Surat Az-Zukhruf Ayat 84

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَهُوَ ٱلَّذِى فِى ٱلسَّمَآءِ إِلَٰهٌ وَفِى ٱلْأَرْضِ إِلَٰهٌ ۚ وَهُوَ ٱلْحَكِيمُ ٱلْعَلِيمُ

Arab-Latin: Wa huwallażī fis-samā`i ilāhuw wa fil-arḍi ilāh, wa huwal-ḥakīmul-'alīm

Artinya: Dan Dialah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

« Az-Zukhruf 83Az-Zukhruf 85 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Hikmah Menarik Berkaitan Surat Az-Zukhruf Ayat 84

Paragraf di atas merupakan Surat Az-Zukhruf Ayat 84 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah menarik dari ayat ini. Terdapat aneka ragam penjelasan dari berbagai ulama berkaitan isi surat Az-Zukhruf ayat 84, antara lain seperti terlampir:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Hanya Allah semata yang berhak disembah dengan sebenarnya di langit dan di bumi. Dia-lah yang Mahabijaksana yang menciptakan makhlukNya dengan sangat baik dan menetapkan syariat dengan sangat mulia. Dia juga Maha Mengetahui segala sesuatu terkait dengan urusan makhlukNya, tidak ada sesuatu pun darinya yang samar bagiNya.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

84-85. Allah adalah Tuhan di langit dan Tuhan di bumi, tidak ada Tuhan selain Dia. Dia Maha Bijaksana dalam mengatur makhluk-Nya, Maha Mengetahui kemaslahatan mereka. Allah Maha Agung dan Maha Banyak kebaikan-Nya, Dia Pemilik kerajaan tujuh langit, bumi, dan yang ada di antara keduanya. Hanya Dia yang mengetahui waktu terjadinya hari kiamat, dan hanya kepada-Nya tempat kembali untuk menjalani hisab.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

84. Dan Dia lah -Subḥānahu- yang berhak disembah di langit yang dan yang berhak disembah di bumi, dan Dia Maha Bijaksana dalam penciptaan-Nya, takdir-Nya dan aturan-Nya, Maha Mengetahui atas segala ihwal hamba-hamba-Nya, tidak ada sedikitpun dari ihwal mereka yang tersembunyi dari-Nya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

84. وَهُوَ الَّذِى فِى السَّمَآءِ إِلٰهٌ وَفِى الْأَرْضِ إِلٰهٌ ۚ (Dan Dialah Tuhan (Yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi)
Dia adalah Allah yang disembah di langit dan disembah di bumi. Atau yang berhak disembah di langit dan di bumi.
Qatadah berkata: yakni disembah di langit dan di bumi.

وَهُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ (dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui)
Yakni memiliki hikmah yang dalam dan ilmu yang luas.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

84. Dialah Allah Tuhan langit dan bumi, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Dia. Allah Maha Bijaksana dalam segala perlakuan-Nya kepada hamba-Nya. Allah Maha Tahu atas apa yang terbaik untuk hamba-Nya


📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Dialah Tuhan} yang disembah dengan benar {di langit dan Tuhan di bumi. Dialah Dzat Yang Maha bijaksana lagi Maha Mengetahui


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

84. Allah mengabarkan bahwa hanya Dia semata yang berhak dipertaruhkan dan disembah di langit dan di bumi. Semua penghuni langit dan orang-orang beriman yang ada di bumi menyembah dan mengagungkanNya serta tunduk pada keagunganNya. Mereka memerlukanNya karena kesempurnaanNya,
“bertasbih untukNya tujuh langit dan bumi serta apa pun yang ada padanya dan tidaklah segala sesuatu melainkan bertasbih dengan memujiNya,” (al-isra:44)
“dan kepada Allah sujud semua yang ada di langit dan bumi secara suka rela dan terpaksa,” (ar-rad:15)
Hanya Dialah yang dipertuhankan dan disembah; yang di sembah oleh seluruh makhluk secara suka rela dan terpaksa. Dan ini sebagimana firman Allah, ”dan Dialah Allah di langit dan di bumi,” (al-an’am:3)
Yakni, predikatnya sebagai yang disembah dan dicintai ada pada keduanya. Sedangkan Dia berada di atas arasyNya, berbeda dengan makhlukNya, sendiri dengan keluhuran, terpuji dengan kesempurnaanNya.
“dan Dialah yang maha bijaksana,” yang maha bijaksana terhadap apa yang telah diciptakan dan yang maha menyempurnakan apa yang disyariatkan Allah tidak menciptakan sesuatu pun melainkan karena suatu kebijaksanaan dan tidak mensyariatkan sesuatu melainkan untuk suatu hikmah. “lagi maha mengetahui,” segala sesuatu, mengetahui yang rahasia dan tersembunyi, tidak ada sebesar biji atom pun yang luput dariNya, baik yang ada di alam atas maupun alam bawah, tidak pula yang lebih kecil atau lebih besar dari biji atom.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 81-89
Allah SWT berfirman: (Katakanlah,) wahai Muhammad (jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah (Muhammad) orang yang mula-mula memuliakan anak itu) yaitu seandainya hal ini diwajibkan, maka aku akan menyembahnya karena hal itu, karena aku adalah salah satu dari hambaNya yang selalu taat kepada semua yang DIa perintahkan kepadaku. Tidak ada sama sekali pada diriku kesombongan dan penolakan untuk menyembahnya. Jadi seandainya hal itu benar ada, maka akan ada, tetapi hal itu mustahil bagi hak Allah SWT. Dan syarat itu tidak mewajibkan dan membolehkan terjadinya hal itu. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah. Dialah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan (4)) (Surah Az-Zumar) Sebagian mufasir berkata tentang firmanNya: (maka akulah mula-mula orang yang memuliakan (anak itu)) yaitu orang yang pertama paling menolak. Di antara mereka ada Sufyan Ats-Tsauri dan Imam Bukhari meriwayatkan hal itu. maka dia mengatakan,"DIkatakan bahwa maknannya adalah aku adalah orang yang mula-mula mengingkarinya” dari kata “'abida” “ya'badu”
Qatadah berkata bahwa ungkapan ini berasal dari perkataan orang-orang Arab, yaitu: (Jika Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakannya) yaitu hal itu tidak mungkin terjadi, dan tidak layak.
Mujahid berkata tentang firmanNya: (maka akulah orang yang mula-mula memuliakannya) yaitu orang yang mula-mula menyembah dan mengesakanNya, serta mendustakan kalian.
Imam Bukhari berkata tentang firmanNya: (maka akulah orang yang mula-mula memuliakannya) yaitu orang yang mula-mula menolaknya, kata “'abidin” mempunyai dua makna. Yaitu “‘aabidun” (menyembah) dan “‘abidun” (menolak). Makna yang pertama yang lebih dekat bahwa itu sebagai syarat dan jawab, tetapi pengertian ini tidak mungkin.
As-Suddi berkata tentang firmanNya: (Katakanlah, jika benar Tuhan Yang Maha Pemurah mempunyai anak, maka akulah orang yang mula-mula memuliakan (anak itu)) dia berkata,”Seandainya Allah memiliki anak, maka aku menjadi orang yang mula-mula meyakini bahwa Dia mempunyai anak, tetapi kenyataannya Dia tidak memiliki anak. Pendapat inilah yang dipilih Ibnu Jarir. Dan dia menjawab pendapat orang yang menduga bahwa huruf (in) di sini bermakna nafi. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (Maha Suci Tuhan langit dan bumi, Tuhan 'Arsy dari apa yang mereka sifatkan (82)) yaitu Maha Tinggi, Maha Suci, dan lagi Maha Bersih Allah Pencipta segala sesuatu dari memiliki anak. Karena sesungguhnya Dia Maha Esa, segala sesuatu bergantung kepadaNya, tidak ada tandingan dan pesaing bagiNya, maka tidak ada anak bagiNya.
Firman Allah SWT: (Maka biarlah mereka tenggelam) yaitu dalam kebodohan dan kesesatan mereka (dan bermain-main) dalam dunia mereka (sampai mereka menemui hari yang dijanjikan kepada mereka) yaitu hari kiamat, yaitu mereka akan mengetahui bagaimana tempat kembali mereka dan keadaan yang akan mereka alami pada hari itu. Firman Allah: (Dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan (Yang disembah) di bumi) yaitu Dia adalah Tuhan yang disembah makhluk di langit, dan Tuhan yang disembah makhluk yang di bumi, semuanya tunduk dan merendahkan diri di hadapanNya (dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui) Ini sebagaimana firman Allah SWT: (Dan Dialah Allah (Yang disembah), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan (3)) (Surah Al-An'am) yaitu Dialah Tuhan yang disembah di langit dan bumi.
(Dan Maha Suci Tuhan Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan apa saja yang ada di antara keduanya) yaitu Dialah Dzat yang menciptakan, memiliki dan mengatur keduanya tanpa ada yang menghalangi dan menentangnya. Maka Maha Suci lagi Maha Tinggi Allah dari memiliki anak. yaitu, sudah merupakan suatu ketetapan bagiNya bersih dari semua aib dan kekurangan, karena Dia adalah Tuhan Yang Maha Tinggi, Maha Agung yang memiliki segala sesuatu, yang di tanganNyalah kendali segala sesuatu, terlaksana atau tidaknya
(dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat) yaitu tidak ada yang mengetahui waktunya kecuali hanya Dia (dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan) Maka Dia akan memberikan pembalasan kepada setiap orang sesuai dengan amal perbuatannya, jika kebaikan, maka balasannya kebaikan; dan jika keburukan, maka balasannya keburukan.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah) yaitu berupa berhala-berhala dan patung-patung (tidak dapat memberi syafaat) yaitu tidak mampu memberikan syafaat kepada mereka (tetapi (orang yang dapat memberi syafaat ialah) orang yang mengakui yang hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya)) Ini adalah istisna’ munqati' yaitu tetapi orang yang meyakini kebenaran dengan penuh kesadaran dan pengetahuan, maka syafaat itu dapat memberi manfaat dengan seizin Allah SWT baginya.
Kemudian Allah SWT berfirman: (Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka, "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, 'Allah.' Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?” (87)) yaitu seandainya kamu menanyakan kepada mereka yang menyekutukan Allah, yang menyembah kepada selainNya bersama Dia (Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab, “Allah”) yaitu mereka mengakui bahwa Dialah Allah yang Maha Menciptakan segala sesuatu, hanya Dia semata tidak ada sekutu bagiNya dalam hal itu. Tetapi sekalipun demikian, mereka masih tetap menyembah selainNya bersama Dia, yaitu menyembah makhluk yang tidak memiliki sesuatu apapun dan tidak mampu berbuat sesuatupun. Jadi mereka dengan itu adalah orang-orang yang sangat bodoh dan sangat lemah akalnya. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: (maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah)?)
Firman Allah: (dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman” (88)) yaitu nabi Muhammad SAW mengadu kepada Tuhannya tentang kaumnya yang mendustakannya. Jadi berliau berdoa: Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman, sebagaimana yang diberitahukan Allah SWT dalam ayat lain: (Berkatalah Rasul, "Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur’an ini suatu yang tidak diacuhkan” (30)) (Surah Al-Furqan: 30) Apa yang telah kami jelaskan ini merupakan pendapat Ibnu Mas'ud, Mujahid, dan Qatadah, dan berdasarkan pendapat ini Ibnu Jarir menafsirkannya.
Imam Bukhari berkata bahwa Abdullah yaitu Ibnu Mas'ud membaca ayat ini dengan bacaan: (wa qaalar rasuul yaa rabb)
Mujahid berkata tentang firmanNya: (dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad, "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka itu adalah kaum yang tidak beriman” (88)) dia berkata bahwa Allah mendengar ucapan nabi Muhammad SAW itu. Qatadah berkata bahwa dia adalah nabi kalian yang mengadu kepada Tuhannya
Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan tentang firmanNya: (dan (Allah mengetahui) ucapan Muhammad,"Ya Tuhanku) bahwa salah satu dari dua bacaannya itu dengan bacaan nashab, dan itu mempunya dua pandangan
Salah satunya adalah diathafkan kepada firman Allah SWT: (bahwa Kami tidak mendengar rahasia dan bisikan-bisikan mereka) (Surah Az-Zukhruf: 80)
Yang kedua adalah adanya fi'il, yaitu (Waqala qilahu). Bacaan yang kedua adalah dengan khafdh, (qilihi) sebagai athaf kepada firmanNya: (dan di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat) bentuknya adalah “Wa ‘ilmu qiilihi”
Firman Allah SWT: (Maka berpalinglah (hai Muhammad) dari mereka) yaitu orang-orang musyrik (dan katakanlah, "Salam (selamat tinggal)") yaitu janganlah menjawab mereka dengan apa yang mereka bicarakan kepadamu berupa ucapan buruk. Tetapi bujuklah dan maafkanlah mereka dengan sikap dan ucapan (Kelak mereka akan mengetahui (nasib mereka yang buruk)) Ini merupakan ancaman dari Allah SWT kepada mereka. Oleh karena itu maka mereka ditimpa azabNya yang tidak dapat ditolak lagi. Dan DIa meninggikan agama dan kalimahNya, serta setelah itu memerintahkan untuk berjihad dan berperang melawan mereka, sehingga manusia berbondong-bondong masuk ke dalam agama Allah, dan Islam tersebar di belahan bumi timur dan barat.


📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Az-Zukhruf ayat 84: (Dan Dialah Tuhan yang disembah di langit) lafal Fis Samaa-i Ilaahun kedua huruf Hamzahnya dapat dibaca Tahqiq dan Tas-hil, yakni Tuhan yang disembah di langit (dan Tuhan yang disembah di bumi) kedua Zharaf yang ada dalam ayat ini berta'alluq kepada lafal sesudahnya (dan Dialah Yang Maha Bijaksana) di dalam mengatur makhluk-Nya (lagi Maha Mengetahui) kemaslahatan-kemaslahatan mereka.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa Dia yang berhak disembah saja baik di langit maupun di bumi. Oleh karena itu, penghuni langit semuanya dan penduduk bumi yang beriman mereka beribadah kepada-Nya, mengagungkan-Nya, dan tunduk kepada kebesaran-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman, “Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan kemauan sendiri ataupun terpaksa (dan sujud pula) bayang-bayangnya di waktu pagi dan petang hari.” (Terj. Ar Ra’d: 15)

Ayat di atas sama seperti firman-Nya, “Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi.” (Terj. Al An’aam: 3) Yakni Dia yang disembah dan dicintai baik di langit maupun di bumi. Adapun Dzat-Nya, maka berada di atas ‘Arsyi-Nya, terpisah dengan makhluk-Nya, sendiri dengan keagungan-Nya dan mulia dengan kesempurnaan-Nya.

Dia merapihkan ciptaan-Nya dan merapihkan syariat-Nya. Oleh karena itu, Dia tidaklah menciptakan sesuatu kecuali karena hikmah (kebijaksanaan) dan tidak mensyariatkan sesuatu kecuali karena hikmah, dan ketetapan-Nya baik yang qadari (terhadap alam semesta) maupun yang syar’i (dalam agama-Nya) juga mengandung hikmah.

Terhadap hal yang bermaslahat bagi mereka. Dia mengetahui segala sesuatu, yang tampak maupun yang tersembunyi, dan tidak ada satu pun yang luput dari pengetahuan Allah Subhaanahu wa Ta'aala seberat dzarrah (debu) pun baik di langit maupun di bumi, demikian pula yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Az-Zukhruf Ayat 84

Dan dialah tuhan yang mahasuci dari segala kekurangan, dialah tuhan yang disembah di langit dan dia pulalah tuhan yang disembah di bumi dan dialah yang mahabijaksana terhadap semua yang di ciptakan-Nya, maha mengetahui terhadap segala sesuatu yang nyata maupun yang tersembunyi. 85. Dan mahasuci Allah yang keberkatan dan kebajikan-Nya amat banyak, dia merupakan pemilik kerajaan langit dan bumi, dan juga pemilik apa yang ada di antara keduanya, baik yang diketahui oleh manusia maupun yang tersembunyi dari mereka. Dan, di sisi-Nyalah ilmu tentang segala keadaan yang menyangkut hari kiamat dan hanya kepada-Nyalah kamu di kembalikan untuk mempertanggungjawabkan semua amal yang telah di lakukan.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah beberapa penjelasan dari berbagai pakar tafsir mengenai kandungan dan arti surat Az-Zukhruf ayat 84 (arab-latin dan artinya), moga-moga memberi kebaikan untuk kita. Bantu kemajuan kami dengan mencantumkan link ke halaman ini atau ke halaman depan TafsirWeb.com.

Artikel Tersering Dicari

Ada ratusan topik yang tersering dicari, seperti surat/ayat: Al-Baqarah 285, Al-Baqarah 282, Al-‘Ashr 3, Ali Imran 26-27, Ar-Ra’d 31, An-Najm 39-42. Termasuk Al-Anbiya 19, Al-Ahzab 43, Al-Baqarah 261, Al-Hujurat 11, Ar-Rahman 33, Al-Qalam.

  1. Al-Baqarah 285
  2. Al-Baqarah 282
  3. Al-‘Ashr 3
  4. Ali Imran 26-27
  5. Ar-Ra’d 31
  6. An-Najm 39-42
  7. Al-Anbiya 19
  8. Al-Ahzab 43
  9. Al-Baqarah 261
  10. Al-Hujurat 11
  11. Ar-Rahman 33
  12. Al-Qalam

Pencarian: tulislah arti surat al-fil ayat ke-5, an nabah, teks latin al mulk, irji'i ila rabbiki, surah alhadid ayat 22

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: