Surat Al-Baqarah Ayat 103

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَلَوْ أَنَّهُمْ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوْا۟ لَمَثُوبَةٌ مِّنْ عِندِ ٱللَّهِ خَيْرٌ ۖ لَّوْ كَانُوا۟ يَعْلَمُونَ

Arab-Latin: Walau annahum āmanụ wattaqau lamaṡụbatum min 'indillāhi khaīr, lau kānụ ya'lamụn

Artinya: Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.

« Al-Baqarah 102Al-Baqarah 104 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Pelajaran Berharga Berkaitan Surat Al-Baqarah Ayat 103

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Baqarah Ayat 103 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada beberapa pelajaran berharga dari ayat ini. Didapati beberapa penafsiran dari kalangan pakar tafsir mengenai kandungan surat Al-Baqarah ayat 103, misalnya sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Dan sekiranya orang-orang Yahudi beriman dan takut kepada Allah pastilah mereka meyakini bahwa sesungguhnya pahala Allah lebih baik daripada sihir dan keuntungan yang mereka dapatkan dengannya. Seandainya mereka mengetahui apa yang dapat diraih dengan iman dan taqwa berupa pahala dan balasan sdengan pengetahuan yang hakiki, niscaya mereka pasti beriman.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

103. Kalaulah orang-orang Yahudi beriman kepada Allah dan takut kepada-Nya niscaya Allah akan memberi mereka pahala yang lebih baik dari sihir yang mereka sibuk dengannya, andai saja mereka memahami besarnya pahala Allah.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

103. Sekiranya orang-orang Yahudi itu benar-benar beriman dan bertakwa kepada Allah dengan menjalankan ketaatan kepada-Nya dan meninggalkan maksiat terhadap-Nya, niscaya pahala dari Allah akan lebih baik bagi mereka daripada perbuatan yang mereka jalani, jika mereka mengetahui apa yang bermanfaat bagi mereka.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

103. وَلَوْ أَنَّهُمْ آمَنُوا (Sesungguhnya kalau mereka beriman)
Yakni kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallamdan apa yang didatangkannya berupa al-Qur’an.

وَاتَّقَوْا(dan bertakwa)
Yakni menjauhi apa yang mereka terjerumus didalamnya berupa ilmu sihir dan kekufuran.

لَمَثُوبَةٌ (niscaya mereka akan mendapat pahala)
Yakni niscaya akan mendapat pahala yang lebih baik dari kenikmatan dunia yang mereka dapatkan dari sihir


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

Andaikan orang-orang yang belajar sihir itu beriman kepada Allah dan rasul-Nya, bertaqwa, mengerjakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, tidak terjerumus dalam ilmu sihir dan kekufuran, maka sungguh mereka akan medapatkan ganjaran yang lebih baik dari sihir dan magisnya. Sungguh, seandainya mereka tahu, mereka tidak akan dengan mudahnya memilih sihir dan meninggalkan keimanan mereka


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Seandainya mereka benar-benar beriman dan bertakwa, maka sungguh pahala} maka sungguh pahala {dari sisi Allah itu lebih baik, seandainya mereka mengetahui


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

102-103. Seperti itu juga orang-orang Yahudi ketika mereka melemparkan Kitabullah, mereka akhirnya mengikuti apa yang dibaca oleh setan dan diciptakan dari sebuah sihir pada masa kerajaan sulaiman, di mana setan-setan mengeluarkan sihir kepada manusia hingga mereka menyangka bahwasanya Sulaiman memakai sihir dan menggunakannya untuk mendapatkan kerajaan yang besar.
Mereka adalah pendusta dalam hal itu karena Sulaiman tidak memakainya, karena Allah telah menyucikannya dalam firmanNya, “Padahal Sulaiman tidaklah kafir, ” yakni dengan mempelajari sihir karena dia tidak mempelajarinya, ” akan tetapi setan-setan itulah yang kafir (mengerjakan sihir) “ dalam hal itu, ” mereka mengajarkan sihir kepada manusia “ karena usaha penyesatan mereka dan semangat untuk menggoda anak Adam, begitupula kaum Yahudi juga mengikuti sihir yang diturunkan oleh dua malaikat yang berbeda di Babil, negeri Irak, dimana sihir diturunkan kepada mereka sebagai ujian dan cobaan dari Allah untuk hamba-hambaNya, lalu mereka berdua mengajarkan sihir kepada orang-orang,
”sedang keduanya tidak mengajarkan kepada siapapun hingga“ mereka berdua menasehatinya, dan “berkata, ’ sesugguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu janganlah kamu kafir’.“ maksudnya, janganlah kamu mempelajari sihir, karena sihir itu adalah kekufuran, mereka berdua melarangnya mempelajari sihir seraya mengabarkan tentang tingkatannya. Pengajaran setan akan sihir dalam bentuk pengaburan dan penyesatan lalu menisbatkan dan melariskannya kepada seseorang yang telah disucikan oleh Allah dari sihir, yaitu Nabi Sulaiman. Adapun pengajaran kedua malaikat itu adalah sebagai cobaan dengan adanya nasihat keduanya, agar tidak menjadi hujjah bagi mereka.
Orang-orang Yahudi mengikuti sihir yang diajarkan oleh setan dan sihir yang diajarkan oleh kedua malaikat tersebut, kemudian mereka meninggalkan ilmu-ilmu dari para Nabi dan Rosul, dan menerima ilmu-ilmu setan, maka masing-masing orang akan cenderung kepada hal yang sesuai dengannya.
Kemudian Allah menyebutkan tentang kemudaratan sihir seraya berfirman, ”maka mereka mempelajari kedua malaikat sihir yang membuat mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya” padahal cinta kasih kedua suami istri tidaklah dapat diukur dengan cinta kasih selain mereka. Karenanya Allah berfirman tentang hak keduanya :
"dan Allah menjadikan diantara kalian rasa cinta dan kasih sayang"
Dalam hal ini menunjukan bahwa sihir itu memiliki hakikat dan bahwa dia dapat memudaratkan atas ijin dari Allah dan atas kehendak Allah. Adapun izin itu ada dua macam : izin yang bersifat takdir (penciptaan) yaitu yang bersangkutan dengan kehendak Allah sebagaimana yang ada dalam ayat ini, dan ijin yang bersifat syariat sebagaimana firman-Nya dalam ayat yang lalu :
"maka sesungguhnya Dia telah menerunkannya kedalam hatimu dengan izin Allah"
Dalam ayat ini dan ayat-ayat yang semisalnya menjelaskan bahwa apapun sebabnya walaupun ia memiliki pengaruh yang sangat besar, ia tetap mengikuti qadha dan takdir dimana sebab-sebab tersebut tidak berdiri sendiri dalam pengaruhnya, dan tidak ada satupun dari kelompok-kelompok umat islam yang menentang dasar kerangka ini selain al-qadariyah dalam pembahasan perbuatan-perbuatan hamba, dimana mereka menyatakan bahwasanya perbuatan-perbuatan hamba itu terpisah dan tidak tunduk kepada kehendak, mereka mengeluarkannya dari takdir Allah dan mereka menyalahi Kitabullah dan Sunnah Rosululloh serta ijma’ para sahabat tabi’in.
Kemudian Allah menyebutkan bahwa ilmu sihir itu murni berbahaya, tidak ada manfaatnya sedikitpun, baik secara agama maupun dunia, sebagaimana terdapat beberapa manfaat pada beberapa kemaksiatan seperti dalam firman Allah tentang khamar dan judi :
"katakanlah didalam keduanya terdapat dosa yang besar serta manfaat-manfaat bagi manusia, dan dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya"
Sihir itu murni berbahaya bahkan ia tidak memiliki factor penunjang sama sekali, dan hal-hal yang dilarang itu semuanya murni berbahaya atau mudaratnya lebih besar daripada manfaatnya, sebagaimana perkara-perkara yang diperintahkan itu juga murni bermanfaat atau manfaatnya lebih besar daripada mudaratnya.
“Sungguh mereka telah meyakini,” yaitu orang-orang Yahudi, bahwa “barangsiapa yang menukarnya dengan sihir itu,” yaitu menyukai sihir sebagaimana pembeli menyukai suatu barang dagangan, “tiadalah baginya keuntungan di akhirat,” maksudnya tidak mendapat bagian, bahkan hal itu mengakibatkan hukuman, dan tidaklah perbuatan mereka itu atas dasar kebodohan, akan tetapi karena sangat menyukai kehidupan dunia daripada akhirat, maka sangat jeleklah “perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui, ” maksudnya mengetahui akan buah dari perbuatan yang telah mereka lakukan.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 99-103

Imam Abu Ja'far bin Jarir berkata tentang firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas) maknanya yaitu: Kami telah menurunkan kepadamu, wahai Muhammad, tanda-tanda yang jelas yang menunjukkan kenabianmu. Tanda-tanda itu mencakup isi kitab Allah mengenai rahasia ilmu orang Yahudi dan berita tersembunyi mereka, baik berita pendahulu mereka yaitu Bani Israil. Berita tersebut berisi tentang kandungan dalam kitab-kitab mereka yang hanya diketahui oleh para pendata dan orang yang berilmu di antara mereka, dan apa yang telah diubah oleh mereka terkait hukum-hukum mereka yang ada dalam Taurat. Allah SWT menampakkan pengetahuan ini dalam kitab yang Dia turunkan kepada nabiNya, nabi Muhammad SAW, jika ada orang yang berakal dan jujur, maka dia akan dapat melihat tanda-tanda yang jelas dalam hal ini, dan tidak akan mengarahkannya kepada kehancuran berupa iri hati niat jahat. Karena fitrah setiap orang yang benar adalah membenarkan siapa pun yang datang dengan membawa sesuatu (yang benar), seperti apa yang telah dibawa oleh nabi Muhammad SAW berupa ayat-ayat yang jelas yang dijelaskan tanpa belajar dari manusia, dan tidak mengambil sesuatu (pendapat) pun dari anak cucu Adam.
Qatadah berkata: firman Allah (segolongan mereka melemparkannya) yaitu Segolongan dari mereka mengingkarinya.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa asal dari kata "nabdz" adalah membuang dan melempar. Oleh karena itu dikatakan “Anak pungut itu dibuang” dan dikatakan juga “An-nabidz” yaitu kurma dan kismis ketika dilemparkan ke dalam air.
Abu Al-Aswad Ad-Du'ali berkata:
Kamu melihat jenisnya, lalu membuangnya seperti membuang alas kaki yang terbuat dari beberapa jenis alas kakimu
Saya berkata: Lalu Allah mencela mereka karena keberpalingan mereka atas perjanjian yang telah diberikan Allah kepada mereka agar dipegang teguh dan dilaksanakan. Karena hal ini, mereka mendustakan Rasulullah SAW yang telah diutus kepada mereka dan kepada seluruh manusia, yang telah disebutkan dalam kitab-kitab mereka, terkait gambaran, sifat , serta berita-berita tentangnya. Mereka diperintahkan dalam kitab-kitab tersebut untuk mengikuti, mendukung, dan membantunya. Sebagaimana Allah SWT berfirman: ((Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil…..) (Surah Al-A’raf: 157) dan berfirman dalam ayat ini: (Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah) (101)) maknanya yaitu, mereka melemparkan kitab Allah yang ada pada mereka, yang mengandung kabar gembira tentang kedatangan nabi Muhammad SAW, mereka mengabaikannya, seakan-akan mereka tidak mengetahuinya. Sebaliknya, mereka lebih condong untuk mempelajari ilmu sihir dan mengikuti ajarannya. Itulah sebabnya mereka ingin melakukan tipu muslihat kepada Rasulullah SAW dan mereka berusaha menyihirnya.
Qatadah berkata mengenai firman Allah: (seolah-olah mereka tidak mengetahui) bahwa sesungguhnya mereka tahu, tetapi mereka membuang ilmu mereka, menyembunyikannya, dan mengingkarinya.
Firman Allah SWT: (Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman). Maknanya yaitu orang-orang Yahudi yang telah diberi kitab setelah mereka berpaling dari kitab Allah yang ada di tangan mereka, dan menentang dengan Rasulallah SAW, mereka mengikuti apa yang dibacakan oleh setan-setan, yaitu apa yang telah diceritakan, diberitakan, dan dibicarakan oleh para setan itu di kerajaan Sulaiman. Frasa itu (Mulki Sulaiman) dikecualikan dengan menggunakan huruf “’Ala” karena “Tatlu” mengandung makna berdusta
Abu Al-Aliyah berkata: huruf “’Ala” di sini mengandung makna “fi”, yaitu yang mereka baca di kerajaan Sulaiman, Dia menuqil hal ini dari Ibnu Juraij dan Ibnu Ishaq
Saya berkata bahwa pendapat yang mengatakan bahwa “Tatlu” memiliki makna yang mengandung dusta itu lebih baik. Hanya Allah yang lebih Mengetahui.
Abu Al-‘Aliyah berkata: “Mereka tidak dianugerahi ilmu sihir, dia berkata, dua ilmu, yaitu keimanan dan kekufuran. Maka ilmu sihir adalah bagian dari kekufuran. Keduanya adalah sesuatu yang paling dilarang.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.
Kemudian Ibnu Jarir membantah pendapat ini, bahwa “ma” di sini bermakna “alladzi” dan memperpanjang pembahasan tentang itu. Dia berpendapat bahwa Harut dan Marut adalah dua malaikat diturunkan oleh Allah ke bumi dan memberi izin kepada mereka untuk mengajarkan sihir, sebagai ujian bagi hamba-hambaNya. Hal ini setelah Allah menjelaskan kepada hamba-hambaNya bahwa sihir termasuk perbuatan yang dilarang melalui lisan para rasul. Ibnu Jarir menganggap bahwa bahwa Harut dan Marut patuh dalam hal mengajari hal tersebut karena mereka melaksanakan apa yang diperintahkan.
Ini adalah pendapat yang sangat aneh, dan pendapat yang lebih aneh lagi adalah pendapat yang menyatakan bahwa Harut dan Marut dari golongan jin, sebagaimana yang diungkapkan oleh oleh Ibnu Hazm.
Firman Allah SWT, (Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya ) maknanya yaitu, manusia mempelajari dari Harut dan Marut ilmu sihir yang digunakan untuk perbuatan tercela, agar mereka memisahkan suami istri berupa melakukan hubungan dengan salah satunya.
Ini merupakan perbuatan setan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya dari hadits Al-A'masy yang diriwayatkan dari Abu Sufyan Thalhah bin Naafi' dari Jabir bin Abdullah, dari nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: “Sesungguhnya Iblis meletakkan singgasananya di atas air lalu mengirim bala tentaranya, (setan) yang kedudukannya paling rendah bagi Iblis adalah yang paling besar godaannya. Salah satu diantara mereka datang lalu berkata: 'Aku telah melakukan ini dan itu.' Iblis menjawab: 'Kau tidak melakukan apa pun.' Lalu yang lain datang dan berkata: 'Aku tidak meninggalkannya hingga aku memisahkannya dengan istrinya.' Beliau bersabda: "Iblis mendekatinya lalu berkata: 'Bagus kamu."
Penyebab terpisahnya suami dan istri oleh sihir adalah hal yang membuat seorang laki-laki atau perempuan terganggu dengan pasangannya, seperti buruknya penampilan, bentuk fisik, atau hal-hal lain yang serupa, atau ada konflik, kebencian, atau hal lain yang serupa yang menyebabkan perpisahan.
Kata “Al-ma’u” adalah ungkapan untuk laki-laki, dan bentuk muannatsnya untuk perempuan, dan keduanya diucapkan dengan bentuk masing-masing, tidak digabungkan. Dan Allah lebih mengetahui.
Terkait firman Allah SWT, (Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah) Sufyan Ats-Tsauri berkata, “Kecuali dengan ketentuan Allah.”
Diriwayatkan Al-Hasan, dia berkata, “Sihir ini tidak berdampak kecuali bagi mereka yang terlibat di dalamnya.”
Firman Allah SWT, (Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat) maknanya yaitu merugikan mereka dalam urusan agama mereka, dan hal itu tidak memberikan manfaat sebanding dengan kerugian yang ditimbulkan.
(sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat) yaitu sungguh orang-orang Yahudi yang menukar tindakan meninggalkan Rasulullah SAW dengan sihir itu telah mengetahui bahwa mereka tidak akan mendapatkan kebaikan di akhirat. Ibnu Abbas, Mujahid, dan As-Suddi berkata, “Dia tidak akan memiliki bagian di akhirat."
Diriwayatkan dari Qatadah, dia berkata: Dia tidak memiliki hujjah di akhirat di sisi Allah. Al-Hasan berkata: “Dia tidak memiliki agama”. Sa'id meriwayatkan dari Qatadah, (tiadalah baginya keuntungan di akhirat) maknanya adalah sesungguhnya Ahlul Kitab telah mengetahui tentang apa yang dijanjikan oleh Allah kepada mereka bahwa tukang sihir tidak memiliki penciptaan di akhirat.
Firman Allah SWT, (dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui (102) Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui (103)) Allah berfirman (Wa labi’sa) apa yang mereka tukarankan berupa sihir, sebagai pengganti keimanan dan mengikuti para rasul. Seandainya mereka memiliki pengetahuan tentang apa yang mereka lakukan. (Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik) maknanya yaitu, seandainya mereka beriman kepada Allah, Rasulullah, dan menjaauhi hal-hal yang dilaran maka sungguh pahala dari Allah akan lebih baik bagi mereka daripada apa yang mereka tukar bagi diri mereka sendiri dan mereka senang dengan itu. Sebagaimana Allah SWT berfirman, (Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu: "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan tidak diperoleh pahala itu, kecuali oleh orang-orang yang sabar"(80)) (Surah Al-Qashash)


📚 Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata : { لَمَثُوبَةٞ } Lamatsuubah : Pahala dan balasan.

Makna ayat :
Pada ayat 103 Allah Ta’ala membuka pintu taubatnya untuk orang-orang Yahudi, serta menawarkan keimanan dan ketakwaan dalam firmanNya (وَلَوۡ أَنَّهُمۡ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَمَثُوبَةٞ مِّنۡ عِندِ ٱللَّهِ خَيۡرٞۚ لَّوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ) “Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui.”

Pelajaran dari ayat :
• Ilmu yang belum jelas hanyalah persangkaan yang tidak berdasarkan keyakinan. Ilmu yang seperti ini tidak dapat merubah kejiwaan pemiliknya sehingga tidak dapat membawanya untuk melakukan kebaikan dan tidak bisa mengajaknya untuk meninggalkan keburukan. Berbeda dengan ilmu yang kokoh dalam jiwa, maka pemiliknya akan memiliki motivasi yang besar dan semangat untuk beriman dan bertakwa serta menjauhi kesyirikan dan maksiat. Hal ini terlihat jelas ketika Allah menafikan ilmu yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi dalam ayat ini.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Baqarah ayat 103: Kemudian Allah menjelaskan bahwasannya yahudi sekiranya beriman kepada nabi ﷺ , dan apa yang diturunkan dari Al-Qur’an dan mereka akan menjauhi apa yang padanya terdapat sihir dan kafir maka sungguh mereka akan mendapatkan manfaat – manfaat yang banyak.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Maksudnya: Lebih baik daripada sihir dan apa yang mereka cari.

Yakni sekiranya mereka mengetahui pahala dan balasan yang diperoleh bagi mereka yang beriman dan bertakwa, tentu mereka tidak akan memilih sihir.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Baqarah Ayat 103

Dan jika mereka beriman dan bertakwa, takut kepada azab Allah, pahala dari Allah pasti lebih baik daripada sihir yang menyibukkan mereka, sekiranya mereka tahuwahai orang-orang yang beriman! janganlah kamu katakan, ra''ina', 2 yang berarti, peliharalah dan jagalah kami, kepada rasulullah karena kata itu akan dimanfaatkan oleh orang-orang yahudi untuk berolokolok yang menyerupai kata ra'unah, yang berarti bebal dan sangat bodoh, tetapi katakanlah, undhurna' (perhatikanlah kami), dalam mempelajari agama dan dengarkanlah serta taatilah perintah-perintah Allah kepadamu dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yahudi yang berkata, kami mendengar dan kami ingkar. Dan orang-orang kafir dari kaum yahudi itu akan mendapat azab yang pedih akibat olokolok mereka kepada rasulullah.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian aneka ragam penjabaran dari para pakar tafsir mengenai makna dan arti surat Al-Baqarah ayat 103 (arab-latin dan artinya), moga-moga membawa manfaat untuk kita. Sokonglah syi'ar kami dengan memberikan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Link Paling Sering Dikunjungi

Nikmati ratusan halaman yang paling sering dikunjungi, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 191, Al-Fatihah 2, Yasin 40, Al-A’raf, Al-Fatihah 1, Ali ‘Imran 104. Serta Al-Baqarah 284-286, Yunus 41, Assalaamualaikum, Al-Fatihah 7, Luqman 13-14, Al-Baqarah 216.

  1. Ali ‘Imran 191
  2. Al-Fatihah 2
  3. Yasin 40
  4. Al-A’raf
  5. Al-Fatihah 1
  6. Ali ‘Imran 104
  7. Al-Baqarah 284-286
  8. Yunus 41
  9. Assalaamualaikum
  10. Al-Fatihah 7
  11. Luqman 13-14
  12. Al-Baqarah 216

Pencarian: yasin ayat 8 dan 9, qs al araf ayat 56, surat ali imran ayat 134 beserta artinya, dan hanya kepada tuhanmulah hendaknya kamu berharap, al furqan 23

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: