Surat Al-Qashash Ayat 50

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَكَ فَٱعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَآءَهُمْ ۚ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ ٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ ٱللَّهِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

Arab-Latin: Fa il lam yastajībụ laka fa'lam annamā yattabi'ụna ahwā`ahum, wa man aḍallu mim manittaba'a hawāhu bigairi hudam minallāh, innallāha lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn

Artinya: Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.

« Al-Qashash 49Al-Qashash 51 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Kandungan Berharga Mengenai Surat Al-Qashash Ayat 50

Paragraf di atas merupakan Surat Al-Qashash Ayat 50 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada sekumpulan kandungan berharga dari ayat ini. Terdokumentasi sekumpulan penjabaran dari beragam ulama berkaitan kandungan surat Al-Qashash ayat 50, antara lain sebagaimana termaktub:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Maka jika mereka tidak menyambut seruan dakwahmu dengan membawa kitab, dan tidak ada hujjah apa pun yang tersisa lagi bagi mereka, maka ketahuilah sesunggguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka belaka. Dan tidak ada orang yang lebih besar kesesatannya daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak memberikan taufik untuk berada di atas kebenaran kepada kaum yang berbuat zhalim yang melanggar perintah Allah dan telah melampaui batas-batas ketetapanNya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

50. Jika mereka menutup telinga dan buta terhadap seruanmu serta tidak mampu melakukan tantanganmu, maka yakinlah mereka adalah kaum yang hanya mengikuti hawa nafsu mereka dan menutup penglihatan mereka dari cahaya Taurat dan al-Qur’an. Dan tidak ada orang yang lebih sesat daripada orang yang rela menjadi orang yang jauh dari petunjuk Allah Yang Maha Mengetahui. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada kebenaran bagi orang yang menyelisihi perintah-Nya dan senantiasa dalam kezaliman dan kesesatan.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

50. Jika mereka tidak mampu menjawab tantanganmu untuk mendatangkan suatu kitab yang lebih ampuh memberi petunjuk dibandingkan Taurat dan Al-Qur`ān, maka bisa dipastikan bahwa pendustaan mereka terhadap Taurat dan Al-Qur`ān tidak berdasarkan dalil, akan tetapi didasari oleh hawa nafsu, dan tidak ada seorangpun yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah -Subḥānahu-. Sesungguhnya Allah tidak memberikan hidayah dan petunjuk kepada kaum yang zalim terhadap diri mereka sendiri dengan pengingkaran terhadap Allah dan permusuhan terhadap Rasul-Nya serta menghadapkan kebenaran yang datang kepada mereka dari Allah dengan kebatilan.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

50. فَإِن لَّمْ يَسْتَجِيبُوا۟ لَكَ (Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu))
Yakni jika mereka tidak menjalankan apa yang telah kamu perintahkan kepada mereka berupa mendatangkan kitab dari Tuhan yang lebih dapat memberi petunjuk daripada Taurat dan al-Qur’an.
Pendapat lain mengatakan maknanya adalah jika mereka tidak menyambutmu dengan beriman kepada apa yang kau datangkan.

فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَآءَهُمْ ۚ( ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka)
Yakni pendapat-pendapat mereka yang sesat dan sangkaan-sangkaan palsu mereka, yang tidak dilandasi dengan hujjah dan bukti.

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَىٰهُ بِغَيْرِ هُدًى مِّنَ اللهِ ۚ( Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun)
Yakni tidak ada orang yang lebih sesat darinya.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

1 ). Dan hawa nafsu -kita berlindung kepada Allah darinya- ia merupakan fitnah pertama yang menyentuh dunia, dan karena sebab hawa nafsu tersesatlah Iblis, dan karenannya begitu banyak ummat yang tersesat dari menaati rasul-rasul dan nabi-nabi mereka, sebagaimana yang diceritakan dalam al-Qur'an; oleh karena itu Allah menetapkan -dan sesungguhnya Ia adalah seadil-adilnya Hakim- bahwasanya tidak soerangpun yang lebih tersesat selain orang yang mengikuti hawa nafsunya, maka Allah ta'ala berfirman:

{ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنِ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ } "Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun".

2 ). Jika kamu tidak berpegang kepada petunjuk, maka hawa nafsu akan berkuasa:

{ فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ ۚ } "Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka)".


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

50. Maka jika mereka tidak menjawab tantanganmu atau tidak bisa melakukannya, serta tidak beriman kepada wahyu yang telah diberikan kepadamu, maka ketahuilah wahai Rasul bahwa sesungguhnya mereka hanya mengikuti hawa nafsu mereka saja. Nafsu adalah kesenangan atau kecondongan yang tanpa dasar. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun? Maksudnya adalah tidak ada yang lebih sesat daripada mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim kepada diri mereka sendiri dalam kekufuran dan berlarut-larut di dalam kekufuran itu.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Jika mereka tidak menjawab, maka ketahuilah bahwa mereka hanya mengikuti hawa nafsu mereka. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

50. “Maka jika mereka tidak menjawab (tantangan) mu,” kemudian mereka tidak mampu mendatangkan satu kitab yang lebih lurus (utama) daripada Taurat dan al-quran, “maka ketahuilah bahwa mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka belaka,” maksudnya, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka tidak mau mengikutimu bukan berarti mereka pergi kepada suatu kebenaran yang mereka ketahui atau kepada suatu petunjuk, karena sesungguhnya hal itu hanyalah menuruti hawa nafsu mereka.
“Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun.” Jadi, dia adalah orang yang paling sesat, karena ketika ditawarkan kepadanya petunjuk dan jalan yang lurus yang dapat mengantarkan kepada Allah dan kepada negeri kemuliaanNya (surge), dia tidak menghiraukannya dan tidak pula mendatanginya, sedangkan ketika dibujuk oleh hawa nafsunya untuk menelurusi jalan-jalan yang dapat menjerumuskan kepada kebinasaan dan kesengsaraan, maka dia pun mengikutinya dan meninggalkan petunjuk. Maka apakah ada seseorang yang lebih sesat daripada orang yang seperti itu karakternya? Akan tetapi, sesungguhnya kezhalimannya, sikap melampaui batas dan tidak ada kecintaan kepada kebenaran ittulah yang sebenarnya telah membuatnya tetap berada pada kesesatannya dan tidak diberi petunjuk oleh Allah.
Maka dari itu Dia berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim.” Yaitu orang-orang yang kezhaliman telah menjadi karakternya, sikap keras kepala telah menjadi sifatnya. Petunjuk telah datang kepada mereka namun mereka menolaknya. Hawa nafsu menawarkan diri kepada mereka lalu mereka mengikutinya. Mereka telah menutup rapat pintu-pintu dan jalan-jalan hidayah terhadap diri mereka, dan mereka membuka pintu-pintu dan jalan-jalan kesesatan untuk mereka. Maka mereka terombang-ambing di dalam kesesatan dan kezhaliman, dan mereka terseret-seret dalam kesengsaraan dan kebinasaan.
Dan pada FirmanNya, “Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu) ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu,” ini sebuah dalil yang menunjukkan kepada (bukti) bahwa setiap orang yang tidak memenuhi seruan rasul dan beralih kepada ajaran yang bertentangan dengan ajaran Rasul itu, maka sesungguhnya dia tidak beralih kepada petunjuk, melainkan beralih kepada hawa nafsu.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 48-51
Allah SWT berfirman seraya memberitahukan tentang kaum yang seandainya mereka diazab sebelum tegaknya hujjah atas mereka, maka mereka berhujjah bahwa belum pernah datang kepada mereka seorang rasul pun, tetapi ketika datang kebenaran dari sisi Allah SWT melalui lisan nabi Muhammad SAW. Mereka berkata dengan maksud membangkang, mengingkari, kafir, bodoh, dan tidak percaya: (Mengapakah tidak diberikan kepadanya (Muhammad) seperti yang telah diberikan kepada Musa dahulu?) Maksud mereka (hanya Allah yang lebih Mengetahui) mukjizat-mukjizat yang banyak seperti tongkat, tangan, banjir, belalang, kutu, katak, darah, dan paceklik karena kekurangan tanaman dan buah-buahan yang menyulitkan musuh-musuh Allah. Seperti terbelahnya laut, dinaungi oleh awan kemanapun pergi, diturunkannya manna dan salwa dan mukjizat-mukjizat lainnya yang jelas dan hujjah-hujjah yang mengalahkan musuh, yang semuanya itu diberikan Allah SWT kepada nabi Musa sebagai hujjah dan bukti kebenarannya terhadap Fir'aun dan para pembesarnya, serta Bani Israil. Sekalipun demikian, nabi Musa tidak memperoleh keberhasilan terhadap Fir'aun dan para pembesar kaumnya, bahkan mereka ingkar kepada nabi Musa dan nabi Harun, sebagaimana mereka berkata kepada keduanya: (Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi? Kami tidak akan mempercayai kamu berdua (78)) (Surah Yunus) Oleh karena itu Allah SWT berfirman di sini: (Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu?) yaitu, bukankah manusia mengingkari ayat-ayat yang besar yang disampaikan nabi Musa (mereka dahulu telah berkata, "Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang bantu-membantu”) yaitu saling membantu (dan mereka berkata (juga), "Sesungguhnya kami tidak mempercayai masing-masing mereka itu”) yaitu terhadap keduanya kami mengingkarinya. karena kedekatan antara nabi Musa dan nabi Harun hingga, maka dengan menyebut salah seorang dari keduanya berarti menyebut lainnya, sebagaimana seorang penyair berkata: “Apabila aku melangkah ke sebuah negeri, aku tidak tahu takdir baik yang akan aku dapatkan ataukah yang lain”
yaitu aku tidak tahu takdir baik atau buruk yang akan menimpaku.
Mujahid bin Jabar mengatakan bahwa orang-orang Yahudi memerintahkan kepada kaum Quraisy untuk mengatakan kepada nabi Muhammad SAW hal itu. Maka Allah SWT berfirman: (Dan bukankah mereka itu telah ingkar (juga) kepada apa yang diberikan kepada Musa dahulu?; mereka dahulu telah berkata, "Musa dan Harun adalah dua ahli sihir yang saling membantu") yaitu nabi Musa dan nabi Harun (yang saling membantu) yaitu keduanya saling membantu, saling menolong dan membenarkan satu sama lain. Terkait hal ini Sa'id bin Jubair dan Abu Razin berkata tentang firmanNya, (sahirani) maksud mereka yaitu nabi Musa dan nabi Harun. Pendapat ini adalah pendapat yang baik. Hanya Allah yang lebih mengetahui.
Adapun ulama yang membacanya (sihrani tazaahara) Ali bin Abi Thalhah dan Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa yang mereka maksud adalah Taurat dan Al-Qur'an.
Telah diketahui bagi semua orang yang berakal, bahwa Allah SWT tidak menurunkan suatu kitab dari langit di antara kitab-kitab yang Dia turunkan kepada nabi-nabiNya dalam bentuk yang lebih sempurna, lebih menyeluruh, lebih fasih, lebih agung, dan lebih mulia dari dari Kitab yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, yaitu Al-Qur’an. Setelah itu dalam kemuliaan dan kebesarannya adalah kitab yang Dia turunkan kepada nabi Musa yaitu kitab yang disebutkan Allah dalam firmanNya: (Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu diputuskan perkara orang-orang Yahudi oleh nabi-nabi yang menyerah diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya) (Surah Al-Maidah: 44) dan kitab Injil diturunkan hanya untuk menyempurnakan kitab Taurat dan menghalalkan sebagian dari apa yang diharamkan atas Bani Israil. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Katakanlah, "Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan Al-Qur'an) niscaya aku mengikutinya, jika kalian sungguh orang-orang yang benar (49)) yaitu dalam membela kebenaran dan menentang kebathilan.
Allah SWT berfirman: (Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu)) yaitu jika mereka tidak menjawab apa yang kamu katakan kepada mereka dan mereka tetap tidak mau mengikuti kebenaran (ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka)) yaitu tanpa dalil dan alasan (Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah) yaitu tanpa alasan yang diambil dari Kitab Allah (Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim)
Firman Allah SWT: (Dan sesungguhnya telah Kami turunkan berturut-turut perkataan ini (Al-Qur'an) kepada mereka)
As-Suddi berkata, Kami menjelaskan perkataan ini kepada mereka.
Qatadah berkata bahwa Allah SWT memberitahukan kepada mereka apa yang telah Dia perbuatterhadap umat terdahulu dan apa yang Dia lakukan sekarang (agar mereka mendapat petunjuk)
Mujahid dan lainnya berkata tentang firmanNya: (telah Kami turunkan berturut-turut kepada mereka) yaitu kaum Quraisy dan inilah yang tampak.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Al-Qashash ayat 50: Maka jika mereka tidak mampu memenuhi tuntutanmu wahai Nabi Allah untuk mendatangkan seutama-utama dari Al Qur’an; Ketahuilah wahai Nabi Allah bahwasanya mereka mengikuti hawa nasfu mereka, dan tidaklah ada yang lebih sesat dari yang mengikuti hawa nafsunya sendiri serta berjalan dengan tanpa hidayah dari Allah dibelakangnya. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk, tidak juga hidayah dan tidak meridhai bagi kaum yang dzalim dan pendusta akan syariat-syariat Allah dan yang mereka mengikuti hawa nafsu mereka.
Ayat ini menunjukkan atas siapa yang mengikuti hawa nafsu, tidaklah tercela jika memang tidak menyelisih syariat Allah.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Bahwa mereka tidak mengikutimu bukan karena mencari yang hak dan hidayah, tetapi sekedar menuruti hawa nafsu.

Maksudnya, tidak ada yang lebih sesat.

Orang yang seperti ini termasuk orang yang paling sesat, ketika disodorkan petunjuk dan jalan yang lurus yang menyampaikan kepada Allah dan surga-Nya, tetapi ia tidak mempedulikannya dan tidak mendatanginya, bahkan hawa nafsunya mengajak dirinya untuk menempuh jalan yang mengarah kepada kebinasaan dan kesengsaraan, dirinya pun mengikuti dan meninggalkan petunjuk. Siapakah yang lebih sesat daripada orang yang seperti ini sifatnya? Kezaliman, sikap melampaui batas dan tidak menyukai kebaikan membuatnya ingin tetap di atas kesesatannya dan Allah tidak menunjuki orang yang seperti ini. Oleh karena itulah, Allah Subhaanahu wa Ta'aala menerangkan, bahwa Dia tidak akan memberi petunjuk kepada orang-orang zalim, yaitu mereka yang sudah melekat dengan kezaliman dan sikap membangkang, ketika kebenaran datang, ia malah menolaknya dan ketika disodorkan hawa nafsu, ia malah mengikutinya. Mereka telah menutup untuk diri mereka pintu-pintu hidayah dan jalannya serta membuka pintu-pintu kesesatan dan jalannya. Oleh karena itu, mereka bingung dalam kesesatannya dan terombang-ambing dalam kesengsaraannya.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Qashash Ayat 50

Sudah barang tentu mereka tidak akan mampu mendatangkannya. Maka jika mereka tidak mampu menjawab tantanganmu untuk mendatangkan kitab berisi petunjuk yang lebih baik daripada al-qur`an, bahkan yang semisal dengannya, atau jika mereka tidak menyambut ajakanmu untuk beriman, maka ketahuilah wahai nabi Muhammad atau siapa pun, bahwa mereka tidak lagi memiliki dalih atau alasan penolakan. Dan dengan begitu, jika mereka tetap menolak, maka se-sungguhnya mereka hanyalah mengikuti keinginan hawa nafsu mereka tanpa alasan yang kuat dan benar, dan dengan demikian mereka pada hakikatnya tidak memperoleh petunjuk, bahkan mereka adalah orang-orang yang sesat. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti keinginan hawa nafsunya tanpa mendapat petunjuk dari Allah sedikit pun dan tanpa memiliki pijakan yang logis' pastilah tidak ada yang lebih sesat daripada mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim yang melampaui batas-batas yang telah ditentukan oleh Allah. 51. Dan demi keagungan dan kekuasaan kami, sungguh, kami telah menyampaikan perkataan ini, yaitu Al-Qur'an kepada mereka secara berkesinambungan. Sebagian turun menyusul yang lain, sesuai kebutuhan. Al-qur'an juga diturunkan secara berturut-turut dalam bentuk janji, ancaman, kisah-kisah dan pelajaran-pelajaran, semua itu agar mereka selalu mengingatnya, merenungi dan mempercayai apa yang ada di dalamnya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikian beberapa penjelasan dari kalangan ahli ilmu mengenai kandungan dan arti surat Al-Qashash ayat 50 (arab-latin dan artinya), moga-moga bermanfaat bagi ummat. Dukung perjuangan kami dengan memberikan tautan ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Yang Terbanyak Dibaca

Kaji banyak halaman yang terbanyak dibaca, seperti surat/ayat: Al-Ahzab 21, Ar-Ra’d, Al-Baqarah 186, Az-Zariyat 56, Al-Isra 1, Al-Baqarah 30. Ada juga Al-Isra 23-24, Al-Jumu’ah 9, Al-Baqarah 2, Ali ‘Imran 133, Al-Infithar, Ali ‘Imran 134.

  1. Al-Ahzab 21
  2. Ar-Ra’d
  3. Al-Baqarah 186
  4. Az-Zariyat 56
  5. Al-Isra 1
  6. Al-Baqarah 30
  7. Al-Isra 23-24
  8. Al-Jumu’ah 9
  9. Al-Baqarah 2
  10. Ali ‘Imran 133
  11. Al-Infithar
  12. Ali ‘Imran 134

Pencarian: surat al asri beserta artinya, surah al baqara, apa artinya 17 32, ar-rahman, surah al mul

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: