Isḥāq kemudian Ya'qūb. Para Malaikat itu berkata, "Salām." Ibrahim menjawabnya dengan ucapan, "Salām." Lalu Ibrahim bergerak cepat dan kembali dengan membawa anak sapi panggang untuk jamuan makan mereka. Ibrahim mengira bahwa para lelaki itu adalah manusia biasa.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

69. وَلَقَدْ جَآءَتْ رُسُلُنَآ إِبْرٰهِيمَ بِالْبُشْرَىٰ (Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada lbrahim dengan membawa kabar gembira)
Setelah Allah menurunkan malaikat untuk mengazab kaum Luth, mereka mendatangi nabi Ibrahim dengan menyerupa sebagai manusia, mereka mendatanginya untuk memberinya kabar gembira yang akan disebutkan.

فَمَا لَبِثَ (maka tidak lama kemudian)
Yakni Nabi Ibrahim.

أَن جَآءَ بِعِجْلٍ حَنِيذٍ (Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang)
Makna (الحنيذ) yakni daging yang dipanggang dengan batu panas, tanpa tersentuh oleh api.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

69. Dan sungguh telah datang kepada Ibrahim para malaikat dengan membawa kabar gembira tentang Ishaq sebagai anaknya. Mereka berkata: “Kesejahteraan terlimpah atasmu” Ibrahim menjawab: “Kesejahteraan pula terlimpah atas kalian” Lalu tidak lama Ibrahim datang dengan daging anak sapi yang dipanggang di atas batu yang dipanaskan dengan api. Dan itu merupakan sebaik-baik panggangan


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Sungguh benar-benar telah datang para utusan Kami kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira} dengan kabar gembira tentang Ishaq dan Ya’kub {Mereka mengucapkan,“Selamat.” Dia} Ibrahim {menjawab,“Selamat.” Tidak lama kemudian, Ibrahim datang} lalu tidak lama sehingga dia datang {dengan membawa daging anak sapi yang dipanggang} yang dipanggang dengan batu yang dipanaskan


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

69 “dan sesungguhnya telah dating utusan utusan kami" (malaikat malaikat yang mulia) ”kepada Ibrahim” al-khalil Rasul kami, ”dengan membawa kabar gembira” yakni kabar gembira seorang anak, ketika Allah mengutus mereka untuk membinasakan kaum luth. Allah memerintahkan mereka agar singgah pada Ibrahim untuk menyampaikan berita gembira dengan lahirnya ishaq. Ketika para malaikat itu datang kepada Ibrahim, ”mereka mengucapkan ‘salaman’ (selamat) Ibrahim menjawab ’salamun’(selamatlah)” maksudnya para malaikat itu mengucapkan salam dan ibrahim menjawab salamnya. Ini menunjukan disyariatkannya memberi salam. ia adalah syariat agama Ibrahim ia diucapkan sebelum berbicara. hendaknya jawaban salam lebih mendalam daripada memberi salam, karena salam mereka menggunakan jumlah fi'liyah (kalimat verbal) yang menunjukan perubahan pada yang baru dan jawabannya menggunakan kalimat ismiyah (kalimat non verbal) yang menunjukan ketetapan dan kelanggengan. terdapat perbedaan besar diantara keduanya sebagaimana hal itu diketahui dalam ilmu bahasa arab. ”maka tidak lama” setelah mereka, datanglah ibrahim “menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang” maksudnya dia langsung menghadirkan untuk tamu tamunya daging anak sapi yang gemuk yang dibakar diatas batu panas. Ibrahim menyuguhkannya seraya berkata “makanlah”


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 69-73
Allah SWT berfirman: (Dan sesungguhnya telah datang utusan-utusan Kami) Mereka adalah para malaikat (kepada Ibrahim dengan membawa berita gembira) Dikatakan bahwa para malaikat itu menyampaikan berita gembira kepadanya tentang nabi Ishaq. Dikatakan juga, tentang kebinasaan kaum Luth. Pendapat pertama diperkuat dengan firmanNya (Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, dia pun bersoal jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth (74)) (Surah Hud)
(mereka mengucapkan, "Selamat” Ibrahim menjawab "Selamatlah”) yaitu, atas kalian. Ulama’ Bayan berkata ini merupakan sebaik-baik ungkapan salam penghormatan, karena rafa’ menunjukkan pengertian tetap dan selamanya.
(maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang) yaitu pergi dengan cepat, lalu memberikan jamuan kepada mereka, yaitu berupa sapi muda. Kata “Hanidz” adalah dipanggang di atas batu yang dipanaskan. Ini adalah makna yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Mujahid, dan Adh-Dhahhak, As-Suddi, Qatadah, dan lainnya, sebagaimana Allah berfirman di ayat lain: (Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar) (26) lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim berkata, "Silahkan kalian makan” (27)) (Surah Adz-Dzariyat)
Ayat ini mengandung adab kepada tamu dari banyak sisi. Firman Allah: (Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka) yaitu heran terhadap mereka (dan merasa takut kepada mereka) Demikian itu bahwa para malaikat tidak berhasrat dan menginginkan makanan, serta tidak makan. Melihat keadaan mereka yang berpaling dari apa yang dibawa kepada mereka, yang tidak menginginkannya sama sekali, maka saat itu dia heran terhadap mereka (dan merasa takut kepada mereka)
Firman Allah SWT yang memberitahukan tentang para malaikat: (Malaikat itu berkata,"Jangan kamu takut!") yaitu mereka berkata,”Janganlah takut kepada kami, sesungguhnya kami adalah para malaikat yang diutus kepada kaum nabi Luth untuk membinasakan mereka. Lalu Sarah tersenyum mendengar berita gembira dengan pembinasaan mereka, karena banyaknya kerusakan dan kerasnya keingkaran mereka. Oleh karena itu Sarah diberi berita gembira, dengan kelahiran seorang anak setelah putus asa
(maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira akan (kelahiran) Ishaq dan sesudah Ishaq (lahir pula) Ya'qub) yaitu akan anak yang akan memiliki anak yang merupakan cucu dan keturunannya. Sesungguhnya nabi Ya'qub adalah anak nabi Ishaq, sebagaimana Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah (Adakah kalian hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya, "Apa yang kalian sembah sepeninggalku?*' Mereka menjawab, "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepadaNya” (133)) (Surah Al-Baqarah)
Dari sini orang yang menggunakan ayat ini sebagai dalil bahwa yang disembelih adalah nabi Ismail. Tidak mungkin bahwa itu adalah nabi Ishaq, karena berita gembira itu menyebutkan bahwa dia akan mempunyai anak, yaitu nabi Ya'qub, Maka bagaimana bisa nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelihnya, sedangkan dia masih bayi kecil dan dia belum memiliki nabi Ya'qub yang dijanjikan tentang kelahiran dan keberadaannya. Janji Allah itu benar dan tidak akan diingkari. Maka mustahil jika nabi Ibrahim diperintahkan untuk menyembelihnya dalam keadaan itu. Maka dipastikan bahwa yang dimaksud adalah Ismail. dan ini merupakan penggunaan dalil yang paling baik, benar, dan jelas. Segala puji bagi Allah
(Istrinya berkata, "Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak, padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula?” (72)) (Surah Hud) mengisahkan ucapannya tentang ayat ini sebagaimana yang dikisahkan dalam ayat lain bahwa dia (Istrinya berkata, 'Sungguh mengherankan, apakah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua?”)
dan di surah Adz-Dzariyat: (Kemudian istrinya datang seraya memekik (tercengang), lalu menepuk mukanya sendiri dan berkata, "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul” (29)) Sebagaimana yang terjadi pada wanita lainnya jika terkejut dalam ucapan dan perbuatannya (Para malaikat itu berkata, "Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah?”) yaitu para malaikat berkata kepadanya,"Janganlah kamu merasa heran terhadap perintah-perintah Allah, sesungguhnya jika Dia menghendaki sesuatu dia berfirman kepadanya,”Jadilah” Maka terjadilah dia. Maka janganlah merasa heran dengan hal ini, sekalipun kamu sudah tua dan mandul, dan suamimu juga sudah sangat tua. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu" ((Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kalian, hai ahli bait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah) Dia Maha Terpuji dalam segala perbuatan dan firmanNya, lagi Maha Terpuji dalam semua sifat dan DzatNya


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna per-kata :
(بِٱلۡبُشۡرَىٰ) Bil busyraa : dengan Ishaq dan setelahnya Ya’kub.
(فَمَا لَبِثَ) Fama labitsa : tidak lama.
(بِعِجۡلٍ حَنِيذٖ) bi’ijlin haniidz : dipanggang dengan batu.

Makna ayat :
Ini adalah kabar gembira dari Allah kepada Ibrahim yang Allah firmankan : (وَلَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُنَآ إِبۡرَٰهِيمَ بِٱلۡبُشۡرَىٰ) yang dimaksud rasul-rasul Kami: Jibril, Mikail, dan Israfil. Mereka memasuki rumah beliau dengan memberi salam, lantas Ibrahim menjawab salam mereka, inilah makna firman-Nya : (قَالُواْ سَلَٰمٗاۖ قَالَ سَلَٰمٞۖ) . Firman-Nya (فَمَا لَبِثَ أَن جَآءَ بِعِجۡلٍ حَنِيذٖ) tidak lama kemudian, beliau menghidangkan seekor anak sapi panggang, (حَنِيذٖ) dari kata (محنوذ) mahnuudz yaitu dipanggang di atas batu. Kemudian mendekatkan makanan tersebut dan mempersilahkan untuk makan, (أَلَا تَأۡكُلُونَ) [Adz-Dzariyat: 27] “Silahkan dimakan.”

Pelajaran dari ayat :
• Dianjurkannya memberi kabar kepada seorang mukmin dengan kebaikan, sekalipun dengan mimpi yang baik.
• Disyariatkan salam ketika masuk kedalam rumah orang lain, atau singgah, atau melewatinya. Juga diwajibkannya menjawab salam.
• Disyariatkannya pemilik rumah untuk melayani tamunya, serta memuliakan tamu. Dalam hadits sahih (من كان يؤمن بالله و اليوم الآخر فاليكرم ضيفه) “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia muliakanlah tamunya.”


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Surat Hud ayat 69: Tentang kelahiran Ishaq, dan darinya lahir Ya’qub.

Dalam ayat ini terdapat dalil disyari’atkannya mengucapkan salam, dan bahwa ia termasuk ajaran Nabi Ibrahim, dan bahwa salam didahulukan sebelum berbicara, demikian juga sepatutnya menjawab salam melebihi ucapan yang pertama mengucapkan.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Hud Ayat 69

Setelah dijelaskan kisah kaum samud dan kedurhakaan mereka serta kesudahannya, kemudian dipaparkan kisah nabi ibrahim dan keluarganya ketika kedatangan tamu-tamu mulia yang tidak lain adalah para malaikat. Dan para utusan kami, yakni para malaikat telah datang kepada nabi ibrahim dengan membawa kabar gembira tentang kelahiran putranya kelak yang akan lahir dari rahim sarah istrinya, kemudian cucu yang akan lahir dari keturunannya, mereka mengucapkan, selamat, semoga keselamatan dan kebahagiaan selalu tercurah padamu wahai nabi ibrahim. Kemudian dia'nabi ibrahim'pun menjawab, selamat semoga kebahagiaan yang sempurna itu menyertaimu selamanya. Maka tidak lama kemudian sebagaimana layaknya tuan rumah yang baik, nabi ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang untuk menjamu tamunya (lihat: surah adh-dhariyat/51: 24-26). Ayat ini menganjurkan, memberi salam ketika berkunjung ke rumah orang, dan wajib hukumnya menjawab salam (lihat: surah an-nisa'/4: 86). Ayat ini juga memberi pelajaran untuk menghormati dan memuliakan tamu antara lain menjamu tamu. Ketika hidangan itu tersaji, nabi ibrahim menyodorkannya ke hadapan mereka seraya meminta agar hidangan itu dimakan. Maka ketika dilihatnya tangan mereka tidak menjamah hidangan yang disodorkannya itu, dia'nabi ibrahim'mencurigai perihal kedatangan mereka, dan merasa takut kepada mereka karena khawatir kedatangan mereka akan membawa berita buruk. Menyaksikan sikap nabi ibrahim yang demikian itu mereka para malaikat itu pun berkata, jangan takut, sesungguhnya kami diutus oleh Allah kepada kaum lut untuk membinasakan mereka. Ayat ini memberi pelajaran tentang etika bertamu, hendaknya memberi rasa tenteram dan tenang ketika bertamu, terutama ketika seseorang menaruh curiga dan takut terhadap orang yang belum dikenal, hendaknya tamu segera menjelaskan identitas dirinya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Itulah beraneka penjabaran dari berbagai ulama terkait makna dan arti surat Hud ayat 69 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita. Bantu syi'ar kami dengan memberi tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Link Tersering Dikaji

Ada ratusan halaman yang tersering dikaji, seperti surat/ayat: Al-Muthaffifin, Al-Fatihah 5, An-Nisa, An-Nahl 114, Al-Ma’idah 48, Ali ‘Imran 190. Juga Al-A’raf 54, Al-Fatihah 4, Al-Anbiya 30, Al-Humazah, At-Tin 4, At-Taubah.

  1. Al-Muthaffifin
  2. Al-Fatihah 5
  3. An-Nisa
  4. An-Nahl 114
  5. Al-Ma’idah 48
  6. Ali ‘Imran 190
  7. Al-A’raf 54
  8. Al-Fatihah 4
  9. Al-Anbiya 30
  10. Al-Humazah
  11. At-Tin 4
  12. At-Taubah

Pencarian: surah ar rahman full arab, al asher, al waqiah ayat 5, ayat al quran tentang akhlak, al maidah 58

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: