Surat Qaf Ayat 16

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

وَلَقَدْ خَلَقْنَا ٱلْإِنسَٰنَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ ٱلْوَرِيدِ

Arab-Latin: Wa laqad khalaqnal-insāna wa na'lamu mā tuwaswisu bihī nafsuh, wa naḥnu aqrabu ilaihi min ḥablil-warīd

Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,

« Qaf 15Qaf 17 »

Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Kandungan Mendalam Mengenai Surat Qaf Ayat 16

Paragraf di atas merupakan Surat Qaf Ayat 16 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada bermacam kandungan mendalam dari ayat ini. Terdapat bermacam penjabaran dari para ahli tafsir mengenai kandungan surat Qaf ayat 16, antara lain sebagaimana berikut:

📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia

Sungguh Kami telah menciptakan manusia, dan Kami mengetahui apa yang dibicarakan oleh hatinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada hablil warid, yaitu urat lehernya yang bersambung dengan hati.


📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

16-18. Sungguh Kami telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui rahasia yang diucapkan pada dirinya sendiri, dan Kami -dengan ilmu Kami- lebih dekat kepadanya daripada urat yang ada di lehernya yang terhubung dengan jantung. Ketika dua malaikat mencatat perkataan dan perbuatan manusia; salah satunya berada di sebelah kanannya untuk mencatat kebaikan, dan yang lain berada di sebelah kirinya untuk mencatat keburukan. Tidaklah seseorang berbicara melainkan malaikat mengawasi perkataan dan perbuatannya, malaikat itu selalu bersamanya.


📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram

16. Dan Kami telah menciptakan manusia dan Kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh jiwanya berupa lintasan-lintasan dan pemikiran-pemikiran, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat yang berada di lehernya yang tersambung dengan jantungnya.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

16. وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِۦ نَفْسُهُۥ ۖ (Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya)
Yakni apa yang terbesit dalam hati dan perasaannya.

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ(dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya)
Makna (الوريد) yakni pembuluh darah yang menuju jantung.
Yakni Kami lebih dekat kepadanya daripada pembuluh darahnya sendiri, maka bagaimana akan tersembunyi dari Kami apa yang ada dalam hatinya.


📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia

Berhati-hatilah dalam menyimpan sesuatu dalam hatimu, yang mana Allah akan meminta pertanggung jawabanmu. Adapun bisikan-bisikan yang muncul dalam hati, dan seseorang tidak cenderung ke arah itu, malahan dia berusaha mengusirnya, maka itu tidak merugikannya, melainkan itu adalah bukti keimanannya, setan hanya membisikkan hati yang sehat, tetapi hati yang tidak sehat, setan tidak membisikannya; Karena ini sudah berakhir.


📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

16. Demi Allah, sungguh kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibicarangan oleh dirinya dengan sembunyi-sembunyi. Kami lebih dekat dengannya daripada pembuluh darah yang ada di bagian depan leher yang di dalamnya darah mengalir dan kembali ke jantung


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-‘Awaji, professor tafsir Univ Islam Madinah

Sungguh Kami benar-benar telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan} yang dibicarakan {oleh dirinya. Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya} urat leher yang terhubung dengan jantung


📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H

16. Allah memberitahukan bahwa Dia-lah semata yang menciptakan jenis manusia, baik lelaki maupun perempuan, Dia yang mengetahui hal-ihwal manusia serta rahasia mereka dan bisikan jiwa mereka, dan sesungguhnya Dia “lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya,” yang merupakan sesuatu yang terdekat pada manusia yaitu urat saraf yang tersimpan dibalik urat lehernya. Hal ini menyeru manusia untuk selalu muraqabah terhadap Pencipta yang mengetahui hati dan batinnya, yang lebih dekat kepadanya dalam berbagai keadaannya sehingga manusia akan merasa malu ketika Allah melihatnya melakukan yang dilarang atau tidak melaksanakan yang diperintahkan.


📚 Tafsir Ibnu Katsir (Ringkas) / Fathul Karim Mukhtashar Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim, karya Syaikh Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin, professor fakultas al-Qur'an Univ Islam Madinah

Ayat 16-22
Allah SWT memberitahukan tentang kekuasaanNya atas manusia, bahwa Dialah Dzat yang menciptakannya, dan pengetahuanNya meliputi semua urusannya, sehingga Allah SWT mengetahui apa yang dibisikkan hati manusia berupa kebaikan dan keburukan. Disebutkan dalam hadits shahih Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT memaafkan umatku apa yang dibisikkan hatinya selama dia tidak mengucapkannya atau mengerjakannya”
Firman Allah: (dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya) yaitu malaikat-malaikat Allah SWT lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya. Dan ada yang menafsirkannya sebagai ilmu Allah, sesungguhnya yang dimaksud hanyalah untuk menjauhkan agar tidak ada dugaan untuk bertempat atau bersatu, karena kedua sifat tersebut merupakan hal yang mustahil menurut kesepakatan semua ulama, Maha Tinggi dan Maha Suci Allah dari keduanya. Akan tetapi jika ditinjau dari segi lafazhnya, maka ayat ini tidak mengandung hal itu, karena Allah SWT tidak berfirman, "Aku lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya" melainkan Dia berfirman: (dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya) Sebagaimana Allah SWT berfirman tentang datangnya ajal: (dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat (85)) (Surah Al-Waqi'ah) yaitu malaikat-malaikatNya. Sebagaimana Allah berfirman: (Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya) (Surah Al-Hijr: 9) Para malaikat turun membawa Al-Qur'an dengan seizin Allah SWT. Demikian juga para malaikat yang lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya berkat kekuasaan Allah SWT yang diberikan kepada mereka untuk hal itu. Maka malaikat itu mempunyai jalan masuk ke dalam manusia sebagaimana setan juga mempunyai jalan masuk ke dalam manusia melalui aliran darahnya, sebagaimana yang telah diberitahukan Nabi SAW. Oleh karena itu di sini Allah SWT berfirman: ((yaitu) ketika dua malaikat mencatat amal perbuatannya) yaitu dua malaikat yang mencatat amal perbuatan manusia.
(yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri) yaitu, selalu mengawasi (Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya) manusia tidak mengucapkan suatu kalimat pun (melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir) yaitu melainkan ada malaikat yang selalu mengawasi dan mencatatnya. Tidak ada suatu kalimat dan gerakan pun yang tidak tercatat. Sebagaimana Allah SWT berfirman: (Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu) (10) yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu) (11) mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan (12)) (Surah Al-Infithar)
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang firman Allah: (Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (18)) Bahwa semua yang diucapkan berupa kebaikan atau keburukan itu dicatat, sehingga benar-benar dicatat ucapannya yang mengatakan,"Aku telah makan dan minum, aku telah pergi dan aku baru datang, dan aku telah melihat" sehingga apabila hari Kamis, maka ucapan dan amal perbuatannya itu ditampilkan di hadapannya, lalu dia mengakuinya, apakah itu yang baik atau buruk, sedangkan selain dari itu tidak dianggap. Demikian itulah yang dimaksud firmanNya SWT: (Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nyalah terdapat Ummul Kitab (Lauh Manfuz) (39)) (Surah Ar-Ra'd)
Para Mufasir berbeda pendapat tentang orang yang diajak bicara, yaitu dengan firmanNya: (Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya (19)) Pendapat yang benar bahwa orang yang diajak bicara adalah manusia itu sendiri. Dikatakan bahwa dia adalah orang kafir, dan pendapat yang lainnya mengatakan selain itu.
Firman Allah: (Dan ditiuplah sangkakala. Itulah hari terlaksananya ancaman (20)) Telah disebutkan pembahasan hadits tentang tiupan sangkakala, kegemparan, kematian, dan kebnangkitan, yang semuanya itu pada hari kiamat.
(Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat, penggiring dan seorang malaikat penyaksi (21)) yaitu malaikat yang menggiringnya ke padang mahsyar dan malaikat yang menjadi saksi terhadap semua amal perbuatan yang dia lakukan. Demikianlah makna yang tampak pada ayat ini dan itulah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir. Kemudian Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ismail bin Abu Khalid, dari Yahya bin Rafi' maula Tsaqif yang mengatakan,”Aku mendengar Utsman bin Affan berkhutbah, lalu membaca firmanNya: (Dan datanglah tiap-tiap diri, bersama dengan dia seorang malaikat, penggiring dan seorang malaikat penyaksi (21)) dia berkata,”Malaikat penggiring yang menggiringnya menghadap kepada Allah dan malaikat penyaksi yang menyaksikan semua amal perbuatannya. Demikian juga dikatakan Mujahid, Qatadah, dan Ibnu Zaid.
Ibnu Jarir meriwayatkan tiga pendapat tentang makna yang dimaksud firman Allah SWT: (Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan darimu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari itu amat tajam (22))
Pendapat yang pertama bahwa yang dimaksud adalah orang kafir. Pendapat ini diriwayatkan Ali bin Abi Thalhah dari Ibnu Abbas. Demikian juga dikatakan Adh- Dhahhak bin Muzahim dan Shalih bin Kaisan.
Pendapat yang kedua bahwa yang diajak bicara adalah semua orang, baik yang berbuat kebaikan maupun yang durhaka; karena sesungguhnya akhirat itu jika dibandingkan dengan dunia sama dengan bangun, sedangkan dunia itu seperti tidur. Ini adalah pendapat yang dipilih Ibnu Jarir, dia menukilnya dari Husain bin Abdullah bin Ubaidillah, dari Abdullah ibnu Abbas.
Pendapat yang ketiga bahwa yang diajak bicara adalah Nabi SAW. Pendapat ini dikatakan Zaid bin Aslam dan anaknya. Makna ayat menurut pendapat keduanya adalah: Sesungguhnya sebelumnya kami dalam keadaan lalai dari Al-Qur'an ini, yaitu sebelum Al-Qur’an diturunkan kepadamu, lalu Kami bukakan darimu penutup yang menutupi dirimu dengan menurunkannya kepadamu, maka sekarang penglihatanmu menjadi tajam. Akan tetapi, yang jelas dari konteksnya berbeda dengan ini, bahkan yang diajak bicara adalah manusia itu sendiri. Makna yang dimaksud firmanNya SWT: (Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini) yaitu dari hari ini (maka Kami singkapkan terhadapmu tutup (yang menutupi) matamu, maka penglihatanmu pada hari ini amat tajam) yaitu kuat karena setiap orang di hari kiamat mempunyai penglihatan yang tajam, sehingga orang-orang kafir ketika di dunia, maka di hari kiamat mereka berada pada jalan yang lurus, tetapi hal itu tidak memberi manfaat sedikitpun bagi mereka. Allah SWT berfirman: (Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami) (Surah Maryam: 38) dan (Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang yakin” (12)) (Surah As-Sajdah)


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi

Surat Qaf ayat 16: Dan di antara bukti kekuasaan Allah bahwasanya Allah menciptakan manusia dan menjadikannya ada dari ketiadaan, dan bahwasanya Allah mengetahui hal yang membahayakan, serta apa yang disembunyikan dalam hati. Sungguh Allah Maha Dekat daripada urat leher, yaitu urat yang mengalirkan darah yang terhubung kepada jantung, maka tiada yang tersembunyi bagi Allah sesuatu pun selamanya.


📚 Hidayatul Insan bi Tafsiril Qur'an / Ustadz Marwan Hadidi bin Musa, M.Pd.I

Allah Subhaanahu wa Ta'aala memberitahukan bahwa Dia sendiri yang menciptakan manusia, baik yang laki-laki maupun yang perempuan. Dia mengetahui keadaan mereka, apa yang mereka sembunyikan dan apa yang dibisikkan oleh hati mereka, dan Dia lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya dengan ketinggian Dzat-Nya. Hal ini menghendaki manusia untuk selalu merasakan pengawasan Allah yang mengetahui hati dan batin mereka, sehingga mereka merasa malu jika berbuat maksiat karena senantiasa dilihat-Nya. Demikian pula hendaknya mereka mengetahui bahwa para malaikat yang mencatat ada bersamanya di sebelah kanan dan sebelah kirinya, sehingga mereka menghormatinya dan berhati-hati agar tidak mengerjakan atau mengucapkan kata-kata yang tidak diridhai Allah Rabbul ‘aalamin yang kemudian akan dicatat.


📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Qaf Ayat 16

Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah mengetahui apa yang dibisikkan oleh manusia dan tidak ada sesuatu pun yang samar atau tersembunyi bagi-Nya. Dan sungguh, kami, yakni Allah dengan kuasa-Nya bersama ibu bapak yang dijadikannya sebagai perantara telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. Yakni Allah maha mengetahui keadaan manusia walau yang paling tersembunyi sekali pun. 17. Ingatlah ketika dua malaikat mencatat perbuatan manusia, yang satu duduk di sebelah kanan, yaitu malaikat yang mencatat kebaikan dan yang lain di sebelah kiri, yaitu malaikat yang mencatat kejahatan.


Anda belum lancar atau belum hafal al-Qur'an? Klik di sini sekarang!

Demikianlah kumpulan penjabaran dari banyak mufassirin terhadap makna dan arti surat Qaf ayat 16 (arab-latin dan artinya), semoga membawa faidah untuk kita bersama. Bantulah syi'ar kami dengan mencantumkan tautan menuju halaman ini atau menuju halaman depan TafsirWeb.com.

Bacaan Cukup Sering Dilihat

Ada berbagai halaman yang cukup sering dilihat, seperti surat/ayat: Ali ‘Imran 173, Luqman 12, Tiga (3) Terakhir al-Baqarah, Az-Zalzalah 7-8, Al-Baqarah 255, At-Talaq 3. Serta Al-Baqarah 156, Al-Kautsar 2, Yusuf 87, An-Nahl 97, At-Taubah 103, An-Nahl.

  1. Ali ‘Imran 173
  2. Luqman 12
  3. Tiga (3) Terakhir al-Baqarah
  4. Az-Zalzalah 7-8
  5. Al-Baqarah 255
  6. At-Talaq 3
  7. Al-Baqarah 156
  8. Al-Kautsar 2
  9. Yusuf 87
  10. An-Nahl 97
  11. At-Taubah 103
  12. An-Nahl

Pencarian: arti surat lailatul qadar, ayat yang artinya jangan memalingkan mukamu adalah, arti dari lafaz irhamhuma adalah, surat al-fil ayat kedua, berikut yang memberi makanan berupa buah-buahan kepada maryam adalah

Surat dan Ayat Rezeki

GRATIS Dapatkan pahala jariyah dan buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah". Caranya, copy-paste text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga (3) group WhatsApp yang Anda ikuti:

Nikmati kemudahan dari Allah untuk memahami al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik nama suratnya, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar penjelasan lengkap untuk ayat tersebut:
 
👉 tafsirweb.com/start
 
✅ Bagikan informasi ini untuk mendapat pahala jariyah

Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol di bawah: